Fakta ASN di Lombok Utara Akhiri Hidup, Depresi Diduga Dipaksa Polisi Mengaku Mencuri HP
galih permadi March 19, 2025 07:30 PM

TRIBUNJATENG.COM - Seorang pria berinsial RW asal Lombok Utara, Nusa Tenggara Barat mengakhiri hidup diduga mengalami depresi setelah dituduh mencuri handphone.

RW dituduh mencuri HP seorang karyawan minimarket.

Berikut ini beberapa fakta terkait tewasnya RW.

1. Sosok

Korban adalah seorang pemuda berinisial RW asal Batu Jompang.

Ia merupakan Aparatur Sipil Negara (ASN) PPPK sebagai staf teknis di Dinas PUPR Kabupaten Lombol Utara.

RW juga berjualan es keliling setelah pulang dari kantor.

Almarhum dikenal sebagai sosok yang rajin ibadah.

2. Dituduh Mencuri

Awalnya, RW dituduh mencuri handphone milik karyawan minimarket pada Jumat (7/3/2025).

Ayah RW, Nasruddin kepada wartawan menceritakan dengan secara detil. Pada hari itu, anaknya sepertinya tidak fokus, karena terburu-buru harus menjual es. 

Kebetulan ada HP yang mirip dengan HP milik Rizkil Watoni di bagian depan meja kasir, spontan ia memasukkan HP tersebut ke dalam tasnya.

 Almarhum mengira itu HP miliknya.

Beberapa saat kemudian, HP tersebut berdering dan diangkat olehnya, saat itulah dia baru sadar bahwa itu bukan HP miliknya. 

Melalui sambungan telpon itu, ia dan pemilik HP sepakat mengembalikan HP tersebut keesokan harinya.

Beberapa saat setelah ia bertemu dengan pemilik dan langsung mengembalikan HP tersebut datanglah aparat kepolisian dan membawanya ke markas polisi.

"Seperti orang yang sedang menangkap (dalam) OTT," ucap Nasruddin.

RW pun langsung dibawa ke polisi.

3. Korban diancam penjara dan denda Rp 500 juta

Meskipun pihak terlapor dan pelapor sudah damai, namun kasus itu masih diproses.

"Ini yang membuat kami heran, bahkan menurut ayah korban, korban ditakut-takuti akan dihukum penjara 5 tahun dan denda 500 juta, kan aneh itu kasus pencurian yang tidak terbukti," kata Kepala Dusun Batu Jopang Wardiono, dikutip dari Kompas.com.

4. Dipaksa mengaku oleh polisi

Ayah korban, Nasrudin (53) mengatakan jika anaknya selalu mengeluh tentang pelakuan yang diterima.

Korban dipaksa mengakui perbuatan yang tidak dilakukan.

"Anak saya tidak mau mengaku melakukan pencurian, dia terus dipaksa oleh orang Polsek untuk mengakui perbuatan yang tidak dilakukannya. Dia lebih baik mati daripada mengaku," kata Nasrudin dengan mata berkaca-kaca.

5. Diduga Depresi 

RW mengakhiri hidup karena depresi setelah diproses polisi terkait kasus pencurian handphone milik seorang karyawan 

"Almarhum ini tertekan setelah diproses aparat kepolisian, padahal korban tidak sengaja memasukkan Hp karyawan Alf***** ke dalam tasnya, dan tidak sampai 24 jam Hp-nya langsung dikembalikan," lanjut Wardiono. 

6. Korban sempat klarifikasi di medsos

Dikutip dari TribunLombok, pada tanggal 8 Maret 2025, sampat memberikan klarifikasi lewat akun media sosial Facebook-nya.  

"Salah kira ku we. Lillah demi Allah kenang ku hpng ku."

Status ini dia buat untuk memberikan klarifikasi terkait dugaan pencurian HP yang dituduhkan kepada dirinya. Melalui media sosial dia berusaha memberikan penjelasan. 


7.Warga Bakar Polsek Kayangan

Markas Polsek Kayangan dirusak oleh ratusan massa daru Desa Sesait, Kecamatan Kayangan pada Senin (17/3/2025) malam.

Massa merusak bakar dan membakar sepeda motor di halaman luar Mapolsek.

Selain itu, massa juga memecahkan jendela.

Peristiwa pengrusakan ini dibenarkan oleh Kasi Humas Polres Lombok Utara, Made Wiryawan.

"Saya bersama Pak Kapolres masih di TKP, benar warga melakukan perusakan di Polsek Kayangan. Saya dan Pak Kapolres ada di TKP, ini dipicu karena penanganan kasus," ucap Made dikutip dari Kompas.com.

Peristiwa ini diduga buntut kasus meninggalnya RW.

Sementara itu, Kasubsi Humas Polres Lombok Utara Ipda Made Wiryawan yang dikonfirmasi membenarkan adanya peristiwa kericuhan di Polsek Kayangan.

Namun, dirinya belum mengetahui penyebab kejadian tersebut.  

(*)

 

© Copyright @2025 LIDEA. All Rights Reserved.