TRIBUN-MEDAN.com - Rosalia Rerek Sogen (30) tewas setelah jadi korban serangan Kelompok Kriminal Bersenjata (KKB) di Distrik Anggruk, Kabupaten Yahukimo, Papua Pegunungan.
Rosalia dikenal sebagai sosok yang penuh kasih dan peduli terhadap anak-anak di pedalaman Papua.
Gajinya sebagai guru sering ia sisihkan untuk membeli perlengkapan sekolah bagi murid-muridnya.
“Dia selalu membelikan buku dan bolpoin untuk anak-anaknya. Dia sangat peduli dengan pendidikan di Papua,” kata Emanuel mengenang sosok adiknya.
Rosalia sempat bercita-cita menjadi biarawati Katolik, tetapi ayahnya tidak memberikan restu.
Ia kemudian melanjutkan pendidikan di Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan (FKIP) Matematika Universitas Nusa Cendana (Undana) Kupang hingga lulus dan memilih mengabdikan diri sebagai guru. Kabar duka itu awalnya sulit dipercaya oleh keluarga.
Panggilan Terakhir
Kini harapan keluarga untuk segera bertemu Rosalia pun pupus.
Emanuel Suban Sogen (32) berdering pada Kamis, 20 Maret 2025 siang.
Dari layar ponselnya, terpampang nama adiknya, Rosalia Rerek Sogen, yang menelepon dari Distrik Anggruk, Papua. Seperti biasa, mereka berbincang dan saling bertukar kabar.
Rosalia mengabarkan rencananya untuk pulang ke kampung halaman pada Mei 2025, setelah tiga tahun merantau sebagai guru di pedalaman Papua.
“Dia sempat beritahu mau pulang kampung bulan Mei. Sejak 2022 merantau, dia sering telepon orangtua lewat saya,” ujar Emanuel, Minggu (23/3/2025).
Namun, panggilan itu menjadi percakapan terakhir mereka.
Tiga hari kemudian, kabar duka datang. Rosalia ditemukan tewas dalam serangan brutal yang dilakukan oleh KKB.
Emanuel berulang kali mencoba menghubungi nomor Rosalia, tetapi tidak pernah tersambung. Kepastian akhirnya diperoleh setelah berkomunikasi dengan rekan-rekan Rosalia di Papua dan pihak yayasan tempatnya bekerja.
“Firasat sudah tidak tenang, ternyata kabar itu benar,” ujar Emanuel dengan suara lirih. Sejak kabar kematian Rosalia tersebar, rumah orangtuanya di Flores Timur mulai didatangi warga yang turut berduka. Di sudut rumah, keluarga memasang foto Rosalia dan menyalakan lilin sambil berdoa. “Kami keluarga sangat memohon bantuan, tolong pulangkan almarhum,” pinta Emanuel.
Serangan KKB di Distrik Anggruk, Papua Pegunungan, juga mengakibatkan enam korban lainnya mengalami luka-luka.
Berdasarkan laporan warga setempat, korban tewas hanya satu orang, yakni Rosalia Rerek Sogen, bukan enam orang seperti yang sempat beredar di media sosial.
“Ada korban satu orang yaitu Ibu Ros. Yang lain semua selamat,” ujar Paulus Pahabol, seorang warga Yahukimo, Minggu (23/3/2025). Serangan itu juga mengakibatkan empat gedung sekolah dan satu rumah guru dibakar oleh KKB.
Pascakejadian, aparat gabungan TNI melakukan evakuasi korban ke Jayapura dengan pengamanan ketat karena situasi di lokasi kejadian masih mencekam.
“Tim kami harus menghadapi medan berat dan potensi gangguan dari kelompok bersenjata,” ujar Letkol Inf Gustiawan, Dansatgas Rajawali II Koops TNI Habema Kogabwilhan III.
Sementara itu, Panglima Komando Operasi (Pangkoops) Habema, Mayjen TNI Lucky Avianto, menegaskan komitmen pemerintah dalam menjamin keamanan di wilayah tersebut.
“Kami telah mengerahkan personel untuk mengevakuasi jenazah korban serta mengamankan lokasi agar situasi tetap terkendali,” katanya.
Hingga saat ini, aparat keamanan masih terus melakukan penyisiran di wilayah rawan guna mencegah serangan serupa terulang kembali.
(*/ Tribun-medan.com)