Indonesia memiliki peluang besar untuk menjadi World Class Educational Tourism Destination, terutama dengan kekayaan budaya, alam, dan sejarah yang dapat dikemas sebagai pengalaman belajar unik.
Apalagi memiliki lebih dari 1.300 suku bangsa dengan adat istiadat yang berbeda menjadikan Indonesia sebagai laboratorium sosial budaya bagi wisatawan edukasi.
Tradisi unik seperti wayang kulit, batik, tenun ikat, dan upacara adat memberikan pengalaman belajar langsung tentang warisan budaya Indonesia.
Juga hutan hujan tropis, terumbu karang, gunung berapi, dan ekosistem laut menjadikan Indonesia tempat ideal untuk studi tentang ekologi, konservasi lingkungan, dan keberlanjutan.
Belum lagi destinasi seperti Taman Nasional Komodo, Raja Ampat, dan Kalimantan bisa menjadi pusat penelitian dan wisata edukasi berbasis alam.
Kementerian Pariwisata RI mulai fokus mengembangkan educational tourism sebagai bagian dari strategi diversifikasi sektor pariwisata.
Deputi Bidang Pemasaran Kementerian Pariwisata RI, Ni Made Ayu Marthini mengatakan, dengan sumber daya alam yang luar biasa, budaya yang kaya, serta beragam tema edukasi yang dapat dieksplorasi.
"Sehingga Indonesia memiliki peluang besar untuk menjadi World Class Educational Tourism Destination," kata Ni Made saat usai pengumuman WisataSekolah resmi bergabung WYSE Travel Confederation seperti dikutip , Minggu (9/3/2025).
Dikatakannya, keanggotaan itu, Ni Made optimistis lebih banyak wisatawan mancanegara, khususnya dari sekolahsekolah internasional, akan tertarik untuk berkunjung ke Indonesia.
Kementerian Pariwisata mendorong dan mengapresiasi seluruh pihak berperan untuk mempromosikan terkait wisata edukasi ini."Langkah WisataSekolah ini diharapkan menjadi awal yang baik dalam memperkenalkan Indonesia sebagai destinasi utama bagi program study tour dan school trip dari seluruh dunia,” ungkapnya.
Dikatakannya, kolaborasi dengan organisasi global seperti WYSE Travel Confederation membuka akses lebih luas bagi sekolah internasional untuk memilih Indonesia sebagai destinasi school trip.
Pelopor penyelenggara school trip di Indonesia juga menerima sertifikat keanggotaan WYSE Travel Confederation dalam acara seremonial di ITB Berlin 2025.
Bahkan membawa sekolah internasional untuk berkunjung ke desadesa tersebut, memperkenalkan potensi lokal, serta mendukung pengembangan ekonomi berbasis pariwisata berkelanjutan.
Dengan keanggotaan ini, peluang bagi desa wisata binaan Bakti BCA untuk dikenal dan dikunjungi wisatawan mancanegara semakin terbuka lebar.
Nona Faletta, perwakilan Bakti BCA mengapresiasi langkah WisataSekolah dalam memperluas jejaring globalnya.
"Wisata edukasi yang mereka kembangkan telah memberikan dampak positif bagi desa wisata binaan kami," katanya.