TRIBUNNEWS.COM - 2 juta lebih penduduk Israel Tengah ketakutan usai Houthi Yaman mekakukan serangan Kamis (27/3/2025).
Sirene roket terdengar, termasuk di Tel Aviv dan Yerusalem.
Menurut laporan, serangan Houthi Yaman mendorong jutaan orang Israel mencari perlindungan.
Komando Front Dalam Negeri Israel mengonfirmasi bahwa sirene serangan udara diaktifkan di 255 lokasi.
Media Israel melaporkan ledakan di Yerusalem, sementara militer pendudukan Israel mengumumkan intersepsi dua rudal yang diluncurkan dari Yaman.
Menurut surat kabar Israel Yedioth Ahronoth, laporan awal menunjukkan bahwa pecahan rudal jatuh di daerah Mevo Horon.
Lalu lintas udara di Bandara Ben Gurion dihentikan sementara, dengan semua lepas landas dan pendaratan ditangguhkan, dan penerbangan yang masuk diinstruksikan untuk tetap dalam pola penahanan.
Kantor berita Israel, Israel Hayom, melaporkan bahwa jutaan warga Israel berlindung pada siang hari setelah peluncuran rudal dari Yaman.
Sementara Rabu (26/3/2025), pemimpin Ansarallah Abdul-Malik al-Houthi menegaskan kembali komitmen kelompoknya untuk mendukung Palestina, dengan menyatakan bahwa kelompok itu tidak akan goyah meskipun agresi Amerika Serikat (AS) sedang berlangsung terhadap Yaman.
Ia menekankan bahwa sikap Ansarallah berakar pada keimanan, prinsip kemanusiaan, dan kewajiban moral, dan akan terus mendukung rakyat Palestina dengan segala cara yang tersedia.
Al-Houthi juga mencatat bahwa Israel, dengan dukungan penuh AS, sedang menjalankan strategi yang bertujuan melikuidasi perjuangan Palestina dan secara paksa mengusir warga Palestina dari tanah mereka.
Ia menyoroti mobilisasi Yaman untuk mendukung Palestina, termasuk penargetan lokasi-lokasi Israel dengan rudal balistik, pesawat nirawak, dan senjata hipersonik.
Sejak November 2023, Ansarallah atau kelompok Houthi Yaman telah menargetkan kapal kargo yang berafiliasi dengan Israel di Laut Merah dan sekitarnya sebagai respons atas genosida Israel di Gaza.
Kelompok tersebut menghentikan operasinya setelah gencatan senjata pada 19 Januari 2025 antara Israel dan perlawanan Palestina.
Namun kembali melanjutkan serangan setelah Israel menghidupkan kembali kampanye militernya pada 18 Maret 2025.
Sementara itu, AS melancarkan 17 serangan udara di Kegubernuran Saada Yaman pada hari Rabu, yang menargetkan wilayah di dalam dan sekitar kota tersebut.
Ini menandai putaran terakhir serangan AS, yang menurut Washington ditujukan untuk Ansarallah.
Presiden AS Donald Trump telah berjanji untuk “melenyapkan” kelompok Houthi Yaman.
Diketahui dengan dukungan penuh AS, Israel telah melakukan genosida di Gaza sejak 7 Oktober 2023, menewaskan dan melukai lebih dari 164.000 warga Palestina, sebagian besar dari mereka adalah wanita dan anak-anak, sementara lebih dari 14.000 orang masih hilang.
(Garudea Prabawati)