TIMESINDONESIA, OGAN KOMERING ILIR – Dalam upaya mendukung swasembada pangan serta meningkatkan produksi beras nasional, Kementerian Pertanian (Kementan) melalui Politeknik Pembangunan Pertanian Malang atau Polbangtan Malang membentuk Brigade Pangan. Program ini juga menjadi langkah strategis dalam regenerasi petani dengan melibatkan kaum milenial di sektor pertanian.
Menteri Pertanian (Mentan), Andi Amran Sulaiman, menegaskan pentingnya Brigade Pangan sebagai solusi menghadapi ancaman krisis pangan global. Melalui program ini, sektor pertanian Indonesia diharapkan semakin tangguh dalam menghadapi ketidakpastian rantai pasokan pangan dunia.
Brigade Pangan ini bertujuan untuk meningkatkan produksi beras secara nasional. Program ini juga diharapkan mampu memobilisasi kelompok-kelompok masyarakat dan meregenerasi pemuda-pemudi petani milenial agar dapat berpartisipasi secara aktif dalam peningkatan produksi beras dan dengan memanfaatkan teknologi pertanian modern yang dapat meningkatkan hasil panen.
Ini sesuai dengan arahan Mentan Amran yang menyebutkan pentingnya pengelolaan sumber daya lahan secara berkelanjutan dengan pembentukan brigade dari kaum millenial untuk mengolah lahan.
“Kita perlu melibatkan kaum millenial dalam proses produksi pertanian agar mereka dapat berkontribusi secara aktif dan kreatif,” ujarnya.
Kondisi lahan Brigade Pangan yang terdampak banjir di Desa Sungai Belida, Kecamatan Lempuing Jaya, Kabupaten Ogan Komering Ilir, Sumatera Selatan. (Foto: Polbangtan Malang for TIMES Indonesia)
Kepala Badan Penyuluhan dan Pengembangan Sumber Daya Manusia Pertanian (BPPSDMP), Idha Widi Arsanti, juga menegaskan pentingnya sinergi antara pemerintah, petani, dan masyarakat dalam mewujudkan swasembada pangan.
"Mewujudkan swasembada pangan ini tidak bisa dilakukan sendirian, kita harus terus bergandengan tangan dengan semua pihak," kata Idha.
Peninjauan Lahan Brigade Pangan yang Terdampak Banjir
Pada Kamis (27/2/2025), penyuluh pertanian, koordinator penyuluh, serta mahasiswa Polbangtan Malang dan siswa SMK PP Sembawa melakukan peninjauan ke lahan Brigade Pangan Mekar Sari yang terdampak banjir di Desa Sungai Belida, Kecamatan Lempuing Jaya, Kabupaten Ogan Komering Ilir, Sumatera Selatan.
Menurut Koordinator Penyuluh Kecamatan Lempuing Jaya, Nopriadi, banjir yang melanda Desa Sungai Belida disebabkan oleh jebolnya tanggul yang mengalirkan air dari Sungai Lempuing. Selain itu, derasnya hujan yang turun semalaman turut memperburuk situasi, di mana tanggul yang dibangun tidak cukup tinggi untuk menahan aliran air menuju lahan pertanian.
"Rendaman air banjir ini biasanya akan surut dalam waktu tiga minggu, namun kondisi padi kemungkinan besar sudah mati," jelas Nopriadi.
Peninjauan ini bertujuan mengevaluasi kerusakan dan dampaknya bagi petani serta memberikan rekomendasi pemulihan, seperti pengolahan tanah dan pemupukan. Selain itu, kegiatan ini berperan sebagai edukasi bagi petani dalam menghadapi pasca-banjir. Diharapkan, petani dapat merencanakan strategi tanam yang lebih baik, mengurangi risiko bencana, serta memperkuat hubungan dengan penyuluh dalam upaya pemulihan sektor pertanian.
Direktur Polbangtan Malang, Setya Budhi Udrayana, menegaskan bahwa Brigade Pangan memiliki peran strategis dalam membantu petani menghadapi situasi darurat seperti bencana alam.
"Brigade Pangan merupakan bentuk nyata kepedulian dan aksi cepat dalam membantu petani yang terdampak bencana. Kami akan terus memperkuat pendampingan ini dengan menyiapkan tenaga terampil yang dapat membantu pemulihan lahan serta memberikan edukasi terkait praktik pertanian berkelanjutan," ujarnya.
Sementara itu, para petani mengungkapkan kekhawatiran mereka terhadap kegagalan panen akibat banjir. Kendati demikian, mereka optimistis dengan adanya dukungan dari Brigade Pangan dan sinergi berbagai pihak, pemulihan sektor pertanian dapat berjalan lebih cepat. (*)