Grid.ID - Hari Raya Idul Fitri 2025 tak lengkap rasanya jika tidak menyuguhkan aneka kue lebaran. Saat ini sudah banyak jenis kue kering kekinian yang cocok disajikan bagi tamu yang datang.
Meski demikian, beberapa kue klasik seperti kastengel dan nastar rasanya tidak pernah absen mengisi toples ketika lebaran tiba. Ya, kue satu ini bak sudah menjadi makanan tradisi orang Indonesia saat Hari Raya.
Namun, tahukah kamu kalau nastar ternyata bukan kue asli Indonesia loh. Asal usul nastar berasal dari Belanda, negeri kincir angin.
Melansir Tribunnews Wiki, Nastar merupakan kata serapan dari bahasa Belanda yaitu nastaart, gabungan dari kata ananas yang berarti nanas, dan taartjes yang berarti kue/pie.
Menurut sejarah,kue ini terinspirasi dari pie khas Belanda yang biasanya dibuat dalam loyang besar dan diisi dengan selai blueberry, apel, atau stroberi. Namun, ketika Belanda datang ke Nusantara, mereka kesulitan menemukan buah-buahan tersebut dengan tekstur dan tingkat kematangan yang serupa dengan yang ada di tanah air mereka.
Sebagai alternatif, mereka mengganti isian pie dengan buah nanas yang lebih mudah ditemukan di Indonesia. Pilihan ini bukan tanpa alasan, sebab rasa nanas yang manis, asam, dan segar dianggap mampu menggantikan cita rasa apel dan stroberi.
Mengutip Kompas.com, nastar kemudianmengalami berbagai modifikasi di Indonesia seiring berjalannya waktu. Menurut Chef Andreas dari Hotel Noormans Semarang, salah satu perubahan paling mencolok adalah bentuk dan ukurannya.
Di Belanda kue ini disajikan dalam loyang besar, sementara di Indonesia nastar dibuat dalam ukuran kecil berbentuk bulat agar lebih praktis dan mudah dikonsumsi. Adonannya yang terdiri dari tepung terigu, mentega, gula, dan telur kemudian dibentuk bulatan sempurna atau sedikit elips, sering kali dengan tambahan hiasan sebutir cengkih di atasnya.
"Jika di Belanda pie yang ada diolah dalam loyang besar, di Indonesia adonan yang ada dibentuk bulatan kecil-kecil dengan maksud agar lebih mudah dikonsumsi. Sekali ambil, bisa langsung habis," kata Chef Andreas.
Nastar Ternyata Kue Bangsawan
Dahulu, nastar hanya dikonsumsi oleh kalangan bangsawan dan disajikan dalam perayaan besar. Namun, seiring perkembangan zaman, kue ini semakin populer dan kini dapat dinikmati oleh siapa saja.
Kini, nastar tidak hanya identik dengan perayaan Lebaran, tetapi juga menjadi hidangan khas dalam berbagai perayaan lain, termasuk Tahun Baru China atau Imlek.
Dalam budaya Tionghoa, nastar memiliki makna khusus. Menurut Chef Andreas, dalam bahasa Hokian, nastar disebut "Ong Lai" yang berarti buah pir emas.
Warna kuning keemasan dari adonan yang matang serta isian nanasnya yang manis dianggap sebagai simbol keberuntungan dan rezeki yang berlimpah bagi siapa saja yang mengonsumsinya. Oleh karena itu, nastar tidak hanya menjadi camilan lezat tetapi juga memiliki makna simbolis yang mendalam dalam berbagai tradisi.