TIMESINDONESIA, JAKARTA – Lebaran 2025 tinggal menghitung hari. Beberapa keluarga tentunya telah menentukan jadwal mudik lebaran ke kampung halaman. Bersilaturahmi dan merekatkan kembali tali persaudaraan menjadi salah satu tujuan dalam lebaran 2025 kali ini.
Mudik lebaran 2025 tak jarang membawa keluarga yang terhitung usianya masih sangat belia. Tak jarang balita juga diajak untuk ikut melaksanakan mudik lebaran 2025. Nah, kali ini ada beberapa tips mudik lebaran bersama balita agar satu keluarga selamat sampai tujuan.
Perlengkapan Si Kecil sebaiknya dibagi dalam dua tas. Tas pertama adalah tas yang mudah dijangkau berisi kebutuhan utama Si Kecil, contohnya beberapa popok, tisu, makanan bayi, susu formula, selimut, beberapa baju, dan mainan. Di tas ini juga perlu disediakan kotak P3K untuk berjaga-jaga jika Si Kecil digigit serangga atau mengalami reaksi alergi ringan. Umumnya, isi kotak P3K adalah termometer, obat luka, plester, perban, kasa, kapas steril, obat demam dan nyeri, seperti parasetamol atau ibuprofen, dan obat resep dokter.
Sedangkan, tas kedua adalah tas lebih besar yang diisi dengan peralatan mandi, baju, gendongan bayi, popok cadangan, dan barang lain yang mungkin akan digunakan nantinya.
Kalau Bunda mudik dengan moda transportasi umum, baik itu pesawat, kereta, atau bus, tanyakan terlebih dahulu ketentuan perjalanan bersama bayi dan bagaimana fasilitas pendukung yang didapatkan.
Biasanya, transportasi umum menyediakan kursi khusus bayi yang bisa membuat Si Kecil duduk lebih nyaman selama di perjalanan. Selain itu, ada baiknya Bunda memilih kursi terdepan agar memiliki ruangan ekstra atau kursi dekat toilet supaya memudahkan Bunda mengganti popok Si Kecil.
Jika mudik dengan mobil pribadi, Si Kecil disarankan duduk di car seat agar keselamatannya terjaga. Car seat dipasangkan di kursi belakang. Bila perlu, Bunda bisa menambahkan tirai pada jendela mobil di samping kursi Si Kecil agar ia terhindar dari paparan sinar matahari langsung.
Hal ini penting, Bun. Kalau mudik dengan transportasi umum, pilihlah waktu perjalanan saat Si Kecil biasa tidur, contohnya ketika siang hari setelah makan. Dengan melakukan perjalanan di waktu tidur, maka selama di jalan Si Kecil akan lebih sering terlelap.
Selain itu, lebih baik pergi mudik secara pribadi dan tidak bersama rombongan. Alasannya, agar Bunda bisa mengatur sendiri waktu perjalanan serta menentukan tempat pemberhentian yang ideal untuk beristirahat dan mengganti popok.
Mencukupi kebutuhan makan dan minum Si Kecil selama perjalanan mudik Lebaran akan membuatnya tetap berenergi dan mencegahnya dari berbagai masalah kesehatan, seperti mabuk perjalanan, dehidrasi, sembelit, dan diare.
Jika menggunakan moda transportasi pesawat, Bunda disarankan untuk menyusui Si Kecil saat pesawat lepas landas dan mendarat. Hal ini guna mencegah telinga Si Kecil nyeri akibat perubahan tekanan udara di dalam pesawat.
Agar Si Kecil tetap anteng selama di perjalanan, sering-seringlah berinteraksi dengannya. Ajak ia bermain dengan maianannya, membacakan buku, atau mengajaknya berbicara. Selain itu, sesekali berikan pijatan lembut pada tubuhnya supaya ia tidak pegal-pegal serta bisa merasa nyaman dan relaks.
Membawa bayi dalam perjalanan mudik bukan lagi menjadi sesuatu yang merepotkan jika Bunda menerapkan tips-tips di atas. Hal yang terpenting adalah pastikan Bunda dan Si Kecil dalam kondisi yang prima ketika pergi mudik agar bisa menikmati perjalanan dan merayakan Lebaran dengan sukacita.
Bila Bunda masih memiliki pertanyaan terkait mudik bersama bayi atau ingin memastikan kesiapan Si Kecil sebelum bepergian, Bunda bisa berkonsultasi dengan dokter terlebih dahulu. (*)