TRIBUNNEWS.COM - Presiden Amerika Serikat, Donald Trump mengatakan pada Minggu waktu setempat (9/3/2024), pemerintahannya sedang berkomunikasi dengan empat kelompok berbeda terkait penjualan platform media sosial TikTok yang dimiliki oleh perusahaan Tiongkok, ByteDance.
Hal ini diutarakan Trump saat mendapatkan sejumlah pertanyaan dari wartawan di dalam Air Force One,
"Bisa saja itu segera terjadi," ungkap Trump ketika ditanya apakah kesepakatan terkait TikTok akan segera tercapai,
Menurutnya, semua perusahaan besar yang ikut dalam pembicaraan akusisi TikTok adalah pihak-pihak yang telah memberikan opsi terbaik.
"Kami sedang berurusan dengan empat kelompok berbeda, dan banyak orang menginginkannya ... keempatnya bagus," tambahnya.
Nasib TikTok sendiri masih menggantung di udara sejak disahkannya undang-undang yang mewajibkan pemiliknya, ByteDance, untuk menjual platform tersebut atas dasar keamanan nasional AS.
Peraturan tersebut dirilis oleh Mahkamah Agung Amerika Serikat dengan larangan operasional efektif mulai 19 Januari 2025.
Pengecualian terjadi jika platform tersebut dijual oleh perusahaan induknya, ByteDance, yang berbasis di China ke badan usaha yang berasal dari luar Tiongkok.
Undang-undang ini sendiri dirancang untuk mencegah China yang ditetapkan sebagai "pihak asing yang bermusuhan" (foreign adversary), dari potensi penyalahgunaan TikTok.
Mahkamah Agung AS menilai China bakal memanfaatkan kendalinya atas TikTok guna melakukan aktivitas yang membahayakan keamanan nasional AS.
Salah satu kekhawatiran utama adalah kemungkinan akses pemerintah China terhadap data pengguna TikTok, yang mencakup informasi sensitif dari warga Amerika
Setelah sempat shut down karena larangan beroperasi pada 19 Januari 2025, TikTok kemudian aktif kembali setelah Trump membatalkan kebijakan tersebut melalui perintah eksekutif.
Di perintah yang ia terbitkan setelah dilantik pada 20 Januari 2025 tersebut, Trump menunda pelaksanaan undang-undang tersebut selama 75 hari.
Di wawancara yang dilakukan di Air Force tersebut, Trump enggan menjelaskan identitas empat calon pembeli potensial yang sedang berdiskusi aktif dengan pemerintahannya..
Meskipun tidak merinci semua nama secara eksplisit, beberapa perusahaan besar beberapa waktu belakangan ini menunjukkan minatnya untuk mengakuisisi operasional TikTok di AS
Dikutip dari South Morning China Post pada 27 Januari 2025, Microsoft disebut sebagai salah satu nama yang mencuat dalam perburuan tikTok.
Trump bahkan membenarkan kabar ketertarikan perusahaan yang dipimpin oleh Satya Nadella untuk mengakuisisi TikTok pada akhir Januri lalu.
Selain Microsoft, ada juga tawaran dari Perplexity AI , sebuah perusahaan rintisan berbasis di California yang fokus pada teknologi kecerdasan buatan.
Nama lain yang muncul dalam daftar adalah konsorsium yang dimiliki pengusaha Frank McCourt , yang dianggap sebagai salah satu kandidat kuat untuk mengambil alih TikTok.
(Bobby)