Cerita Arief Tentang Pekerjaannya sebagai Perawat Satwa Jerapah di Ragunan
Willem Jonata April 04, 2025 09:34 PM

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Taman Margasatwa Ragunan, Jakarta Selatan tampak lengang di hari keempat Lebaran, Jumat (4/4/2025). 

Arief (33), seorang perawat satwa atau zoo keeper, sibuk mengumpulkan batang-batang pohon dan meletakkannya di sisi kandang jerapah.

Mereka juga bertugas mengedukasi pengunjung Ragunan soal satwa berleher panjang tersebut dalam acara keeper talk.

"Jadi kalau edukasi atau keeper talk, itu kan edukasi sama feeding ya. Tujuannya untuk pengunjung itu mengenal jerapah, tidak hanya asal usulnya. Nah, itu diadakan keeper talk atau edukasi itu, itu kita ada tugas kalau di hari raya besar. Tapi kalau seperti hari-hari biasa itu, atau bulan-bulan biasa, bukan hari-hari besar itu, kita biasanya itu seminggu sekali, itu hari Minggu saja," kata Arief saat ditemui Tribunnews di lokasi, Jumat (4/4/2025).

Ada empat jerapah yang ada di Ragunan. Mereka diberi nama Dirga yang berumur 11 tahun, Ayuri juga berumur 11 tahun, Rajaka berumur 4 bulan dan Raju berumur 3 bulan.

"Satu ekor lagi sudah dikirim ke Jatim Park untuk dikawinkan di sana. Jadi kami ada kerja sama dengan mereka untuk pengembangbiakkan," kata Arief.

Tiga tahun bekerja sebagai perawat jerapah, Arief belajar banyak dari Iwan. Baba Iwan panggilan sehari-harinya. 

Bersama Baba Iwan dan Heru, Arief bekerja sejak pagi sampai sore. Jam 6.30, jerapah mulai dikeluarkan.

Setelah itu jerapah akan diberi makan. Menunya mulai dari dedaunan hingga wortel dan pelet. Menjelang siang, sesi edukasi kepada pengunjung biasanya dimulai oleh mereka.

"Kemudian dia masuk kandang biasanya jam 3 atau setengah 4. Ya, misalkan juga tidak standby di sini, artinya dia harus dimasukkan ke dalam kandang," kata Arief.

Dalam sesi edukasi, Arief kerap mengedukasi atau mengingatkan agar para pengunjung tidak memberi makan kepada jerapah. Aturan pakan ini disebut dia juga berlaku untuk semau satwa.

"Nah, ini perlu diketahui bahwa kalau pengunjung itu sebenarnya tidak boleh memberimakan pada satwa yang ada di TMR. Semua satwa, jadi tidak boleh memberi makan. Tujuannya kalau pengunjung ke sini mungkin untuk melihat terus kita ada tambahan mungkin edukasi," katanya.

Aturan lainnya yang diberlakukan yakni penggunaan suara atau musik yang terlalu keras. Bagi jerapah, dikatakan Arief, musik yang terlalu keras bisa membuat jerapah stres.

"Kalau tidak musik ya tenang-tenang saja," tandas Arief.

© Copyright @2025 LIDEA. All Rights Reserved.