Puluhan Ribu Orang Berdemo di Israel,  Mayoritas Warga Israel Ingin Perang Gaza Disudahi
Febri Prasetyo March 30, 2025 03:31 AM

TRIBUNNEWS.COM - Puluhan ribu orang diperkirakan akan berunjuk rasa di seluruh Israel pada Sabtu malam, (29/3/2025), waktu setempat.

Mereka menuntut pembebasan warga Israel yang masih disandera Hamas di Jalur Gaza. Selain itu, mereka menolak perombakan yudisial.

The Times of Israel melaporkan unjuk rasa utama akan dimulai pukul 18.30 di Lapangan Habima, Kota Tel Aviv.

Selepas itu, para pengunjuk rasa akan turun menuju ke Jalan Benin untuk bergabung dengan keluarga sandera yang juga sudah berdemo di jalan itu.

Unjuk rasa turut digelar di Lapangan Sandera. Di sana nantinya akan ada pidato dari Iair Horn, seorang sandera yang telah dibebaskan.

Akan ada pula pidato dari seorang pensiunan jenderal bernama Yom-Tov Samia dan aktor Michael Rapaport.

Tempat lain yang menjadi lokasi unjuk rasa adalah Yerusalem, Carmei Gat, dan Persimpangan Sha'ar HaNegev.

Forum Sandera dan Keluarga Hilang mengimbau semua warga Israel ikut serta dalam unjuk rasa besar-besaran itu, terlepas dari apa pun latar belakang politiknya.

Demonstrasi itu digelar di tengah momen disahkannya undang-undang reformasi pengadilan, mandeknya negosiasi sandera, dan pemecatan Ronen Barat, kepala Shin Bet atau dinas keamanan Israel.

Mayoritas warga Israel ingin perang diakhiri

Menurut survei, sebanyak 69 persen warga Israel mendukung perang di Gaza diakhiri agar kesepakatan pembebasan sandera bisa tercapai. Adapun jumlah yang menolak mencapai 21 persen.

Survei itu dirilis oleh Channel 12 pada hari Jumat kemarin.

Pada kalangan pendukung koalisi pemerintahan Israel, ada 54 persen yang menginginkan perang diakhiri. Yang menolak ada 32 persen.

Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu hingga kini menolak mengakhiri perang demi mengamankan pembebasan 59 sandera yang masih berada di Gaza. Dia mengatakan perang baru bisa berakhir jika Hamas telah dilenyapkan dan tak lagi menjadi ancaman bagi Israel.

Dari 59 sandera itu, sebanyak 24 di antaranya diyakini masih hidup.

Netanyahu juga menolak merundingkan tahap kedua gencatan senjata. Jika tahap kedua terwujud, semua sandera akan dibebaskan, lalu perang diakhiri dan Israel menarik diri sepenuhnya dari Gaza.

Namun, Netanyahu lebih memilih untuk membebaskan lebih banyak sandera dengan cara memperpanjang tahap pertama gencatan. Hal ini akan memungkinkan Israel untuk melanjutkan perang.

Menurut pemerintahan Netanyahu, mengakhiri perang sebagai imbalan atas pembebasan sandera akan membuat Hamas tetap berkuasa di Gaza.

Per 18 Maret kemarin, Israel mulai kembali melancarkan serangan ke Gaza.

Para pengkritik Netanyahu mengatakan penambahan operasi militer justru akan membahayakan nyawa sandera yang masih hidup. Di samping itu, serangan-serangan terbaru Israel juga disebut tidak akan bisa membuat Israel mencapai tujuannya.

Selama gencatan senjata Januari hingga Maret, Hamas telah membebaskan 30 sandera. Rinciannya adalah 20 warga sipil Israel, 5 tentara, dan 5 warga negara Israel.

Hamas juga menyerahkan jasad delapan warga Israel yang meninggal.

© Copyright @2025 LIDEA. All Rights Reserved.