TRIBUN-MEDAN.com - Menguak fakta tewasnya sepasang kekasih di kamar kos.
Seperti dberitakan, penemuan mayat korban di Jalan Sidosermo Indah, Kecamatan Wonocolo, Surabaya, Jawa Timur, Kamis (10/4/2025).
Adapun korban tewas merupakan seorang perawat NA (31) dan kekasihnya, LH (28) seorang pengusaha asal Pamekasan, Madura, yang sedang menempuh pendidikan magister hukum di sebuah kampus swasta di Surabaya.
Kasus tewasnya sepasang kekasih ini terungkap setelah keluarga NA tak dapat menghubungi korban melalui via telepon.
Salah satu saksi, Apriliani (23) mengatakan, awalnya dirinya mendapatkan informasi dari saudaranya bahwa korban, yakni NA (29), warga Lamongan, tidak bisa dihubungi melalui telepon.
"Akhirnya saya disuruh kakaknya (korban) yang ada di Lamongan, untuk lihat keadaan saudara saya yang di sini," kata Apriliani ketika berada di lokasi kejadian, Kamis.
Kemudian, Apriliani menghubungi pemilik kos untuk membukakan pintu kamar saudaranya tersebut.
Akan tetapi, dia diminta untuk memanggil tukang kunci karena pemilik kos sedang tidak ada di rumah.
Selanjutnya, saksi mengaku sempat mengalami kesulitan ketika membuka pintu kamar kos tersebut.
Sebab, penghuni kos yang sudah meninggal bersandar ke pintu.
Betapa kagetnya Aprilianti saat mendapati sepupu bersama kekasihnya dalam kondisi tergeletak dan tak bernyawa.
"Saya cuma goyang-goyangin, bangunin ternyata enggak bisa. Terus saya turun menghubungi teman saya untuk hubungi ambulans karena saya panik enggak tahu mau ngapain," jelasnya.
Sementara itu, Kapolsek Wonocolo AKP Haryoko Widhi membenarkan penemuan kedua jenazah tersebut.
Pihaknya juga melihat kamar kosnya dalam kondisi terkunci dari dalam.
Saat ditemukan di dalam kos, kondisi LH telentang dan kondisi NA telungkup.
Keduanya juga masih mengenakan pakaian.
Pihak kepolisian juga mengamankan suntikan dan beberapa ampul dari lokasi kejadian.
Jenazah keduanya ditemukan Nur Aprilianti yang mendatangi kosan tersebut pada Kamis (10/4/2025).
Nur Aprilianti mengaku tidak tahu mengenai isi ampul tersebut.
Ia juga menyebut korban tidak mengidap penyakit.
Meski demikian, kata Aprilianti, korban kerap menyuntik tubuhnya sendiri saat sedang dalam kondisi sakit.
Menurutnya, apa yang dilakukan NA itu adalah hal wajar. Mengingat jadwal kerja NA yang padat sebagai perawat.
"Dia perawat, jadwal kerjanya padat. Jadi misalnya sakit gitu, dia infus sendiri, suntik sendiri aja. Kayak gitu aja sih," ungkap Aprilianti, Kamis.
Rencana Menikah Setelah Lulus S2
Menurut keterangan Nur Aprilianti, kerabat korban NA, LH adalah warga Pamekasan, Madura, yang sedang menempuh pendidikan magister hukum di sebuah kampus swasta di Surabaya.
Hanya saja, dia tidak mengetahui jenis usaha dari pacar sepupu tersebut.
Aprilianti juga mengaku LH memiliki apartemen di salah satu kawasan Kota Surabaya.
Terkait keberadaan LH di kosan milik NA, Aprilianti mengakui bahwa pria Pamekasan itu kerap mendatangi sepupunya di kosan.
Namun, hal tersebut murni sebatas kunjungan belaka. Bukan diartikan bahwa korban LH menginap atau tinggal bersama dengan korban NA di kosan tersebut.
"Lumayan sering. Kayaknya sampai larut malam aja sih (enggak nginap). Kayaknya rumah di madura. Tapi kerjanya di Surabaya. Sama kayaknya (dia cowok) ada apartemen," tutur Aprilianti.
Aprilianti mengaku hubungan antara NA dan LH cukup lama, sekira satu tahunan.
Keduanya juga sudah merencanakan akan menikah pada tahun 2025 atau 2026.
"Katanya setelah si cowok lulus S2, akan menikah. Perkiraan tahun atau tahun depan mau menikah. Udah direncanakan," kata dia.
Aprilianti mengaku selama ini hubungan keduanya tidak ada masalah dan baik-baik saja.
"Mereka adem adem saja," ujar dia.
(*/ Tribun-medan.com)