TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Menteri Perhubungan (Menhub) Dudy Purwagandhi menyatakan, akan berkoordinasi dengan aparat kepolisian dan Pemerintah Daerah (Pemda) terkait larangan pembentukan posko mudik oleh Organisasi Kemasyarakatan (Ormas) di Cikarang Jawa Barat.
Padahal menurutnya, pembentukan posko Angkutan Lebaran 2025 ini, justru untuk kepentingan masyarakat saat arus mudik maupun balik Lebaran 2025.
"Berkaitan dengan ormas tersebut ya kami menyerahkan kepada pihak Polri maupun Pemda, pemerintah daerah setempat karena posko tersebut kan untuk kepentingan masyarakat juga, untuk melayani masyarakat dan pemudik-pemudik," kata Dudy usai menghadiri pembukaan Posko Angkutan Lebaran 2025 di Kemenhub, Jumat (21/3/2025).
Sebagai tindak lanjut, Menhub Dudy meminta Pemda Cikarang dan Bekasi untuk melakukan penanganan terhadap Ormas yang melarang pendirian posko.
"Barangkali nanti kami akan minta kepada pemerintahan Cikarang ya, berarti Bekasi ya nanti kami akan coba koordinasikan melalui polri maupun Pemda Bekasi bagaimana penanganannya terhadap ormas-ormas yang melarang pendirian posko, apalagi posko yang memang didirikan oleh pemerintahan. Pasti kami akan koordinasikan," jelas dia.
Untuk informasi, viral di media sosial X yang memperlihatkan bahwa seorang pria yang mengaku Ormas melarang Tim Relawan Kemanusiaan untuk mendirikan posko mudik 2025 di Cikarang.
"Seorang pria Marah marah yang mengaku dari Ormas yang melarang Tim Relawan Kemanusiaan dan mendirikan Tenda Untuk Posko Mudik 2025 di area Citarik Puteran Cikarang Timur Pada Rabu malam (19/3/2025). pria menggunakan kopiah tersebut mengaku dari ormas dan melarang," kutip akun media sosial X @kabarnegri_.
Adapun berdasarkan survei Badan Kebijakan Transportasi (BKT) telah potensi pergerakan masyarakat selama periode Lebaran tahun 2025 diprediksi mencapai 146,48 juta jiwa atau setara 52 persen dari total penduduk Indonesia.
Puncak arus mudik diprediksi terjadi pada H-3 atau 28 Maret 2025 dengan potensi jumlah pergerakan masyarakat sebanyak 12,1 juta orang (dengan penerapan kebijakan WFA). Sedangkan puncak arus balik diprediksi terjadi pada H+5 atau 6 April 2025 dengan potensi jumlah pergerakan masyarakat sebanyak 31,49 juta orang.
Terkait angka sebaran, daerah asal perjalanan terbanyak adalah Jawa Barat sebesar 30,9 juta orang (21,1 persen), disusul Jawa Timur sebesar 26,4 juta orang (18 persen), Jawa Tengah sebesar 23,3 juta orang (15,9 persen), Banten sebesar 7,9 juta orang (5,4 persen) dan DKI Jakarta sebesar 6,7 juta orang (4,6 persen).
Sementara daerah tujuan perjalanan terbanyak adalah Jawa Tengah sebesar 36,6 juta orang (25 persen), Jawa Timur sebesar 27,4 juta orang (18,7 persen), Jawa Barat sebesar 22,1 juta orang (15,1 persen), Yogyakarta sebesar 9,4 juta orang (6,4 persen) dan Sumatera Utara sebesar 6,2 juta orang (4,2 persen).
Kemudian, terdapat lima moda transportasi yang menjadi pilihan utama masyarakat untuk melakukan perjalanan selama libur Lebaran. Pilihan terbanyak jatuh pada mobil pribadi sebesar 33,69 juta (23 persen), diikuti bus sebesar 24,76 juta (16,9 persen), kereta api antarkota sebesar 23,58 juta (16,1 persen), pesawat sebesar 19,77 juta (13,5 persen), dan sepeda motor sebesar 12,74 juta (8,7 persen).