The Fed Tahan Suku Bunga Acuan 4,5 Persen demi Selamatkan Ekonomi AS  
Choirul Arifin March 20, 2025 12:38 PM

 

TRIBUNNEWS.COM, WASHINGTON – Bank Sentral Amerika Serikat, Federal Reserve (The Fed), menahan suku bunga acuan sebesar 4,25 persen—4,50 persen Maret ini.

Mengutip dari  CNBC International keputusan ini di umumkan Gubernur The Fed Jerome Powell lewat konferensi pers yang digelar usai rapat Federal Open Market Committee atau FOMC pada Rabu (19/3/2025) pukul 14.30 ET waktu setempat.

Dewan The Fed memberikan suara bulat mempertahankan suku bunga setelah sebelumnya menurunkan suku bunga di akhir 2024.

Keputusan ini diambil bukan tanpa alasan, Gubernur The Fed menjelaskan kebijakan moneter AS memiliki dua tujuan utama, yakni penyerapan tenaga kerja yang maksimal dan harga yang stabil.

Upaya ini diyakini dapat mendorong inflasi AS agar bisa landai mencapai target 2 persen. Lantaran Suku bunga yang lebih tinggi akan membuat konsumen maupun bisnis lebih berhati-hati dalam membelanjakan uang mereka.

Selain itu juga untuk mengurangi permintaan yang berlebihan, menurunkan tekanan inflasi, serta menjaga daya beli masyarakat yang pada gilirannya membantu menjaga stabilitas harga di seluruh ekonomi, termasuk memperkuat nilai dolar AS di pasar global.

Kebijakan moneter yang ketat bisa meningkatkan kepercayaan pasar terhadap kestabilan ekonomi.  lantaran investor dan konsumen cenderung lebih percaya pada ekonomi yang memiliki kebijakan moneter yang dapat diandalkan dan tegas dalam menjaga stabilitas harga.

"Kita tidak perlu terburu-buru untuk menyesuaikan sikap kebijakan kita dan kita berada dalam posisi yang baik untuk menunggu kejelasan yang lebih baik," ujar Powell.

Para pejabat The Fed mengindikasikan bahwa mereka masih mengantisipasi pengurangan biaya pinjaman hingga setengah poin persentase pada akhir tahun ini, dalam konteks perlambatan pertumbuhan ekonomi dan penurunan inflasi.

Hal tersebut sejalan dengan proyeksi inflasi AS tahun ini yang dikerek naik di level 2,7 persen, lebih tinggi dibandingkan dengan laju 2,5 persen yang diantisipasi pada Desember.

Saham di Wall Street Rebound

Merespon kebijakan The Fed, tiga indeks utama Wall Street dilaporkan menguat pada penutupan perdagangan Rabu malam. Ditandai dengan saham Dow Jones Industrial Average yang naik 0,25 persen.

Nasdaq Composite yang menguat 0,5 persen menjadi 17.592,29 dan S&P 500 yang melesat  0,3 persen menjadi 5.634,26, berkat adanya dorongan dari sektor teknologi, yang menunjukkan kinerja luar biasa di antara 11 sektor utama dalam indeks S&P 500.

Sementara obligasi mengalami pembalikan tiba-tiba pada Rabu, di mana imbal hasil dua tahun merosot ke bawah 4 persen dan imbal hasil 10 tahun turun empat basis poin menjadi 4,24 persen.

Angka ini menandai kebangkitan saham AS yang sebelumnya mengalami tekanan jual yang parah dalam beberapa minggu terakhir setelah serangkaian indikator ekonomi mengisyaratkan perlambatan ekonomi AS di tengah ketidakpastian kebijakan perdagangan.

Terpisah, menyusul kenaikan saham Wall Street mayoritas bursa Asia turut mengalami rebound, seperti S&P/ ASX 200 Australia yang diperdagangkan 0,77 persen lebih tinggi pada pembukaan. 

Diikuti Kospi Korea Selatan yang naik 0,64 persen pada pembukaan, sementara Kosdaq berkapitalisasi kecil melesat 0,55 persen.

Laporan Reporter: Namira Yunia

 

© Copyright @2025 LIDEA. All Rights Reserved.