Qatar akan Menghidupkan Kembali Sektor Energi Suriah Melalui Inisiatif yang Didukung Amerika Serikat
Muhammad Barir March 14, 2025 04:38 PM

Qatar akan Menghidupkan Kembali Sektor Energi Suriah Melalui Inisiatif yang Didukung AS

TRIBUNNEWS.COM- Seorang pejabat Qatar mengumumkan pada tanggal 13 Maret bahwa negara Teluk itu akan menyediakan gas alam kepada Suriah untuk meningkatkan sektor energi negara tersebut.

Rencana ini muncul ketika Suriah menghadapi krisis ekonomi yang parah dan akan melibatkan pengiriman gas ke negara tersebut melalui wilayah Yordania.

Khalifa Abdullah al-Mahmoud al-Sharif, Kuasa Usaha Qatar di Suriah, mengatakan, “Inisiatif untuk menyediakan pasokan gas alam yang disetujui ke Suriah melalui wilayah Yordania untuk jangka waktu tertentu, dengan tujuan berkontribusi pada pembangkitan listrik mulai dari 400 megawatt dan ditingkatkan secara bertahap, diajukan oleh Qatar Fund for Development.”

Sumber yang dikutip oleh Reuters pada hari Kamis sebelumnya mengatakan bahwa Qatar akan mulai menyediakan gas kepada Suriah untuk “meningkatkan” pasokan energi negara tersebut dalam sebuah langkah yang didukung oleh AS.

Seorang pejabat AS mengatakan kepada media tersebut bahwa rencana tersebut telah "mendapat persetujuan Washington". 

Laporan itu muncul saat Suriah menghadapi krisis ekonomi yang parah akibat perang, sanksi, dan pendudukan selama lebih dari satu dekade. 

Pihak berwenang Suriah telah mengisyaratkan kesediaan untuk menghidupkan kembali sektor energi negara yang terpukul. 

Direktur Hubungan Masyarakat Kementerian Perminyakan Suriah, Ahmad Suleiman, mengatakan kepada kantor berita Attaqa bahwa kementerian telah “menerima beberapa tawaran untuk tender minyak mentah terbaru, dan setelah mengevaluasi tawaran tersebut, perusahaan yang akan memasok dipilih sesuai dengan spesifikasi dan ketentuan yang dibutuhkan.”

Akhir bulan lalu, negara-negara Uni Eropa menangguhkan dengan segera beberapa sanksi yang telah dijatuhkan blok tersebut terhadap Suriah selama tahun-tahun pemerintahan mantan presiden Bashar al-Assad, termasuk pembatasan terkait energi, perbankan, transportasi, dan rekonstruksi.

Inggris mencabut sanksi terhadap Suriah minggu lalu, termasuk pembatasan pada bank sentralnya.

Hal ini terjadi setelah dimulainya kampanye pembunuhan massal yang brutal terhadap warga sipil dari minoritas Alawite di sepanjang pantai Suriah, yang dilakukan oleh pasukan pemerintah Suriah. 

Pemerintah Suriah baru-baru ini menandatangani kesepakatan dengan Pasukan Demokratik Suriah (SDF) yang didukung AS, yang membantu Washington mengawasi pendudukan militernya di ladang minyak Suriah. Kesepakatan tersebut bertujuan untuk mengintegrasikan SDF ke dalam tentara Suriah baru yang didominasi oleh kaum ekstremis. 

Tidak jelas bagaimana perjanjian ini akan memengaruhi nasib ladang minyak Suriah yang diduduki. "Prosedur akan memakan waktu untuk mempersiapkan penyerahan sumur minyak dan gas di wilayah timur laut Suriah yang berada di bawah kendali SDF," kata Suleiman kepada Asharq al-Awsat pada hari Kamis. 

Menteri Energi Turki Alparslan Bayraktar dikutip mengatakan pada 27 Desember bahwa Ankara berminat menyediakan listrik ke Suriah dan memperkuat infrastruktur energi negara itu, termasuk melalui proyek minyak dan gas alam di Suriah. 

"Ada banyak topik yang perlu dimatangkan, mulai dari membangun jaringan pipa minyak dari Suriah ke Turki, menggabungkannya dengan jaringan pipa Irak-Turki," katanya. 

Proyek jaringan pipa gas alam Turki-Qatar diusulkan pada tahun 2009 dan ditujukan untuk menyalurkan gas negara Teluk tersebut ke Turki dan ke Eropa melalui Arab Saudi, Yordania, dan Suriah. Usulan Qatar ditolak oleh pemerintah sebelumnya di Suriah.

Perang yang didukung AS dan Turki di Suriah dimulai dua tahun kemudian. 

 


SUMBER: THE CRADLE

© Copyright @2025 LIDEA. All Rights Reserved.