Kesaksian Ngeri Pekerja Konstruksi Lihat Gedung Roboh Sekejap Mata Imbas Gempa
GH News March 29, 2025 04:05 PM

Seorang pekerja konstruksi menceritakan momen dirinya selamat dari maut dalam insiden runtuhnya gedung pencakar langit di Bangkok, Thailand. Gedung itu runtuh usai gempa dahsyat melanda Myanmar dan Thailand.

Gedung itu runtuh hingga rata dengan tanah hanya dalam hitungan detik pada Jumat kemarin. Anggota keluarga mendatangi lokasi kejadian sambil berharap orang-orang yang mereka cintai ditemukan dalam keadaan hidup.

Menara yang dalam proses konstruksi itu dibangun untuk kantor-kantor pemerintah saat gempa terjadi. Salah seorang dan pekerja konstruksi Khin Aung menceritakan momen runtuhnya gedung itu dalam sekejap mata.

"Saat giliran kerja saya berakhir sekitar pukul 1 siang, saya keluar untuk mengambil air dan saya melihat adik laki-laki saya sebelum saya keluar," katanya kepada AFP, dikutip dari CNA, Sabtu (29/3/2025).

Getaran dari gempa berkekuatan 7,7 skala magnitudo yang berpusat di negara tetangga, Myanmar turut menghantam Bangkok sekitar pukul 13.20 siang. Khin Aung menyebut dirinya langsung berupaya menyelamatkan diri dari gedung yang runtuh.

"Saya melakukan panggilan video dengan saudara laki-laki dan teman-teman saya tetapi hanya satu yang mengangkat telepon. Tetapi saya tidak dapat melihat wajahnya dan saya mendengar dia berlari," tuturnya

"Saat itu seluruh gedung berguncang tetapi saat saya meneleponnya, saya kehilangan panggilan dan gedung itu runtuh," tambah dia.

Pihak berwenang mengatakan hingga 100 pekerja mungkin terjebak di antara tumpukan puing dan logam bengkok yang merupakan satu-satunya sisa menara. Setidaknya lima orang dipastikan tewas, tetapi jumlah korban hampir pasti akan bertambah.

"Saya tidak dapat menggambarkan perasaan saya. Kejadiannya terjadi dalam sekejap mata," imbuhnya

"Semua teman dan saudara saya berada di dalam gedung ketika runtuh. Saya tidak dapat berkata apa-apa," ujar Khin Aung.

Cakrawala Bangkok terus mengalami perubahan. Gedung-gedung lama dirobohkan lalu diganti pencakar langit baru yang mengkilap. Mayoritas pekerja proyek diketahui berasal dari Myanmar.

Mereka mencari nafkah di Negeri Gajah Putih karena prospek kerja yang tetap, negara yang damai, serta nominal upah yang lebih baik. Di sisi lain, Myanmar sendiri saat ini dipimpin oleh junta militer.

Banyak kerabat pekerja dari Myanmar berkumpul di lokasi pada hari Sabtu dengan harapan mendengar kabar baik dari orang-orang yang tertimbun. Khin Aung dan saudara laki-lakinya telah bekerja di Bangkok selama enam bulan.

"Saya mendengar mereka mengirim 20 pekerja ke rumah sakit, tetapi saya tidak tahu siapa mereka dan teman-teman serta saudara laki-laki saya termasuk di antara mereka," katanya lagi.

"Saya berharap saudara laki-laki dan teman-teman saya ada di rumah sakit. Jika mereka ada di rumah sakit, saya punya harapan. Jika mereka ada di bawah gedung ini, tidak ada harapan bagi mereka untuk selamat," lanjut Khin Aung.

Sementara itu, Wanita Thailand Chanpen Kaewnoi, 39 tahun, menunggu dengan cemas kabar tentang ibu dan saudara perempuannya yang berada di dalam gedung ketika gedung itu runtuh.

"Rekan kerja saya menelepon dan mengatakan dia tidak dapat menemukan ibu atau saudara perempuan saya. Saya pikir ibu mungkin terpeleset dan mungkin saudara perempuan saya tetap tinggal untuk menolongnya," ujarnya kepada AFP.

"Saya ingin melihat mereka, saya harap saya dapat menemukan mereka. Saya harap mereka tidak hilang. Saya masih memiliki harapan, 50 persen," sebut Chanpen.

Sementara keluarga yang putus asa menunggu kabar, petugas penyelamat terus melanjutkan tugas rumit mencari reruntuhan tanpa memicu keruntuhan lebih lanjut.

© Copyright @2025 LIDEA. All Rights Reserved.