TIMESINDONESIA, MOJOKERTO – Suasana di depan Markas Korem (Makorem) 082/CPYJ Mojokerto pada Jumat siang terasa berbeda. Ratusan orang dari Paguyuban Kepala Desa Kabupaten Mojokerto dan Ormas Harimau Majapahit Nusantara (HMN) berkumpul untuk menyuarakan dukungan terhadap pengesahan Rancangan Undang-Undang Tentara Nasional Indonesia (RUU TNI).
Meski berorasi, aksi yang mereka lakukan tetap damai. Mereka tidak datang dengan amarah, melainkan dengan harapan - harapan akan masa depan TNI yang lebih kuat, lebih modern, dan lebih sejahtera.
Di barisan depan, Andik, salah satu pengurus Paguyuban yang juga Kepala Desa, Pandan Arum, Kecamatan Pacet, berdiri tegak dengan pengeras suara di tangannya.
"Kami percaya bahwa RUU ini penting untuk memperkuat profesionalisme dan modernisasi TNI," serunya. "Bukan hanya untuk TNI, tapi untuk kita semua, untuk Indonesia!"
Suara itu disambut riuh tepuk tangan. Mereka tak sekadar hadir, mereka datang dengan keyakinan bahwa TNI yang kuat adalah benteng utama bagi rakyat.
Danrem 082: TNI Terbuka untuk Rakyat
Tak lama setelah orasi dimulai, Danrem 082/CPYJ Kolonel Inf Batara Alex Bulo keluar menemui massa aksi. Tak ada sekat, tak ada jarak. Dengan langkah tegas, ia berdiri di hadapan mereka—bukan sebagai pemimpin yang berjarak, tetapi sebagai prajurit yang memahami suara rakyat.
"Saya menghargai kehadiran dan kepedulian saudara-saudara terhadap isu-isu yang berkaitan dengan TNI," ujar Kolonel Batara. "Kami di TNI selalu terbuka untuk berdialog. TNI adalah bagian dari rakyat."
Di hadapan para peserta aksi, Danrem menjelaskan poin-poin penting dalam RUU yang mereka dukung, diantaranya, penambahan kewenangan Operasi Militer Selain Perang (OMSP) untuk menghadapi ancaman siber dan melindungi WNI di luar negeri.
Kemudian Penempatan prajurit TNI di jabatan sipil dalam kementerian dan lembaga tertentu, dengan tetap menjunjung supremasi sipil.
Selanjutnya, Perpanjangan usia pensiun prajurit TNI, memberikan kesempatan lebih luas bagi prajurit untuk terus mengabdi.
Penjelasan itu disambut anggukan dan tepuk tangan. Bagi mereka, RUU ini bukan sekadar kebijakan, tetapi fondasi baru bagi kekuatan pertahanan negara.
Setelah orasi dan sambutan dari Danrem, perwakilan aksi diberikan kesempatan melakukan audiensi di dalam Makorem. Ini bukan sekadar pertemuan formal, tapi wujud keterbukaan antara TNI dan masyarakat. (*)