Gejala penyakit ginjal sering kali tidak disadari hingga pasien didiagnosis secara tak terduga, biasanya saat kondisi sudah mendekati atau mencapai tahap gagal ginjal. Situasi ini bisa mengejutkan dan mengubah hidup pasien dalam sekejap.
Hal itulah yang dialami Nigel Morgan, pria 57 tahun dari Pembroke, Wales, Inggris. Pada tahun 2023, ia dilarikan ke unit gawat darurat setelah mengalami sakit kepala parah.
Sebelum didiagnosis penyakit ginjal yang disebut glomerulosklerosis segmental fokal atau focal segmental glomerulosclerosis (FSGS), Nigel menjalani kehidupan yang aktif dan sibuk. Ia selalu bepergian dan bekerja penuh waktu sebagai petugas keamanan, bahkan mengambil pekerjaan tambahan di akhir pekan sebagai penjaga pintu. Bersama istrinya, Annie, ia gemar bepergian menggunakan mobil rumah mereka dan menikmati kehidupan yang luar biasa.
Namun, segalanya berubah ketika ia mulai mengalami sakit kepala beberapa bulan sebelum didiagnosis. Tekanan darahnya meningkat, dan urine berbusa.
"Saya pikir mungkin saya minum terlalu banyak kopi, tetapi keadaan semakin memburuk. Suatu pagi saya bangun untuk bekerja dan merasa seperti tertabrak truk. Saya tidak bisa bergerak dan sakit kepala saya sangat menyiksa," katanya dikutip Kidney Research UK.
Nigel menghabiskan dua hari di unit gawat darurat (A&E) untuk menjalani serangkaian tes. Karena ayahnya meninggal akibat tumor otak, dokter awalnya menduga gejalanya berkaitan dengan kondisi tersebut.
Namun, pemeriksaan urine menunjukkan adanya protein dalam air seninya, yang kemudian mengarah pada diagnosis FSGS.
"Awalnya saya enggan pergi ke rumah sakit dan gagal ginjal saya bisa berakibat fatal jika Anne (istrinya) tidak memaksa saya. Dia adalah batu karang saya, dan saya tidak akan mampu bertahan tanpanya."
Nigel kini tidak dapat bekerja akibat penyakit ginjalnya serta masalah kesehatan lain seperti radang sendi dan osteoporosis. Hidupnya berubah drastis setelah diagnosis tersebut.
Ia kehilangan tenaga dan merasa sulit menggerakkan setiap sendi di tubuhnya. Akibatnya, ia tak bisa bekerja. Bahkan, untuk sekadar bangun dan berjalan pun sudah sulit baginya.
Annie, istrinya, mengakui bahwa situasi ini sangat berat bagi mereka berdua. Mereka bisa bertahan karena telah membangun hubungan yang kuat selama empat puluh tahun terakhir, tetapi tetap saja tantangan ini tidak mudah. Ia berusaha sebaik mungkin untuk merawat suaminya, meskipun terkadang muncul rasa frustasi.
Saat ini, hidup mereka terasa tertahan sementara dokter terus mencari cara terbaik untuk menangani penyakit ginjal Nigel. Mereka hanya berharap ia tidak perlu menjalani dialisis atau cuci darah.