Sekda Banjarnegara Ajak Ulama dan Pemimpin Bersatu Jaga Persatuan Umat
GH News March 06, 2025 10:07 PM

TIMESINDONESIA, BANJARNEGARA – Sekretaris Daerah (Sekda) Banjarnegara, Indarto, menekankan pentingnya menjaga persatuan antara umat, ulama, dan pemimpin di wilayah Kabupaten Banjarnegara.

Pesan tersebut ia sampaikan saat memberikan tausiah setelah Salat Subuh di Masjid An Nur Banjarnegara, Kamis pagi (6/3/2025).

Kepemimpinan dalam Islam: Menyatukan Agama dan Dunia

Dalam ceramahnya, Indarto menegaskan bahwa Islam telah menghadirkan sosok pemimpin yang paripurna dalam diri Nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wa sallam. Sebagai pemimpin agama sekaligus pemimpin negara, Rasulullah menjadi contoh bagaimana kepemimpinan Islam menyatukan aspek duniawi dan ukhrawi dalam satu sosok.

"Negara Islam pertama kali berdiri dengan kepemimpinan yang menyatukan agama dan dunia. Begitu pula pada masa Khulafaur Rasyidin, para khalifah seperti Abu Bakar As-Shiddiq, Umar bin Khattab, Utsman bin Affan, dan Ali bin Abi Thalib melanjutkan kepemimpinan Rasulullah sebagai pemimpin umat," ujar Indarto.

Ia menambahkan bahwa para khalifah tersebut bukan hanya pemimpin politik, tetapi juga ulama yang memiliki pemahaman agama yang mendalam. Hal ini menunjukkan bahwa dalam kepemimpinan Islam, ulama dan umara (pemimpin) seharusnya berjalan beriringan, membimbing umat menuju kebaikan dan kebenaran.

Peran Ulama dan Umara di Era Sekarang

Di era saat ini, menurut Indarto, sudah seharusnya ulama dan umara saling berdekatan serta bekerja sama dalam membangun umat dan menyebarkan kebaikan. Ketika pemimpin memiliki ulama di sekelilingnya untuk memberikan nasihat dan masukan, kebijakan yang diambil akan selaras dengan nilai-nilai syariat dan membawa keberkahan bagi masyarakat.

“Seorang pemimpin yang bijak selalu mendengarkan para alim ulama dalam mengambil keputusan. Hal ini penting agar kebijakan yang dihasilkan tidak bertentangan dengan hukum syariat dan membawa manfaat bagi umat,” ujarnya.

Indarto juga menegaskan bahwa Islam telah mengatur hubungan antara ulama, pemimpin, dan rakyat. Masing-masing memiliki kewajiban yang harus dijalankan sesuai kedudukannya.

Pemimpin bertanggung jawab untuk menegakkan nilai-nilai agama serta menjamin kemudahan bagi umat dalam menjalankan ibadah. Selain itu, pemimpin harus bersikap adil dan amanah dalam mengemban tugasnya.

Kepemimpinan adalah Amanah yang Berat

Mengutip Tafsir As-Sa’di, Indarto menjelaskan bahwa amanah adalah segala sesuatu yang dipercayakan kepada seseorang dan harus ditunaikan dengan penuh tanggung jawab. Allah Subhanahu wa Ta'ala memerintahkan setiap hamba-Nya untuk menunaikan amanah dengan sempurna, tanpa kecurangan atau kelalaian. Amanah ini mencakup kekuasaan, harta, rahasia, serta segala perintah yang diberikan oleh Allah.

Sementara itu, konsep keadilan dalam Islam mengacu pada hukum yang ditetapkan oleh Allah melalui Rasul-Nya. Pemimpin harus memahami dan menerapkan keadilan dalam setiap kebijakan dan keputusan yang diambil, agar dapat menegakkan hukum yang baik dan benar.

"Jabatan sebagai pemimpin adalah amanah yang sangat berat dan harus dijalankan dengan penuh keadilan. Oleh karena itu, marilah kita mendoakan agar para pemimpin di Indonesia, khususnya di Banjarnegara, menjadi pemimpin yang baik, mencintai dan dicintai rakyatnya, serta senantiasa mendoakan dan didoakan oleh rakyatnya," tutur Indarto.

Ia juga berharap agar masyarakat Banjarnegara menjadi rakyat yang baik, yang tunduk kepada pemimpinnya dalam kebaikan, serta selalu mendukung dan mendoakan para pemimpin agar dapat membawa Banjarnegara menuju kemajuan dan kesejahteraan. (*)

© Copyright @2025 LIDEA. All Rights Reserved.