Penumpang Trauma Duduk di Samping Mayat Berjam-Jam, Gimana Prosedur Seharusnya?
kumparanTRAVEL April 01, 2025 11:20 AM
Insiden penumpang yang meninggal dunia di tengah-tengah penerbangan bukanlah hal yang pertama kali terjadi. Menilik ke belakang, seorang penumpang meninggal dan puluhan lainnya cedera, ketika pesawat Singapore Airlines SQ 321 dari London menuju Singapura mengalami turbulensi buruk.
Tak hanya itu, baru-baru ini seorang penumpanv Qatar Airways juga dilaporkan meninggal dunia, setelah sebelumnya sakit dan tiba-tiba ambruk dari kursinya. Insiden itu terjadi pada penerbangan dari Melbourne ke Doha, Qatar.
Stiker berbentuk segitiga yang ada di pesawat. Foto: Shutter Stock
zoom-in-whitePerbesar
Stiker berbentuk segitiga yang ada di pesawat. Foto: Shutter Stock
Kedua pasangan yang duduk berada tidak jauh dari wanita tersebut, yaitu Jennifer Colin dan Mitchell Ring mengaku trauma, karena harus duduk bersebelahan dengan jenazah wanita tersebut selama berjam-jam.
Ring mengatakan jenazah wanita itu tadinya akan dipindahkan ke kursi kelas bisnis yang masih kosong, hanya saja awak kabin tidak bisa memindahkan jasad wanita tersebut, karena ukuran tubuhnya yang cukup besar.
"Sayangnya, wanita itu tidak dapat diselamatkan, yang cukup menyedihkan untuk ditonton," kata Ring, kepada media Australia, nine.com.au.
Pesawat Qatar Airways. Foto: Shutterstock
zoom-in-whitePerbesar
Pesawat Qatar Airways. Foto: Shutterstock
"Mereka mencoba mendorongnya ke kelas bisnis, tetapi dia adalah wanita yang cukup besar dan mereka tidak dapat membawanya melewati lorong," ujarnya.
Awak kabin Qatar Airways meminta kedua pasangan tersebut untuk berpindah satu kursi lain dan menempatkan jasad penumpang tersebut di kursi yang menjadi miliknya. Sementara itu, awak kabin menutupi jasad tersebut dengan selimut.
Meski demikian, kedua pasangan tersebut merasa keberatan, karena jasad perempuan yang meninggal dunia ditempatkan tak jauh dari mereka.
Ilustrasi penumpang pesawat. Foto: Maridav/Shutterstock
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi penumpang pesawat. Foto: Maridav/Shutterstock
Qatar Airways mengatakan bahwa pihaknya disebut telah menjalankan protokol yang berlaku.
"Penumpang ditempatkan di kursi lain, dan seorang awak pesawat selalu duduk bersama penumpang yang meninggal selama penerbangan hingga mendarat di Doha," kata juru bicara Qatar Airways, kepada Travel and Leisure.
"Kami telah menghubungi keluarga almarhum, serta penumpang lain yang secara langsung terdampak oleh situasi sulit ini dan telah menawarkan dukungan emosional dan kompensasi," lanjutnya.
Ilustrasi penumpang mengambil barang dari kabin penyimpanan saat hendak keluar pesawat Foto: Shutter Stock
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi penumpang mengambil barang dari kabin penyimpanan saat hendak keluar pesawat Foto: Shutter Stock
Pihak maskapai menambahkan bahwa tragedi itu merupakan hal yang tidak terduga, dan awak pesawat telah dilatih untuk menangani situasi tersebut dengan prosedur seharusnya.
"Setelah peninjauan internal, jelas bahwa awak kabin Qatar Airways bertindak cepat, tepat, dan profesional setiap saat sesuai dengan pelatihan dan praktik standar industri," ujar juru bicara Qatar Airways.
Meski demikian, muncul pertanyaan, seperti apakah prosedur jika ada seseorang yang meninggal di tengah-tengah penerbangan? Apakah penumpang itu ditempatkan dengan penumpang lainnya, seperti yang dialami pasangan tersebut? Ini penjelasannya.

Jika Ada Penumpang Meninggal

Ilustrasi kabin pesawat kosong tanpa penumpang. Foto: EricGehman/Shutterstock
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi kabin pesawat kosong tanpa penumpang. Foto: EricGehman/Shutterstock
Para ahli penerbangan mengatakan bahwa kematian dalam penerbangan bukanlah hal yang umum.
Meski begitu, Kepala Firma Komunikasi maskapai Juliett Alpha, Mike Arnot, mengatakan bahwa Qatar Airways harusnya tetap memperhatikan kenyamanan penumpang pesawat.
"Tidak ada hasil yang baik dalam skenario ini bagi maskapai atau pelanggannya," kata Arnot.
Insiden penumpang yang meninggal dalam pesawat memang jarang terjadi, bisa dibilang sekitar satu per 8 juta penumpang. Namun, keadaan darurat medis, termasuk overdosis, masalah jantung, hingga kejang lebih umum terjadi.
Ilustrasi penumpang pesawat. Foto: Shutterstock
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi penumpang pesawat. Foto: Shutterstock
Bahkan dalam penerbangan, kelahiran lebih jarang terjadi daripada kematian dalam penerbangan.
Asosiasi Transportasi Udara Internasional (IATA), misalnya, memiliki panduan khusus bagi maskapai penerbangan untuk diikuti jika terjadi kematian di dalam pesawat.
Awak pesawat pertama-tama disarankan untuk segera memberi tahu kapten tentang orang yang telah dinyatakan meninggal, atau diduga meninggal.
Setelah pemberitahuan tersebut, anggota awak diinstruksikan untuk memindahkan orang yang meninggal ke kursi yang tersedia.
Ilustrasi penumpang pesawat mendengarkan musik saat terbang. Foto: Shutterstock
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi penumpang pesawat mendengarkan musik saat terbang. Foto: Shutterstock
Urutan khusus lokasi kursi adalah pertama-tama mencari kursi yang jauh dari semua penumpang, dan jika pesawat penuh, penumpang harus dipindahkan kembali ke kursi semula.
"Berhati-hatilah saat memindahkan orang tersebut dan waspadai kesulitan situasi bagi pendamping dan penonton," kata panduan IATA.
Panduan IATA juga menyebutkan untuk menutupi orang yang meninggal dengan selimut, seperti yang dilakukan oleh awak kabin Qatar Airways.
Dari perspektif hak penumpang, hanya ada sedikit dokumentasi tentang apa yang dapat diharapkan oleh mereka yang berada dalam penerbangan.
Ilustrasi kursi pesawat. Foto: Thx4Stock/Shutterstock
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi kursi pesawat. Foto: Thx4Stock/Shutterstock
Menurut panduan IATA, dalam beberapa keadaan pada penerbangan penuh, penumpang yang meninggal dapat dipindahkan kembali ke kursi semula.
Di Amerika Serikat, maskapai penerbangan tidak memiliki protokol khusus yang melarang penumpang yang meninggal untuk duduk di sebelah penumpang lain.
Misalnya, American Airlines memiliki syarat dan ketentuan dalam operasional penerbangannya, yang menguraikan kejadian-kejadian di luar kendali mereka dengan alasan "force majeure."
"Jika tiket Anda masih memiliki nilai (jika Anda, misalnya, dipindahkan ke kelas layanan yang berbeda), kami akan mengembalikan bagian yang tidak terpakai ke bentuk pembayaran awal, tetapi di luar itu kami tidak bertanggung jawab," ungkap American Airlines di situs resminya.
© Copyright @2025 LIDEA. All Rights Reserved.