Gula darah tinggi, atau yang disebut juga hiperglikemia, adalah kondisi yang umum dialami oleh pengidap diabetes. Hiperglikemia biasanya terjadi ketika tubuh memiliki terlalu sedikit insulin atau tidak mampu menggunakan insulin dengan efisien (resistensi insulin).
Jika tidak segera ditangani, hiperglikemia dapat menyebabkan kerusakan pada saraf, pembuluh darah, jaringan, hingga organ tubuh. Hiperglikemia parah juga dapat memicu kondisi yang mengancam nyawa, seperti diabetes ketoasidosis.
Karena itu, penting untuk mengenali tanda-tanda gula darah tinggi guna mencegah terjadinya komplikasi yang dapat membahayakan nyawa. Dikutip dari Everyday Health, berikut sederet tanda gula darah tinggi yang perlu diwaspadai.
Ini merupakan salah satu tanda gula darah tinggi yang paling umum. Buang air kecil berlebihan, atau yang disebut juga poliuria, terjadi ketika glukosa menumpuk dalam darah, sehingga ginjal bekerja lebih keras untuk membuang kelebihan gula darah tersebut.
Jika ginjal tidak dapat mengimbangi dan menyesuaikan gula darah ke tingkat normal, kelebihan gula darah akan dikeluarkan melalui urin. Proses inilah yang kemudian memunculkan rasa haus berlebihan. Siklus ini akan terus berulang hingga kadar gula darah kembali normal.
Banyak orang dengan hiperglikemia yang kerap merasa lebih lapar dari biasanya. Kondisi ini dikenal juga dengan istilah polifagia.
Meskipun sudah makan lebih banyak, rasa lapar cenderung tak kunjung hilang. Selain itu, berat badan juga dapat menurun tanpa sebab yang jelas.
"Karena tubuh Anda tidak mendapatkan energi dari sumber yang seharusnya, yaitu glukosa, tubuh harus beralih ke otot dan lemak. Ketika tubuh Anda mulai memecah otot dan lemak untuk energi, Anda mengalami penurunan berat badan yang tidak disengaja dan tidak sehat," kata ahli diet Lori Zanini, RD, CDE.
Selain perubahan nafsu makan dan berat badan, pengidap gula darah tinggi juga mungkin merasakan kelemahan pada otot.
Kelelahan ekstrem merupakan salah satu tanda gula darah tinggi. Hal ini dapat terjadi ketika tubuh tidak mampu memproses insulin dengan benar atau tidak memiliki jumlah insulin yang cukup. Alhasil, gula akan tetap berada di dalam darah alih-alih masuk ke dalam sel sebagai sumber energi.
Gula darah tinggi juga menyebabkan seseorang sering buang air kecil, yang diidentifikasi sebagai faktor lain yang menyebabkan kelelahan.
Gangguan penglihatan juga bisa menjadi salah satu tanda gula darah tinggi. Kadar gula darah tinggi dapat menyebabkan lensa mata bengkak akibat kebocoran cairan. Hal ini mengubah bentuk lensa dan membuatnya tidak dapat fokus dengan baik.
Kadar gula darah yang tidak terkontrol dapat menyebabkan luka lecet, memar, dan luka lainnya sembuh lebih lambat. Hiperglikemia yang terjadi terus-menerus dapat menyebabkan kerusakan saraf dan memengaruhi sirkulasi, khususnya di tungkai bawah dan telapak kaki.
Hal ini dapat menunda penyembuhan karena tidak aliran darah ke area tersebut tidak cukup. Bahkan, luka kecil lebih rentan terhadap infeksi, yang bisa menjadi sangat serius dan mengakibatkan amputasi kaki.
Seperti yang disebutkan sebelumnya, gula darah tinggi dapat menyebabkan keruskan saraf, atau yang dikenal juga sebagai neuropati diabetik.
Kondisi ini dapat disertai dengan sensasi kesemutan atau mati rasa di tangan dan kaki. Sebagian orang juga merasakan nyeri di tangan dan kaki, dan nyeri tersebut seringkali lebih parah di malam hari.
Penyakit gusi merupakan salah satu komplikasi diabetes. Penyakit ini juga dapat membuat diabetes lebih sulit dikontrol, karena respons tubuh terhadap infeksi adalah melepaskan lebih banyak glukosa ke dalam aliran darah.
Air liur mengandung glukosa, dan semakin banyak kandungannya, semakin banyak pula glukosa yang dapat memberi makan bakteri yang bergabung dengan makanan di mulut untuk membentuk plak. Gejalanya dapat berupa gusi merah atau meradang. Jika tidak ditangani dengan baik, gejalanya dapat berkembang menjadi periodontitis yang menyebabkan gusi menjauh dari gigi, munculnya nanah atau bisul, atau kehilangan gigi.