Hotman Paris Siap Bantu Ungkap Motif dan Isu Judi Sabung Ayam dalam Tewasnya 3 Polisi di Lampung
Glery Lazuardi March 24, 2025 12:34 PM

TRIBUNNEWS.COM, LAMPUNG - Publik kini tengah memperhatikan dengan seksama perkembangan kasus penembakan yang menewaskan tiga anggota polisi di Way Kanan, Lampung, pada Senin (17/3/2025). 

Insiden tersebut terjadi saat penggerebekan judi sabung ayam, yang menyebabkan gugurnya Kapolsek Negara Batin, Iptu Lusiyanto, bersama dua anggotanya, Bripka Petrus Apriyanto dan Bripda Ghalib Surya Ganta.

Sebagai bentuk penghargaan atas pengorbanan mereka, ketiganya diberikan kenaikan pangkat. 

Sementara itu, pihak kepolisian dan TNI sedang melakukan penyelidikan lebih lanjut untuk mengungkap siapa yang bertanggung jawab dan motif di balik penembakan tersebut.

Selain itu, kasus ini semakin mencuat karena munculnya dugaan terkait isu uang setoran yang melibatkan beberapa oknum polisi dan TNI yang terlibat dalam kasus tersebut. 

Isu ini semakin berkembang setelah Mirdawiani, istri Aipda Anumerta Petrus Apriyanto, melalui video yang beredar di media sosial, meminta agar sidang militer terkait insiden ini digelar secara terbuka untuk mencari keadilan. 

Dalam video yang viral tersebut, Mirdawiani memohon kepada Presiden, DPR RI, Kapolri, Panglima TNI, Kompolnas, Kapolda Lampung, dan Pangdam II Sriwijaya untuk menggelar persidangan yang dapat disaksikan oleh publik melalui televisi dan media sosial.

"Saya memohon agar sidang ini dilakukan secara terbuka dan putusan yang seadil-adilnya diberikan," ujar Mirdawiani, yang menyampaikan harapannya pada Minggu (23/3/2025).

Terkait isu yang berkembang, Hotman Paris Hutapea, pengacara kondang, segera merespons melalui media sosialnya. 

Pada akun Instagram resmi @hotmanparisofficial, ia mengundang keluarga korban untuk menghubungi tim hukum "Hotman 911" guna membantu mengungkap lebih lanjut kasus ini. 

"Kasus penembakan 3 polisi oleh oknum TNI di Lampung: Agar keluarga Korban hubungi Hotman 911," tulis Hotman Paris dalam unggahan tersebut.

Hotman Paris melalui tim hukum "Hotman 911" juga memberikan kesempatan bagi keluarga korban untuk berkonsultasi dan memperoleh bantuan hukum.

Tim Hotman 911 yang terdiri dari pengacara berpengalaman ini dikenal dengan komitmennya dalam membantu masyarakat yang membutuhkan keadilan, termasuk dalam kasus-kasus yang melibatkan warga dengan ekonomi lemah atau masalah hukum yang berlarut-larut.

Sejak didirikan, program Hotman 911 telah membantu menyelesaikan berbagai kasus hukum yang menarik perhatian publik.

Salah satunya adalah pengaduan dari seorang ibu bernama Soimah asal Palembang, yang kehilangan anaknya di Pondok Pesantren Modern Darussalam Gontor, Ponorogo. Kasus tersebut akhirnya mendapat perhatian kepolisian setelah menjadi viral.

Hotman Paris mengungkapkan bahwa tujuan Hotman 911 adalah memberikan akses hukum yang lebih mudah bagi mereka yang terpinggirkan atau yang merasa kesulitan memperjuangkan hak-haknya di hadapan penegak hukum.

"Banyak warga yang merasa hukum tidak adil atau sulit diakses. Oleh karena itu, Hotman 911 hadir untuk membantu mempercepat penanganan kasus yang tak kunjung jelas," ujar Hotman.

Kasus terbaru yang ditangani Hotman 911 adalah aduan mengenai dugaan pemerkosaan terhadap seorang ABG 13 tahun di Jakarta Utara, yang melibatkan empat anak di bawah umur.

Hotman pun menyarankan agar hukum tentang sistem peradilan anak segera direvisi, mengingat maraknya kasus kekerasan seksual yang melibatkan anak-anak.

Dengan terus berkembangnya isu terkait penembakan tiga polisi di Lampung, serta adanya isu uang setoran dalam praktik perjudian sabung ayam yang melibatkan oknum-oknum aparat,

 Hotman Paris siap untuk terus mendampingi keluarga korban hingga kebenaran terungkap.

Kronologi Penembakan

Insiden bermula ketika Polsek Negara Batin menerima laporan mengenai aktivitas judi sabung ayam di Kampung Karang Manik.

Setelah melakukan penyelidikan awal, sebanyak 17 personel dikerahkan untuk melakukan penggerebekan pada Senin sore, sekitar pukul 16.50 WIB. Kapolsek Iptu Lusiyanto memimpin langsung operasi tersebut.

Saat tim kepolisian tiba di lokasi, situasi awalnya tampak normal. Namun, tiba-tiba mereka diserang oleh orang tak dikenal yang melepaskan tembakan.

Dalam insiden tersebut, Kapolsek Iptu Lusiyanto, Bripka Petrus Apriyanto, dan Bripda Ghalib Surya Ganta tertembak dan meninggal dunia di tempat kejadian. Jenazah ketiganya kemudian dibawa ke RS Bhayangkara untuk dilakukan otopsi.

Berdasarkan hasil pemeriksaan sementara, ketiga anggota polisi tersebut meninggal dunia akibat luka tembak di bagian kepala.

