TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA – Pengelolaan anggaran infrastruktur cloud menjadi tantangan besar bagi pelaku bisnis di era transformasi digital saat ini.
Laporan Flexera 2024 State of the Cloud Report mengungkapkan, 84 persen responden dari kalangan bisnis berkembang dan korporasi mengalami kesulitan dalam mengatur biaya cloud.
"Masalah utama yang sering dihadapi adalah anggaran yang tidak tepat sasaran atau pengeluaran untuk infrastruktur yang belum dibutuhkan," kata CEO Biznet Gio, Dondy Bappedyanto, saat peluncuran GIO Enterprise Cloud di Jakarta, Selasa (19/3/2025).
Hal ini menunjukkan bahwa meskipun cloud computing menawarkan fleksibilitas dan skalabilitas, pengelolaan biaya yang tidak tepat dapat menjadi bumerang bagi perusahaan.
Pernyataan ini menggarisbawahi pentingnya strategi pengelolaan anggaran cloud yang efisien untuk menghindari pemborosan dan memastikan investasi teknologi memberikan nilai maksimal.
"Pengaturan anggaran infrastruktur cloud yang efisien bukanlah tugas yang mudah, tetapi dengan strategi yang tepat, perusahaan dapat mengoptimalkan pengeluaran tanpa mengorbankan kualitas dan keamanan,' katanya.
Pengelolaan biaya cloud tidak hanya tentang mengurangi pengeluaran, tetapi juga tentang mengoptimalkan penggunaan sumber daya untuk mendukung pertumbuhan bisnis.
Dikatakannya, beberapa tantangan utama yang dihadapi perusahaan adalah perusahaan sering kali mengalokasikan sumber daya cloud lebih besar dari yang dibutuhkan, mengakibatkan pemborosan biaya.
Juga biaya tambahan seperti transfer data, bandwidth, atau layanan dukungan sering kali tidak terantisipasi dalam anggaran.
Untuk mengatasi tantangan tersebut, perusahaan perlu menerapkan strategi pengelolaan anggaran cloud yang komprehensif.
Langkah yang diambil identifikasi Workload yang memahami beban kerja (workload) yang akan dijalankan di cloud, termasuk kebutuhan komputasi, storage, dan jaringan dan menyesuaikan layanan cloud dengan kebutuhan bisnis.
Misalnya, gunakan layanan serverless untuk workload yang bersifat sementara atau sporadis.
Menyadari kebutuhan spesifik pasar Indonesia, pihaknya menghadirkan solusi Gio yang dirancang untuk membantu perusahaan mengatasi tantangan pengelolaan anggaran cloud.
"Kami memahami kebutuhan spesifik pasar lokal dan standar internasional dan pelaku industri dapat fokus pada inovasi dan pertumbuhan bisnis inti tanpa terbebani biaya tinggi atau biaya tersembunyi," kata Dondy.
Gio Enterprise Cloud jadi momentum penting bagi pelaku industri di Indonesia untuk mempercepat transformasi digital. "Kami ingin memberikan solusi cloud yang tidak hanya menghemat biaya, tetapi juga membuka peluang baru untuk pertumbuhan dan inovasi di era digital," ujar Dondy.
Dengan dukungan solusi cloud yang efisien dan teroptimasi, perusahaan dapat menghadapi tantangan digital dengan lebih percaya diri, sambil memastikan pengelolaan anggaran yang efektif dan berkelanjutan.