Istana Kepresidenan bicara soal kinerja indeks harga saham gabungan (IHSG) yang sempat anjlok beberapa waktu ini. Seperti diketahui, IHSG sering mengalami pelemahan yang cukup dalam beberapa waktu ini, puncaknya beberapa waktu lalu IHSG sempat rontok hingga 6% bahkan sempat dihentikan perdagangannya.
Juru Bicara Kantor Komunikasi Kepresidenan (Presidential Communication Office/PCO) Dedek 'Uki' Prayudi mengatakan selama ini banyak pihak yang menyebutkan biang kerok anjloknya pasar saham karena bursa efek ditinggal investor asing. Para pemodal ini disebut telah hilang kepercayaan kepada pemerintahan Presiden Prabowo Subianto.
Uki menepis anggapan itu, dia mengakui arus modal keluar secara besar-besaran memang terjadi. Namun hal itu terjadi karena tren pasar bukan karena investor tidak percaya dengan pemerintah Prabowo. Pasar menurutnya sedang mencari aset yang lebih aman di tengah gonjang-ganjing ekonomi dunia.
"Faktanya investor itu sebenarnya sedang melepas kepemilikan saham di seluruh dunia. Untuk apa? Untuk membeli aset yang lebih aman, misalnya seperti emas," beber Uki dalam unggahan di Instagram @pco.ri, Rabu (26/3/2025).
Tren pasar tadi membuat instrumen saham jadi kurang diminati. Bahkan, Uki memaparkan beberapa indeks saham besar di Wall Street bursanya Amerika Serikat juga mengalami penurunan selama sebulan ke belakang.
"Nah ini akibatnya semua bursa itu turun. Jadi nggak cuma IHSG ya. Indeks S&P 500 misalnya itu dalam 1 bulan, dia tuh turunnya udah 10%. Dan harga emas otomatis ya melejit naik dong," sebut Uki.
Iklim Investasi Masih Sehat
Uki lantas menegaskan iklim investasi di Indonesia masih dipercaya pasar. Indikatornya adalah saat pemerintah menerbitkan surat utang negara (SUN), pembelinya cukup banyak. SUN laku keras hingga menghimpun dana menembus Rp 28 triliun, pembelinya ada 23% dari institusi asing.
"Sementara di dalam negeri, pemerintah juga sedang menerbitkan surat utang negara atau SUN. Dan nggak main-main ya uang yang terkumpul dari SUN itu tembus Rp 28 triliun," papar Uki.
"Ini justru menggambarkan kepercayaan pasar terhadap pemerintah, di samping mengalihkan modal dari IHSG tadi ke SUN tadi," lanjutnya menegaskan.
Dia pun menegaskan iklim investasi Indonesia masih terjaga dengan baik. Indikator ekonomi juga menunjukkan angka yang positif, seperti misalnya defisit yang tetap terjaga di 2,5% dari PDB, penerimaan pajak bruto yang mengalami kenaikan 6,6%, hingga penawaran surat berharga negara yang laku keras.
"Jadi teman-teman nggak usah khawatir sekali lagi, iklim investasi tetap terjaga baik. Dan pemerintah bekerja keras siang malam untuk menjaga iklim ini tetap baik," kata Uki.