Ketum Jokowi Mania (Joman) Immanuel Ebenezer atau Noel menilai momen Lebaran harus dimanfaatkan untuk bersilaturahmi. Termasuk peluang Presiden RI ke-7 Joko Widodo (Jokowi) bertemu dengan Presiden RI ke-5 sekaligus Ketum PDIP Megawati Soekarnoputri.
Noel mulannya mengatakan sudah melakukan silaturahmi dengan sejumlah tokoh. Salah satunya dengan Ketua DPR sekaligus Ketua DPP PDIP Puan Maharani.
"Tadi saya juga baru bersilaturahmi dengan Mbak Puan tadi, ada fotonya gini," kata Noel usai open house di rumah dinas Menteri Investasi dan Hilirisasi Rosan Roeslani, Widya Chandra, Jakarta Selatan, Selasa (1/4/2025).
Menurut Noel, momen Lebaran menjadi waktu yang baik untuk bertemu dan saling memaafkan. "Itu artinya ya kita kan ini momen Idul Fitri ya kan? Masa nggak memaaf-maafkan ya nggak?," ujarnya.
Karena itu, lanjut Noel, momen Lebaran ini harus bisa dimanfaatkan untuk bersilaturahmi, termasuk oleh Jokowi dan Megawati.
"Saya rasa ini momennya untuk bersilaturahmi lah sebagai anak bangsa, kader bangsa, saya rasa itu," imbuhnya.
PDIP sebelumnya menanggapi Jokowi yang meragukan peluang pertemuan para Presiden terdahulu seperti pertemuan anak hingga mantu mantan Presiden. Ketua DPP PDIP Deddy Sitorus menilai akar rumput partai akan sulit menerima jika Presiden ke-5 RI sekaligus Ketum PDIP Megawati Soekarnoputri dan Jokowi bertemu.
"Yang penting itu apa yang masing-masing lakukan untuk bangsa, negara, dan konstitusi. Bukan sekadar soal remeh-temeh seperti ketemuan belaka," kata Deddy mengawali tanggapannya, Kamis (27/3).
Deddy menyinggung perlunya kesamaan pandangan ideologis ketimbang sekadar pertemuan. Dia pun menilai Jokowi sudah tidak sejalan dengan Megawati secara ideologis dan praksis.
"Pertemuan itu baiknya bukan sekadar silaturahmi fisik. Meski itu penting tetapi jauh lebih bermakna untuk dibahas apakah secara ideologis bisa nyambung atau tidak," ujar Deddy.
"Pertemuan gagasan dan pemikiran jauh lebih bermakna ketimbang hanya bertemu secara fisik. Jadi kalau Pak Jokowi pesimis bisa saja wajar karena beliau secara ideologis dan praksis sudah berbeda jalan secara mendasar. Saya kira hal ini yang dipahami oleh beliau sehingga menghasilkan sikap pesimis," imbuhnya.