Seorang wanita menceritakan pengalaman pelecehan seksual yang dialaminya di Stasiun Tanah Abang, Jakarta Pusat, pada 2 April 2025.
Korban berbagi kisahnya melalui akun Instagram pengemudi taksi online @indra_papsky.
Commuter segera menanggapi laporan ini dan memastikan pihaknya bekerja sama dengan polisi untuk mengejar pelaku. Meskipun pelaku belum ditemukan, KAI Commuter telah mengantongi ciri-ciri terduga pelaku.
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Seorang wanita yang menjadi korban pelecehan seksual di Stasiun Tanah Abang, Jakarta Pusat, pada 2 April 2025, berbagi pengalamannya di media sosial.
Pengakuannya itu mendorong banyak korban pelecehan lainnya untuk berani melapor dan speak up. KAI Commuter pun langsung merespons dengan bekerja sama dengan polisi untuk mencari pelaku, yang hingga kini masih dalam pengejaran.
Kejadian ini pertama kali terungkap setelah korban menceritakan pengalaman traumatisnya kepada pengemudi taksi online melalui unggahan di Instagram @indra_papsky.
Dalam video yang dibagikan, korban mengungkapkan bahwa seorang pria di belakangnya melakukan pelecehan dengan cara onani dan menyentuh dirinya di tempat umum.
Korban mengaku, "Tadi aku pas turun dari eskalator, nggak nyadar ada cowok di belakang aku terus dia numpahin pjnya dia di celana belakang."
Unggahan tersebut memicu keprihatinan banyak pihak, dengan beberapa orang terkejut mendengar cerita korban dan merasa tergerak untuk mendukungnya.
Mendapatkan laporan tersebut, Public Relations Manager KAI Commuter, Leza Arlan, memastikan bahwa pihaknya telah menerima informasi tentang dugaan pelecehan seksual ini dan langsung melakukan pengecekan di lokasi kejadian.
Meski pelaku belum berhasil ditemukan, KAI Commuter sudah mengantongi ciri-ciri terduga pelaku dan bekerja sama dengan pihak kepolisian untuk melanjutkan pencarian.
KAI Commuter juga mengimbau kepada seluruh pengguna untuk lebih berhati-hati dan tidak takut untuk berteriak atau meminta bantuan jika mengalami atau menyaksikan kejadian pelecehan serupa.
"Kami juga berharap kepada seluruh pengguna yang melihat atau menjadi korban untuk tidak takut berteriak atau meminta bantuan pengguna lain atau segera melaporkannya kepada petugas. Berani speak up!" ujar Leza Arlan dalam keterangannya, Minggu (6/4/2025).
Kejadian ini memberikan dampak besar, mendorong korban lain untuk melapor dan membuka percakapan tentang pentingnya perlindungan terhadap perempuan di ruang publik.
Hal ini juga mengingatkan kita akan pentingnya langkah konkret dalam menciptakan lingkungan yang aman dan nyaman bagi semua orang, terutama perempuan.