TRIBUNJATIMTIMUR.COM, SURABAYA - Chef Pastry M Ferdiyanzah membuat miniatur Masjid Nasional Al-Akbar Surabaya dari bahan dasar cokelat.
Bangunan miniatur setinggi 75 centimeter ini berdiri di atas meja berlapis papan selebar 1,4 meter dengan panjang 1,2 meter.
Masjid cokelat itu kini menjadi ikon dan berada di lobby Hotel Ciputra World Surabaya.
“Tahun ini, kami membuat miniatur Masjid Nasional Al-Akbar Surabaya karena bangunan masjid ini yang ikonik di Surabaya. Bahannya semua dari cokelat termasuk tower. Rangka bangunan stirofoam, dicover cokelat,” ujarnya ditemui di lobby hotel, Kamis (6/2/2025).
Miniatur yang dibangun selama lima hari ini, dilanjutkan Ferdi, menghabiskan 25 kilogram cokelat putih, dark cokelat sebanyak lima kilogram, dan 10 kilogram gula halus.
Semula Chef Ferdi dan tiga orang timnya menentukan luasan dasar dan sketsa bangunan.
Proses diawali dengan membuat bagian lantai dari cokelat maupun beberapa potongan tersusun berlapis yang dibentuk detail untuk tangga.
“Setelah semua lantai selesai, saya bangun pilar, dan paling akhir kubahnya. Setelah itu finishing dan detail-detailnya,” ungkapnya.
Bagian paling sulit diakuinya adalah detail jendela dan keramik. Lantaran tersebut dari cokelat, sehingga harus dibentuk presisi.
Untuk menghasilkan bentuk yang menyerupai aslinya, Chef Ferdi mengaku harus mengobservasi langsung ke lokasi masjid tersebut.
Tidak hanya terkait struktur bangunan miniatur, tetapi juga warna yang dipilih semirip mungkin dengan aslinya.
“Saya menyesuaikan warna dari Masjid Al-Akbar dari lantai keramiknya cream, tangganya abu-abu, kubahnya dalamnya biru luaran hijau saya coba buat seperti aslinya. Prosesnya saya juga observasi, jadi supaya bisa sama,” ujarnya.
Bagian kubah memiliki tingkat detail tersendiri. Selain karena bentuknya, diakui Chef Ferdi, mencari warna biru yang pas juga tantangan.
Pewarna yang digunakan juga khusus untuk cokelat, lebih buttery. Sebab, pewarna makanan pada umumnya cenderung cair yang tidak dapat dicampur dengan cokelat.
“Tingkat kesulitan kubahnya dari warnanya. Birunya beda dengan pewarna yang ada, tidak sama, jadi biru saya campur ungu untuk dapat warna yang mirip,” ungkapnya.
Penampilan miniatur masjid ini dilengkapi dengan granola, cokelat kerikil batu Arab serta rumput dan ornamen pohon memperkaya dekorasi.
Sementara itu, Stephanie Caroline Peilouw selaku Marketing Communication menyebut, Hotel Ciputra World Surabaya rutin membuat miniatur berbagai bentuk.
Dekorasi ikonik ini muncul pada momen tertentu, seperti Ramadan maupun Natal untuk menyambut para tamu sekaligus spot foto ikonik.
Sebelumnya, hotel ini juga membuat dekorasi ikonik miniatur sebuah masjid di Turki yakni Hagia Sophia.
“Dulu dimulainya masjid dari kurma, semenjak itu berlanjut setiap momen Ramadan dan Natal, menjadi salah satu centerpiece. Untuk kurma bikin dari rangka dan ditempelin, kalau yang seperti ini lebih ribet karena lekukannya harus kelihatan. Ini juga menjadi spot foto selama Ramadan,” ungkapnya.
(Nur Ika/TribunJatimTimur.com)