Penyelidikan dan Dugaan Keterlibatan Oknum TNI

Pasca kejadian, aparat kepolisian dan militer bergerak cepat untuk mengusut pelaku dan motif di balik penembakan tersebut. Muncul dugaan bahwa judi sabung ayam tersebut dikendalikan oleh oknum prajurit TNI, yang diduga terlibat dalam insiden ini.

Saat ini, tim gabungan TNI-Polri tengah melakukan penyelidikan lebih lanjut untuk mengungkap identitas pelaku serta pihak-pihak yang bertanggung jawab.

Masyarakat setempat dan keluarga korban menuntut keadilan atas kematian ketiga anggota polisi yang gugur dalam menjalankan tugas.

Fakta Baru 

Komisi Kepolisian Nasional (Kompolnas) mengungkap fakta baru terkait penembakan tiga anggota polisi yang tewas saat penggerebekan judi sabung ayam di Negara Batin, Way Kanan, Lampung, pada Senin (17/3/2025) sore.

Kompolnas menyatakan telah memiliki rekaman video yang memperlihatkan detik-detik kejadian penembakan, termasuk identitas pelaku dan senjata yang digunakan. 

Selain itu, terungkap bahwa ketiga polisi yang tewas sengaja menjadi target penembakan karena dianggap menghalangi kegiatan sabung ayam ilegal.

Rekaman Video Jadi Bukti Kuat

Komisioner Kompolnas, Choirul Anam, menyatakan bahwa rekaman video yang dimiliki Kompolnas memperlihatkan dengan jelas jalannya peristiwa penembakan.

"Rekaman video ini menunjukkan kondisi lapangan yang terang benderang, meski kejadian berlangsung sekitar pukul 17.00 WIB. Pelaku dan senjata yang digunakan juga terekam jelas," ujar Choirul dalam keterangan resmi, Jumat (21/3/2025).

Choirul menambahkan, rekaman tersebut menjadi bukti kuat yang seharusnya mempermudah proses hukum. Namun, ia mempertanyakan mengapa tim gabungan TNI-Polri hingga kini belum menetapkan tersangka, padahal fakta dan bukti sudah sangat jelas.

"Tantangannya, tim gabungan ini sudah hampir satu minggu belum menetapkan tersangka. Faktanya jelas, unsurnya jelas, peristiwanya jelas, saksinya juga jelas. Apa masalahnya?" tegasnya.

Ketiga Polisi Jadi Target Penembakan

Kompolnas juga mengungkap fakta mengejutkan bahwa ketiga polisi yang tewas, yaitu Inspektur Satu (Iptu) Lusiyanto, Brigadir Kepala (Bripka) Petrus Apriyanto, dan Brigadir Dua (Bripda) Ghalib Surya Ganta, sengaja menjadi target penembakan.

"Penembak ini memang menargetkan Pak Kapolsek dan petugas lainnya karena mereka dianggap menghalangi kegiatan sabung ayam ilegal," jelas Choirul.

Menurutnya, ketiga polisi ditembak dari jarak dekat saat berusaha menghalau peserta judi sabung ayam yang berusaha melarikan diri.

"Mereka ditembak dengan cara yang cukup dekat karena sedang menghalau. Ini menunjukkan bahwa penembakan dilakukan dengan sengaja dan terencana," ujarnya.

Senjata Pabrikan dan Sidik Jari Balistik

Choirul juga memastikan bahwa senjata yang digunakan pelaku bukanlah senjata rakitan, melainkan senjata pabrikan. Hal ini dibuktikan dengan temuan proyektil peluru dalam tubuh Kapolsek yang memiliki sidik jari balistik yang jelas.

"Senjatanya adalah senjata pabrikan. Proyektil peluru yang ditemukan dalam tubuh Kapolsek memiliki sidik jari balistik yang jelas. Ini menunjukkan bahwa pelaku memiliki akses ke senjata resmi," jelasnya.

Fakta ini semakin memperkuat dugaan bahwa pelaku penembakan adalah oknum terlatih, diduga dari kalangan TNI. Namun, hingga saat ini, tim gabungan TNI-Polri belum memberikan kejelasan mengenai identitas pelaku.

Kompolnas Desak Transparansi dan Kecepatan Proses Hukum

Kompolnas menekankan pentingnya transparansi dan kecepatan dalam proses hukum untuk menjaga kredibilitas penegakan hukum.

"Kami mendesak tim gabungan untuk bekerja secara ilmiah dan transparan. Masyarakat butuh keadilan, dan kasus ini harus segera diselesaikan," tegas Choirul.

Ia juga meminta agar rekaman video yang dimiliki Kompolnas segera dijadikan alat bukti utama dalam penyidikan.

"Rekaman ini adalah bukti kuat yang tidak bisa diabaikan. Kami akan terus mengawal proses hukum hingga pelaku diadili secara adil," tambahnya.

Tiga anggota Polsek Negara Batin tewas ditembak saat melakukan penggerebekan judi sabung ayam di Kampung Karang Manik, Way Kanan, Lampung, pada Senin (17/3/2025).

Korban yang gugur dalam insiden ini adalah Kapolsek Negara Batin, Iptu Lusiyanto, bersama dua anggotanya, Bripka Petrus Apriyanto dan Bripda Ghalib Surya Ganta.

 Saat ini, penyelidikan lebih lanjut tengah dilakukan untuk mengungkap motif serta pihak-pihak yang bertanggung jawab di balik penembakan tersebut.

© Copyright @2025 LIDEA. All Rights Reserved.