TRIBUNNEWS.COM - Bandara Heathrow di Inggris terpaksa ditutup pada Jumat (21/3/2025), gara-gara kebakaran besar melilit gardu listrik di dekatnya, sehingga memutus pasokan daya utama dan cadangan bandara.
Kebakaran ini mengakibatkan ratusan ribu penumpang terlantar dari berbagai belahan dunia, memicu kekacauan perjalanan global.
Dampak dari insiden ini dirasakan secara luas, mulai dari Las Vegas, Frankfurt hingga Dubai.
Banyak penumpang yang terjebak dalam transit tanpa kepastian jadwal penerbangan mereka.
Di Dubai, pelanggan British Airways mengungkapkan kekecewaannya kepada Sky News.
Sementara itu, Charlotte Johnston di Guangzhou, China, terjebak berjam-jam di bandara dengan hanya barang bawaan seadanya.
Di Las Vegas, Chez Khan, seorang direktur layanan klien dari London, mengungkapkan kesulitannya karena terpisah dari anak-anaknya selama seminggu.
Dia dan beberapa penumpang lain dialihkan ke sebuah hotel, tetapi ternyata kamar tidak tersedia, memaksa mereka kembali ke bandara tanpa bantuan.
Sementara itu, Becky Davies, yang tengah merayakan ulang tahun pernikahannya di Las Vegas, juga mengalami nasib serupa.
Ia dan suaminya seharusnya kembali ke Inggris pada Kamis malam.
Sedihnya, pasangan itu terpaksa menunda kepulangannya padahal ada empat anak mereka yang menunggu di rumah.
Di Jenewa, Swiss, Taylor Collier-Brown bersama tim hoki lapangan terjebak setelah perjalanan ski di Pegunungan Alpen Prancis.
Mereka menghadapi kesulitan untuk kembali ke London tepat waktu sebelum pertandingan.
Kazumi Nakamura dan putrinya yang berusia 13 tahun juga mengalami keterlambatan perjalanan saat hendak kembali ke Vancouver dari London.
Meskipun situasinya tidak terlalu mendesak, mereka tetap berharap bisa segera mendapatkan penerbangan baru.
Bagi Halleli Pinson, seorang profesor sosiologi pendidikan dari Universitas Ben Gurion, keterlambatan ini menjadi pukulan besar.
Ia seharusnya menghadiri konferensi pendidikan di Chicago, tetapi penerbangannya dibatalkan tanpa solusi yang memadai dari British Airways.
Sebaliknya, Foluke Oleniwen dari Nigeria merasa lega karena tiba di London tepat sebelum bandara ditutup, meski ia tetap bersimpati kepada mereka yang terdampak.
Kebakaran terjadi pada Kamis (20/3/2025) malam sekitar pukul 23.00 waktu setempat.
Api besar dan asap hitam membumbung dari gardu induk.
Kebakaran ini melenyapkan 25.000 liter minyak pendingin dalam transformator, menyebabkan pemadaman listrik total.
Pemadam kebakaran berhasil mengendalikan api pada Jumat dini hari dengan menyemprotkan busa pemadam kebakaran.
Insiden ini memaksa Heathrow membatalkan lebih dari 1.350 penerbangan pada Jumat.
Juga mengacaukan jadwal perjalanan hingga 291.000 penumpang.
Banyak penerbangan dialihkan ke bandara lain di Inggris dan Eropa, sementara beberapa pesawat jarak jauh bahkan kembali ke titik keberangkatan.
Harga hotel di sekitar Heathrow melonjak drastis, dengan beberapa kamar mencapai 500 pound atau sekitar lima kali lipat dari harga normal.
Para pemimpin industri penerbangan mempertanyakan bagaimana infrastruktur utama seperti Heathrow bisa lumpuh hanya karena satu kebakaran.
Seorang eksekutif maskapai Eropa mengatakan kepada Reuters bahwa bandara sebesar Heathrow seharusnya memiliki cadangan listrik yang lebih andal.
Menteri Energi Inggris, Ed Miliband, menyatakan bahwa insiden ini tampaknya bukan akibat sabotase dan pemerintah akan menyelidiki penyebab pastinya.
Ia juga menekankan pentingnya evaluasi terhadap sistem cadangan bandara agar kejadian serupa tidak terulang.
Menurut data Cirium, setidaknya 37 penerbangan dari maskapai seperti British Airways, American Airlines, Air Canada, Delta, Qantas, dan United Airlines dialihkan atau dikembalikan ke bandara asal mereka.
Jadwal penerbangan global mengalami kekacauan karena banyak pesawat dan awaknya tidak berada di lokasi yang tepat.
Maskapai seperti EasyJet dan Ryanair berusaha mengatasi penumpukan dengan menambah penerbangan atau menggunakan pesawat berkapasitas lebih besar.
Analis industri memperkirakan gangguan perjalanan ini akan berlangsung selama beberapa hari ke depan.
Seorang juru bicara Heathrow menyatakan bahwa bandara tetap ditutup hingga Jumat (21/3/2025) tengah malam atau Sabtu (22/3/2025) dini hari, dengan harapan pemulihan sistem dapat dilakukan secepat mungkin.
"Kami mohon maaf atas ketidaknyamanan ini," kata pihak Heathrow dalam pernyataannya.
(Tribunnews.com, Andari Wulan Nugrahani)