TRIBUNNEWS.COM - Gelandang timnas Australia, Jackson Irvine, man of the match (MOTM) alias pemain terbaik dalam laga kontra Timnas Indonesia, memberi sebuah kesaksian.
Menurutnya, permainan Timnas Indonesia di bawah asuhan Patrick Kluivert tidak sepenuhnya gagal total. Sebaliknya, Jakcson Irvine merasakan tekanan hebat dari gaya main yang diperagakan skuad Garuda.
Australia menang besar lewat skor 5-1, atas Timnas Indonesia pada laga ketujuh Grup C putaran ketiga Kualifikasi Piala Dunia 2026 zona Asia di Sydney Football Stadium, Kamis (20/5/2025) malam WIB.
Jackson Irvine menjadi bintang kemenangan Australia dengan brace atau dua gol yang dicetaknya pada menit ke-34 dan 90'.
Tiga gol lainnya dari Socceroos dicatatkan Martin Boyle, Nishan Velupillay, dan Lewis Miller. Adapun satu-satunya gol Timnas Indonesia dihasilkan Ole Romeny.
Bagi Australia, tambahan tiga poin membuat mereka makin membuka kans lolos otomatis ke Piala Dunia 2026.
Untuk sementara Australia di urutan kedua Grup C dengan poin 10, sementara Timnas Indonesia melorot di posisi keempat dengan poin enam.
Seusai pertandingan, Jackson Irvine memberikan komentar mengenai penampilan timnya.
Menurut gelandang berusia 32 tahun itu, secara umum Australia bermain kurang baik, dan bahkan cenderung lebih banyak ditekan oleh tim tamu.
Diakuinya, permainan skuad Garuda besutan Patrick Kluivert benar-benar menyulitkan dia dan rekan-rekannya untuk berkembang.
"Kami ingin menjadi tim yang mengontrol penguasaan bola jauh lebih baik daripada yang kami lakukan hari ini. Sejujurnya, kami mungkin tidak cukup baik dalam penguasaan bola selama 90 menit," kata Irvine, dikutip dari laman TheRoar.
"Mereka datang dengan intensitas lebih dari yang mungkin pernah saya hadapi di pertandingan kandang selama beberapa waktu terakhir. Rasanya menakutkan, mereka seperti menekan penuh selama 90 menit," sambung pemain yang memperkuat klub FC St. Pauli.
"Sulit untuk memainkan gaya penguasaan bola ketika Anda terus-menerus berada di bawah tekanan. Apa yang harus kami lakukan adalah, ketika kami mematahkan tekanan, kemudian tampil klinis," imbuhnya.
Apa yang dikatakan Jackson Irvine cukup beralasan.
Dalam statistik pertandingan, Indonesia unggul dalam penguasaan bola hingga 61 persen berbanding 39 persen. Australia juga kalah dalam jumlah tembakan, meski sedikit lebih banyak untuk shoot on target.
Namun, skuad Garuda juga masih unggul dalam jumlah operan, akurasi operan, hingga sepak pojok.
Hal itulah yang sedikit disesalkan oleh gelandang asal klub St Pauli di Bundesliga ini.
Meski begitu, nyatanya kubu Australia bermain lebih efektif dengan mampu mencetak hingga lima gol!
"Anda lihat, seperti yang kami lakukan, saat-saat kami berhasil menerobos, kami tampak seperti akan mencetak gol. Ada beberapa aspek dari pertandingan ini yang menyenangkan. Banyak hal yang bisa kami lakukan dengan lebih baik," lanjut Irvine.
"Sebenarnya, kami juga ingin menjaga clean sheet. Tapi, secara keseluruhan, dalam situasi seperti yang kami alami, untuk menang 5-1 di kandang, kami tidak bisa mengeluh," tegasnya
Kemenangan atas Timnas Indonesia membuat perjalanan Socceroos makin mulus untuk menuju Piala Dunia 2026.
Tambahan tiga poin dari Timnas Indonesia tidak hanya membuat pasukan Tony Popovic ini punya tambahan poin dengan gap cukup jauh, melainkan juga produktivitas gol yang baik dihasilkan Jackson Irvine dkk.
Socceroos kini telah memasukkan 11 gol dan kemasukan enam gol. Alhasil mereka punya selisih +5 gol, jauh melebihi pesaing di Grup C, yakni Timnas Arab Saudi, Indonesia, Bahrain, dan China.
Selanjutnya Australia dijadwalkan bertanding melawan China di Hangzhou, Selasa (25-3-2025).
Di atas kertas, Australia diyakini bakal mengatasi China. Pada pertemuan pertama di Adelaide, Australia berhasil mengalahkan China 3-1.
(Giri)