Merancang Ekosistem Pendidikan Inovatif: Konsep Membangun & Implementasi Teaching Factory di Kampus
Daniel Ari Purnomo March 19, 2025 07:30 PM

Oleh : Robby Hardian, S.IP., M.Ds

Dalam penyelenggaraan pendidikan tinggi vokasi, institusi harus mencapai dua tujuan: menyediakan pembelajaran yang sesuai dengan kebutuhan dunia industri dan menghasilkan lulusan yang siap kerja.

Institusi yang menerapkan pembelajaran berbasis industri akan memiliki reputasi yang lebih baik di mata industri dan masyarakat karena lulusannya dianggap lebih profesional, kompeten, dan siap kerja.

Untuk mencapai tujuan tersebut, membangun Teaching Factory di kampus sangat penting karena akan memberikan banyak manfaat bagi mahasiswa, institusi pendidikan, dan industri.

Teaching Factory memperkuat hubungan antara kampus dan industri dengan memberi siswa pengetahuan tentang dunia kerja nyata dan pengalaman langsung dalam proses produksi dan operasional industri.

Hal ini akan meningkatkan keterampilan teknis dan keahlian profesional siswa, membuat mereka lebih siap untuk bekerja.

Namun, pendidikan tinggi vokasi tidak mengeluarkan pedoman dalam membangun Teaching Factory.

Berbeda dengan pendidikan vokasi di level SMK, terdapat pedoman yang mengatur cara menjalankan Teaching Factory. Kampus bertanggung jawab sepenuhnya atas pembentukan dan pengelolaan Teaching Factory sesuai dengan caranya masing-masing.

Bagi kampus yang berencana membangun Teaching Factory, pasti akan muncul pertanyaan seperti: dari mana harus mulai membangun Teaching Factory? 

Jika kita melihat beberapa kampus yang sudah menerapkan Teaching Factory seperti Politeknik Manufakturing Bandung, Politeknik ATMI Surakarta, Akademi Inovasi Indonesia Salatiga, Universitas Dian Nuswantoro Semarang, Universitas AMIKOM Jogjakarta dan lainnya, kita akan
melihat bahwa masing-masing Teaching Factory mereka memiliki karakter yang berbeda.

Hal ini disebabkan oleh karakteristik yang berbeda dari masing-masing kampus, yang membuat sulit bagi kampus yang akan membangun Teaching Factory untuk mengikuti atau menduplikasi bentuk penyelenggaraannya.

Keberagaman Teaching Factory kampus terkait dengan status kampus, keunggulan spesifik, manajemen, dan cara kerja sama dengan industri.

Jadi, dari mana kampus harus memulai untuk membangun Teaching Factory?

Pertama, keunggulan spesifik kampus harus ditentukan. Untuk mencapai tujuan yang akan dicapai melalui pembangunan Teaching Factory, kampus harus memiliki pandangan tentang analisis dunia industri yang akan dituju, yang akan menjadi keunggulan spesifik kampus.

Dengan melihat potensinya dan menganalisis pasar, kampus akan dapat menetapkan tujuan yang akan dicapai melalui pembangunan Teaching Factory. Dengan kata lain, di tahap awal harus sudah ditetapkan kampus akan menjadi pusat keunggulan apa.

Langkah berikutnya adalah membangun Teaching Factory dengan bekerja sama dengan industri untuk memperluas jaringan profesional.

Kampus mulai mencari dan menggandeng mitra industri yang berpengalaman dan berdedikasi untuk pendidikan dan bisnis. Ini adalah tahap yang paling sulit karena biasanya ditentukan oleh orang-orang di kampus yang dikenal oleh industri.

Untuk memudahkan pencarian mitra industri, pihak kampus harus memiliki figur individu yang dekat dengan dunia kerja.

Tahap berikutnya, setelah mendapatkan mitra industri untuk membangun Factory Teaching, adalah membahas pola kesepakatan dengan industri tentang pengelolaan Factory Teaching.

Pada tahap ini, kampus sangat kondisional dan dapat berbeda-beda, sehingga bentuk Teaching Factory akan menjadi ciri khas kampus dan tidak dapat diadopsi oleh kampus lain karena terkait beberapa hal yang menjadi diferensiasi seperti kekuatan finansial dan sumber daya manusia.

Dalam membangun kesepakatan dengan mitra industri juga harus terdapat roadmap pengembangan Teaching Factory dan pola bisnis yang akan dibangun.

Hal ini akan bersinggungan dengan apakah mitra industry mempunyai otoritas penuh sebagai pengelola Teaching Factory atau mereka akan
ditarik ke dalam bagian kampus atau bentuk kerjasama lainnya. 

Setelah tercapai kesepakatan dengan mitra industri, maka untuk meningkatkan relevansi kurikulum, industri harus terlibat dalam pengembangan dan pelaksanaan kurikulum setelah bentuk dan pola kerja sama pelaksanaan Teaching Factory dibuat.

Hal ini ditujukan agar materi pembelajaran semakin relevan dan sesuai dengan perubahan dan persyaratan industri.

Sehingga gap pengetahuan dan skill antara kampus dan industry sudah tidak ada lagi.

Tahapan ini membutuhkan komitmen yang kuat dari kampus karena biasanya akan terjadi gejolak dari dosen.

Apabila tahapan ini sudah terlampui, maka Teaching Factory di kampus akan siap berjalan.

Secara umum, Teaching Factory kampus akan mencapai kemandirian keuangan dan memberikan kontribusi besar finansial kepada kampus secara bertahap.

Ekskalasi pertama dalam membangun Teaching Factory adalah non-profit, berfokus pada pemenuhan kebutuhan internal kampus.

Ekskalasi berikutnya, yang berorientasi pada keuntungan, berfokus pada penyediaan layanan profesional dan pembuatan produk kampus.

Hal ini tentunya membutuhkan waktu lebih dari setahun sesuai dengan roadmap pengembangan Teaching Factory yang dirancang.

Keberadaan Teaching Factory di kampus memberikan kesempatan bagi mahasiswa dan dosen untuk terlibat dalam proyek penelitian terapan dan inovasi yang relevan dengan kebutuhan industry.

Teaching Factory di kampus akan mampu mendorong inovasi dan penelitian terapan.

Ini dapat menghasilkan solusi praktis bagi tantangan industri sekaligus meningkatkan kualitas penelitian di kampus.

Selain itu, Teaching Factory akan mampu menumbuhkan jiwa kewirausahaan di kalangan siswa.

Siswa dapat belajar tentang manajemen bisnis dan kewirausahaan dengan terlibat dalam proses produksi dan operasional, ketika Teaching Factory sudah pada menghasilkan banyak profit maka menunjukkan sudah saatnya mendirikan unit bisnis sebagai payung hukum badan usaha dari Teaching Factory agar berkembang lebih jauh dan semakin luas.

Dalam mengembangkan Teaching Factory juga dapat melibatkan alumni baik sebagai penyedia project maupun sumbangan fasilitas selain menggunakan dana CSR perusahaan.

Secara keseluruhan, Teaching Factory adalah kunci pendidikan vokasi yang memiliki banyak manfaat dan sangat penting untuk menghasilkan lulusan yang mahir, profesional, dan siap menghadapi tantangan di dunia kerja di pasar global.

© Copyright @2025 LIDEA. All Rights Reserved.