BANJARMASINPOST.CO.ID, TANJUNG – Deretan pohon dengan jarak teratur terlihat di area dalam Taman Wisata Menanti Laburan, Desa Padang Panjang, Kecamatan Tanta, Kabupaten Tabalong, Kalimantan Selatan.
Pohon-pohon ini merupakan tanaman lokal yang keberadaannya sudah semakin langka. Sebagian besar merupakan spesies endemik Kalimantan.
Di antara koleksi tersebut terdapat pohon ulin, kapul, rambai, durian, nangkadak, kalangkala, dan beberapa jenis lainnya.
Tak sekadar ditanam, puluhan pohon ini juga dilengkapi label seragam yang ditempatkan di tanah dekat setiap pohon.
Label ini mencantumkan nama tanaman dalam bahasa Indonesia dan bahasa Latin, serta informasi mengenai jenis kelompok tumbuhannya.
Menariknya, setiap label juga dilengkapi barcode atau kode batang yang dapat dipindai menggunakan ponsel.
Barcode ini terhubung ke database yang menyediakan informasi lebih rinci tentang tanaman, termasuk foto-foto yang sesuai dengan labelnya.
"Tanaman ini sudah ditanam sejak tahun 2024," ujar Pengelola Taman Wisata Menanti Laburan, Sya'baniatie Ninda Septia, Jumat (4/4/2025) siang.
Total terdapat sekitar 80 pohon yang telah ditanam. Selain di satu area khusus, beberapa pohon juga disebar di berbagai titik taman.
Meski ada di antaranya yang tidak bertahan hidup, sebagian besar tumbuh subur dan sudah mulai terlihat bentuknya dengan jelas.
"Seperti pohon ulin, pertumbuhannya sangat baik dan kini sudah cukup tinggi sehingga mudah dikenali," kata Ninda.
Ia menambahkan penanaman tanaman langka ini bertujuan menjadikan Taman Wisata Menanti Laburan sebagai tempat edukasi bagi masyarakat.
Pengunjung dapat belajar mengenali berbagai tanaman lokal dengan melihat langsung bentuk pohonnya.
Upaya ini terbilang cukup berhasil, terbukti dari banyaknya pengunjung yang datang khusus untuk mengenal tanaman-tanaman tersebut lebih dekat.
"Biasanya, pengunjung berasal dari sekolah-sekolah," ungkap perempuan muda berkerudung ini.
Tidak hanya dari Kabupaten Tabalong, beberapa sekolah dari Provinsi Kalimantan Tengah (Kalteng) juga mengadakan kunjungan ke taman ini.
Pihak sekolah sengaja membawa murid-muridnya untuk memperkenalkan tanaman lokal sejak dini.
Untuk mendukung proses edukasi, pengelola taman juga mendampingi dan mengarahkan rombongan pengunjung serta memberikan penjelasan tambahan jika diperlukan.
"Mengenali jenis pohon juga bisa dilakukan dengan mudah hanya dengan memindai barcode yang terdapat pada tiap label pohon," jelasnya.
Dengan memindai barcode tersebut, pengunjung akan langsung terhubung ke Wikipedia dan mendapatkan informasi mendetail mengenai tanaman yang dimaksud, termasuk foto-fotonya.
Sehingga selain menikmati pengalaman melihat tanaman lokal yang mulai langka secara langsung, pengunjung juga dapat dengan mudah memahami informasi yang disediakan.
"Selain edukasi tentang tanaman langka, kami juga menyediakan pembelajaran mengenai pengelolaan instalasi pengolahan air limbah (IPAL), penggunaan panel surya, pengolahan air bersih, pengelolaan sampah, serta fasilitas perpustakaan," pungkasnya.
(banjarmasinpost.co.id/Dony Usman)