BANJARMASINPOST.CO.ID, BANJARMASIN - Bonus hari raya (BHR) untuk driver ojek online (ojol) di Banjarmasin, Kalimantan Selatan (Kalsel), mulai disalurkan aplikator. Pemberian BHR kepada mitra ternyata tak merata. Nominalnya berdasarkan hasil penilaian aplikator.
Seorang driver online di Banjarmasin, Bahrudin (26), mengaku hanya mendapatkan Rp 100 ribu pada Minggu (23/3).
Bahrudin mengaku saat ini ditetapkan di level ketiga yakni Ksatria, dari empat kategori yang
ditetapkan Grab. Paling rendah yakni Anggota, kemudian naik jadi Pejuang, Ksatria dan tertinggi Jawara.
“Setahu saya penilaiannya dari performa kita, dari penyelesaian orderan, cancel atau pembatalan orderan dan lainnya,” ujar Bahrudin, Selasa (25/3).
Driver lain, Rifqi (30), mengaku dompet digitalnya hanya mendapat Rp 50 ribu dari aplikator.
Rifqi pun menunjukan pesan yang dikirimkan aplikator kepadanya. “Saya hanya Anggota, makanya hanya dapat segitu,” ujar Rifqi.
Berbeda dengan Budi (45), driver Gojek di Banjarmasin. Dia mendapat BHR Rp 450 ribu. Driver online sejak 2017 ini mengaku BHR yang diterimanya berdasarkan sejumlah kriteria dan indikator performa. “Saya level dua yakni Mitra Juara,” ujar Budi.
Namun ada juga driver online yang belum menerima BHR hingga Selasa. Salah satunya Izul (35). Driver Gojek di Banjarmasin ini tak terlalu berharap karena sudah lama vakum dan baru mengaktifkan kembalinya akunnya pada Ramadan 1446 Hijriah.
“Kawan juga ada yang tidak dapat. Ada juga yang aktif tapi dapatnya sedikit karena mungkin sering cancel pesanan,” ujarnya.
Sebaliknya dengan driver online, Yudi (35). Dia menyatakan BHR-nya tidak sesuai harapan.
Hanya Rp 250 ribu yang masuk dompet digitalnya dari aplikator pada Sabtu (22/3). Transfer dilengkapi pemberitahuan tentang kategorinya.
Padahal, dia mengaku sudah delapan tahun bekerja sebagai ojol dan hampir setiap hari aktif menerima orderan makanan atau penumpang.
Terlebih, menurutnya, tunjangan hari raya (THR) bagi ojol sebelumnya mendapat perhatian dari Presiden Prabowo Subianto. “Kemarin berharap dapat paling tidak Rp 1 juta. Tapi yang namanya status mitra, kami tidak bisa juga terlalu memprotes,” ujarnya.
Selama menjadi ojol, dalam sehari, Yudi mengaku bisa menyelesaikan lebih dari 10 orderan dan sering membawa pulang lebih dari Rp 100 ribu. “Kalau dihitung-hitung, dalam sebulan biasanya lebih dari Rp 4 juta,” akunya.
Driver lain, Sidiq, juga mengatakan BHR yang diterimanya tidak sesuai harapan. Mitra aplikator sejak 2017 ini hanya mendapatkan Rp 450 ribu.
Sidiq baru mengetahui BHR diberikan berdasarkan sejumlah kriteria dan indikator performa, bukan didasarkan lama tidaknya bekerja sebagai driver. “Saya kira dapat saja Rp 1 juta. Ternyata di aplikasi beda lagi penilaiannya,” ujar Sidiq. (riz/sul/mel/dea)