Cerita Insaf Irvan, Kehilangan Calon Istri hingga Pekerjaan karena Narkoba
Randy P.F Hutagaol March 06, 2025 11:32 PM

TRIBUN-MEDAN. com, MEDAN - Sesal tak ada guna, namun dibalik kesulitan akan selalu ada pelajaran dan keridhoan yang diberikan Tuhan kepada kita. 

Itulah kalimat Irvan Gultom saat ditanya mengenai ceritanya mendekam di balik jeruji besi.

Selain keluarga dan pekerjaan, Irvan kehilangan calon istri karena tersandung kasus narkoba pada 2022 silam. 

Irvan sempat bekerja sebagai tenaga ahli pemerintah daerah. Dia juga seorang sarjana informatika. 

Namun Irvan yang tinggal di Kecamatan Sidamanik, Kabupaten Simalungun, bersama dua temannya ditangkap saat menghisap ganja oleh petugas. Irvan lalu divonis tiga tahun penjara. 

"Ya awalnya aku masuk penjara pasti mental hancur. Mikirin keluarga, calon istri, pekerjaan banyak ya. Apalagi bulan bulan pertama, itu sangat sakit," kata Irvan kepada tribun, Kamis (6/3/2025). 

Irvan divonis tiga tahun bui atas kepemilikan ganja kering. Dia pun menjalani semua proses dengan tabah. 

Selain konflik batin, Irvan juga tak biasa jauh dari calon istri, yang akan dia dipersunting. Apalagi Irvan saat itu sudah bertunangan, dan akan segera melangsungkan pernikahan. 

Saat menjalani hukuman, konflik asmara mulai terjadi hingga berujung perpisahan keduanya. 

"Saya kehilangan calon istri saat menjalani hukuman. Sebenarnya kondisi yang sangat tidak bisa diungkapkan saat itu. Belum lagi pekerjaan dan sebagainya," kata Irvan. 

Lingkungan yang kurang menyenangkan di dalam lapas dan rutan juga semakin membuat dada Irvan sesak setiap hari. 

Dia mengatakan, tak tau ingin melakukan apa apa selain berserah diri saat di penjara. 

Apalagi saat saat memasuki bulan suci ramadhan pertama kali Irvan di penjara, dia semakin sedih karena rindu rumah dan keluarga. 

Ramadhan di penjara, Irvan hanya bisa melihat langit dari mushola yang ada dalam Lapas Simalungun. Pikirannya lalu terbang bersama khayalannya. 

Dia mengatakan, itu adalah momen awal kali dia merefleksikan diri saat benar benar terpuruk. 

Air mata pun menetes tiada henti, dari cerita pahit itu muncullah keinginan untuk menjadi lebih baik. 

"Puasa pertama kali di lapas saya nangis. Karena cuman bisa liat langit dan tembok tembok. Apalagi dengar suara takbiran lebaran, saya lebih sedih lagi," lanjut Irvan dengan suara liri. 

Kegetiran membuat Irvan perlahan lebih taat. Dia salat, puasa, tadarus, hingga menjadi pengurus musolah yang ada dalam lapas. 

Dua tahun lebih menjalani hukuman, Irvan kemudian dapat pulang.

Ramadhan  ini menjadi tahun kedua baginya dapat sahur lagi bersama keluarga. 

Saat ini Irvan juga sudah beristri, dan bekerja sebagai tulang punggung keluarga. 

"Saat ini alhamdulillah semua saya lewati, sekarang sudah ada istri dan ingin fokus kerja dan semakin mendekatkan diri sama tuhan," kata Irvan. 

Irvan mengaku banyak belajar selama menjalani masa hukuman. Apalagi soal agama. Irvan yang dulunya cenderung mengabaikan perintah agama kini semakin taat. 

Saat ramadhan seperti hari ini, Irvan mengatakan masih suka terenyuh, mengingat masa lalu. 

Apalagi dulu Irvan jauh dari agama bahkan senang menggunakan barang haram. Sesekali dia juga minum minuman keras. 

Namun kini dia lebih tenang dan semakin mensyukuri apa apa yang dia dapati. 

Irvan pun berpesan agar anak anak muda menjauhi narkoba dan menjaga diri dari perilaku tercela dengan tidak meninggalkan salat. 

"Apa pun yang terjadi tetap bersyukur dan jangan sekali kali pakai narkoba. Saya berpesan apalagi saat ramadhan ini jaga selalu prilaku dengan tidak meninggalkan salat."

(cr17/tribun-medan.com) 

© Copyright @2025 LIDEA. All Rights Reserved.