Indeks Kepercayaan Industri Turun Tipis di Maret 2025
kumparanBISNIS March 26, 2025 01:20 PM
Kementerian Perindustrian (Kemenperin) mencatat Indeks Kepercayaan Industri (IKI) pada Maret 2025 mencapai 52,98. Angka itu melambat 0,17 poin dibandingkan dengan Februari 2025 yang sebesar 53,15 poin.
Nilai IKI itu meningkat 0,7 poin dibandingkan dengan periode Maret 2024 lalu yang sebesar 53,05.
"Sebanyak 21 subsektor mengalami ekspansi di mana kontribusi 21 subsektor yang ekspansi tersebut terhadap PDB 2024 sebesar 96,5 persen,” ujar Juru Bicara Kemenperin, Febri Hendri Antoni Arif, secara virtual, Rabu (26/3).
Kemudian ada 2 subsektor yang mengalami kontraksi pada Maret 2025 yaitu subsektor karet, barang dari karet dan barang dari plastik dan industri furnitur.
Sementara subsektor dengan nilai IKI tertinggi adalah industri percetakan dan reproduksi media rekaman, industri farmasi, produk obat kimia, dan obat tradisional.
Ilustrasi Buruh Pabrik. Foto: Algi Febri Sugita/Shutterstock
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi Buruh Pabrik. Foto: Algi Febri Sugita/Shutterstock
Dari sisi variabel pembentuk IKI, ada penurunan pada variabel pesanan baru turun 0,88 poin menjadi 53,69. Sementara dua variabel lain mengalami kenaikan.
“Percepatan ekspansi juga terjadi pada nilai IKI variable produksi sebesar 0,66 poin menjadi 51,21 ini, persediaan produk (meningkat) sebesar 0,34 poin menjadi 53,86 ini pun juga di atas 50 artinya ekspansif,” jelas Febri.
Febri menjelaskan meski umumnya terjadi peningkatan permintaan di Ramadan, akan tetapi produksi untuk peak season ini sudah dimulai sejak dua bulan lalu.
Sehingga pada Ramadan kali ini yang bertepatan dengan Maret industri berfokus pada penjualan, termasuk bagi industri makanan dan minuman yang biasanya mendapat banyak permintaan dan berkontribusi tinggi terhadap Produk Domestik Bruto (PDB) industri manufaktur.
“Jadi mungkin barangkali untuk industri makanan minuman itu mereka agak sedikit menurunkan produksinya dan kita tahu bahwa industri makanan minuman set PDB-nya itu cukup besar di dalam PDB industri manufaktur atau industri pengolahan nonmigas, ya itu juga menyebabkan turunnya IKI,” tutur Febri.
“Meskipun kami mendapatkan laporan penurunan penjualan produk makanan minuman selama Ramadan dan beberapa hari menjelang Lebaran. Tentu juga masih kami memonitor fenomena ini apakah memang produk makanan dan minuman akan terus mengalami tekanan terus sampai akhir Lebaran,” tambahnya.
© Copyright @2025 LIDEA. All Rights Reserved.