Diduga Kecewa Tidak Diizinkan Bekerja di Luar Negeri, Pemuda di NTT Gantung Diri
Eko Sutriyanto March 13, 2025 06:40 PM

TRIBUNNEWS.COM, KUPANG – Sebuah kisah pilu datang dari Kabupaten Timor Tengah Selatan (TTS), Nusa Tenggara Timur (NTT).

Seorang pemuda berinisial YAM (20) ditemukan tewas dalam kondisi tergantung di daerah Manelalete, Kecamatan Amanuban Barat, Rabu (12/3/2025). 

Diduga, aksi nekat ini dilakukan karena kecewa setelah keinginannya untuk bekerja di luar negeri tidak mendapatkan izin dari keluarganya.

Menurut informasi yang berhasil dihimpun, YAM sempat meminta izin kepada keluarganya untuk bekerja di luar negeri namun permintaannya itu ditolak.

Merasa kecewa dan tertekan, YAM kemudian meminta izin untuk mencari kayu bakar pada Rabu siang.

“Ia bilang mau cari kayu bakar, tapi sampai malam tidak pulang. Keluarga sempat khawatir dan berencana mencarinya keesokan harinya,” ungkap seorang sumber dekat keluarga.

Namun, nasib berkata lain.

Sebelum keluarga sempat mencari, ibu YAM justru menemukan anaknya dalam kondisi tak bernyawa.

Saat itu, sang ibu sedang bersiap untuk mencari kayu bakar pada pukul 05.30 WITA.

“Ibu korban yang hendak mencari kayu bakar pagi itu menemukan korban dalam posisi tergantung,” kata Kapolres TTS, AKBP Sigit Harimbawan, S.H., S.I.K., M.H., melalui Kasat Reskrim, IPTU Joel Ndolu, S.H.

Tim kepolisian dan tenaga medis segera melakukan pemeriksaan di lokasi kejadian. Dari hasil visum yang dilakukan, korban diduga telah meninggal sejak dini hari. 

Beberapa ciri-ciri kematian akibat gantung diri terlihat jelas, salah satunya adalah adanya bekas huruf “V” pada leher korban.

“Bekas huruf ‘V’ pada leher menunjukkan bahwa kematian korban murni karena gantung diri. Tidak ada tanda-tanda kekerasan atau tindak kriminal lainnya,” jelas IPTU Joel Ndolu.

Keluarga Menolak Autopsi dan Proses Hukum

Meski kejadian ini mengejutkan banyak pihak, keluarga korban memilih untuk menerima kenyataan dengan lapang dada. 

Mereka menolak untuk melakukan autopsi lebih lanjut dan meminta agar tidak ada proses hukum yang dilakukan.

“Pihak keluarga menerima kematian korban dan menolak untuk diautopsi. Mereka juga meminta agar tidak ada proses hukum terkait kasus ini,” tambah Joel.

Duka Mendalam dari Warga Sekitar

Kejadian ini menyisakan duka mendalam bagi warga sekitar. YAM dikenal sebagai pemuda yang rajin dan baik hati.

Banyak yang tidak menyangka bahwa tekanan batin akibat penolakan izin bekerja ke luar negeri bisa membawanya pada keputusan tragis ini.

“Dia anak yang baik, rajin membantu orang tua. Tapi mungkin terlalu banyak tekanan yang dia rasakan,” ujar seorang tetangga korban.

Kasus ini menjadi pengingat bagi masyarakat tentang pentingnya memperhatikan kesehatan mental, terutama di kalangan pemuda. 

Tekanan ekonomi dan harapan untuk mengubah nasib seringkali menjadi beban berat yang tidak semua orang mampu tanggung.

“Kami berharap kejadian seperti ini tidak terulang lagi. Masyarakat perlu lebih peka terhadap kondisi psikologis orang-orang di sekitar mereka,” pesan Kapolres TTS, AKBP Sigit Harimbawan. (Pos Kupang/Maria Vianey Gunu Gokok)

 

DISCLAIMER:

Berita atau artikel ini tidak bertujuan menginspirasi tindakan bunuh diri.

Anda yang merasa memerlukan layanan konsultasi masalah kejiwaan, terlebih pernah terbersit keinginan melakukan percobaan bunuh diri, jangan ragu bercerita, konsultasi atau memeriksakan diri ke psikiater di rumah sakit yang memiliki fasilitas layanan kesehatan jiwa.

Berbagai saluran telah tersedia bagi Anda untuk menghindari tindakan bunuh diri.

© Copyright @2025 LIDEA. All Rights Reserved.