TRIBUNNEWS.COM - Calon jemaah umrah, Muhammad Aqib (27), menjadi salah satu korban kecelakaan maut yang melibatkan mobil rombongannya dengan bus Rajawali Indah di di Jalan Raya Duduksampeyan, Gresik, Jawa Timur, pada Kamis (10/4/2025).
Aqib adalah Waga Desa Tuwiri Wetan, Kecamatan Merakurak, Tuban
Menurut Kepala Desa Tuwiri Wetan, Wiji Santoso, Aqib akan berangkat umrah yang merupakan bonus dari bosnya. Korban diketahui bekerja di Bali.
"Aqib ini mendapatkan bonus (umrah) dari bosnya. Selama ini ia bekerja di Bali," kata Wiji, Kamis, dikutip dari Surya.co.id.
Aqib berangkat bersama keluarganya mengendarai mobil Isuzu Panther bernomor polisi DK 1157 FCL selepas subuh.
"Mereka berangkat habis subuh," imbuhnya.
Tak sampai di situ, kekasih Aqib, Tasya, menuturkan ia dan korban akan berencana menikah di tahun depan.
Tasya tak menyangka, Sabtu (5/4/2025) menjadi hari terakhirnya bertemu dengan sang kekasih.
"Pertemuan terakhir pada Sabtu (5/4) kemarin, rencana menikah tahun depan," ujarnya, Kamis.
Tasya dan Aqib sudah menjalin hubungan selama satu tahun.
Aqib rupanya sempat menitipkan pesan terakhir sebelum berangkat umrah kepada Tasya.
"Terasa jauh tapi dekat sama semoga hidup yang lama," pesan Aqib yang ditirukan Tasya.
Tasya mengungkapkan ia dan Aqib terakhir kali berkomunikasi sesaat sebelum kecelakaan terjadi. Aqib sempat berpamitan kepadanya.
"Bilang, aku sudah berangkat," kata Tasya menirukan ucapan almarhum Aqib.
Tasya kemudian menuturkan kronologi kecelakaan yang menimpa calon suaminya.
Sekitar pukul 6.00 WIB, ponsel Aqib sempat menghubunginya.
Awalnya, panggilan itu tak sempat ia jawab. Saat ia mencoba menghubungi balik, panggilan tersebut juga tidak dijawab.
"Saya sudah feeling, saya telepon terus tidak diangkat, akhirnya ada yang mengangkat dan baru tahu kecelakaan," katanya.
Setelah mendapat kabar itu, Tasya langsung berangkat berboncengan dengan temannya mengendarai sepeda motor Honda Vario warna hitam.
Saat tiba di jalan raya Duduksampeyan, ia hanya melihat kendaraan yang terlibat kecelakaan sudah dievakuasi serta serpihan kaca yang berserakan di pinggir jalan.
Diketahui, mobil yang ditumpangi Aqib bertabrakan dengan bus Rajawali Indah yang mengangkut 15 penumpang dari arah berlawanan.
Tragisnya, enam orang keluarga yang mengantar Aqib juga tewas dalam kecelakaan tersebut.
Keenam orang tersebut juga merupakan warga Desa Tuwiri Wetan, Kecamatan Merakurak, Tuban.
Dua dari korban yang meninggal dalam kecelakaan tersebut adalah seorang kakek dan cucunya yang masih berusia tiga tahun, M Al Fatih.
Dalam rekaman video amatir yang diambil tak lama setelah kejadian, terlihat M Al Fatih sudah tak bernyawa di pangkuan sang kakek, Besar (65 tahun).
Keduanya diketahui duduk di bagian depan, sisi kiri kendaraan.
Kanit Gakkum Satlantas Polres Gresik, Ipda Andri Aswoko, mengatakan kecelakaan bermula ketika ban mobil mengalami selip.
"Kronologi kejadian bermula saat mobil Panther DK-1157-FCL yang memuat rombongan umrah dari Tuban melaju dari arah barat menuju timur (Lamongan ke Gresik) kemudian ban sebelah kiri selip," ujarnya.
"Saat di TKP Jalan Raya Duduksampeyan, pengemudi mobil Panther hendak mendahului truk dari sisi kiri. Hingga ban mobil sebelah kiri keluar ke bahu jalan," tambah Aswoko.
Sayangnya, saat hendak naik lagi ke badan jalan, ban mobil tersebut mengalami selip.
Mobil berwarna biru tua itu akhirnya oleng ke kanan hingga melewati markah jalan.
"Saat bersamaan dari arah berlawanan (timur ke barat) melaju bus dengan nomor polisi S-7704-UA yang dikemudikan Suwarno, 46 tahun, asal Tuban, sehingga terjadi kecelakaan," tandasnya.
Mobil Panther dan bus sama-sama mengalami ringsek parah akibat benturan keras.
Tujuh penumpang mobil meninggal dunia, sedangkan sopir dan kenek bus mengalami patah tulang.
(Falza) (Surya.co.id/Willy Abraham)