Artikel ini tentang kiprah kerajaan-kerajaan Islam di Kalimantan ini dalam menyebarkan Islam, semoga bermanfaat.
---
Intisari hadir di WhatsApp Channel, follow dan dapatkan berita terbaru kami di sini
---
Intisari-Online.com -Menurut beberapa sumber, Islam masuk ke Kalimantan dari Malaka dan Pulau Jawa. Masuknya Islam punya dampak besar, di antaranya adalah munculnya kerajaan-kerajaan Islam di Kalimantan.
Bagaimana kiprah kerajaan-kerajaan Islam di Kalimantan ini dalam menyebarkan Islam? Untuk menjawab itu tentu kita tahu kerajaan-kerajaan Islam di Kalimantan.
1.Kerajaan Selimbau
Kerajaan Selimbau merupakan kerajaan kecil yang terletak di Kecamatan Selimbau, Kabupaten Kapuas Hulu, Kalimantan Barat. Pada awalnya, Kerajaan Salimbau merupakan kerajaan bercorak Hindu.
Kerajaan Selimbau didirikan oleh orang Dayak yang benama Guntur Baju Binduh atau Raja Abang Bhindu sekitar abad ke-7. Setelah menjadi raja, Guntur Baju Binduh bergelar Guntur Baju Bhindu Kilat Lambai Lalu. Ketika itu kerajaan bercorak Hindu.
Kerajaan Salimbau berubah menjadi kerajaan Islam saat masa pemerintahan raja yang ke-20, yaitu Pangeran Muhammad Jalaludin yang bergelar Pangeran Suta Kusuma. Pada masa ini, kerajaan mengirim utusan ke Kerajaan Mempawah dan Pontianak. Dengan bantuan dua kerajaan ini, Selimbau menjadi kerajaan yang kuat dan disegani.
2. Kerajaan Mempawah
Kerajaan Mempawah terletak di wilayah Kabupaten Mempawah, Kalimantan Barat. Asal usul nama Mempawah dari istilah "Mempauh", sejenis pohon yang tumbuh di hulu sungai yang kemudian dikenal dengan sungai Mempawah.
Awalnya, pola pemerintahan Kerajaan Mempawah berasal dari Bengkule Siltankg dan Kerajaan Sidiniang yang masih bersumber pada adat istiadat suku Dayak. Saat itu, corak kerajaan menganut ajaran agama Hindu.
Pada masa pemerintahan panembahan Senggaok, sistem pemerintahan tradisional masih dipertahankan namun mulai masuk ajaran Islam dalam kehidupan kerajaan. Lalu pada pada masa pemerintahan Raja Opu Daeng Menambun yang bertahta pada tahun 1740, pengaruh Islam semakin kuat. Kerajaan mulai memadukan hukum-hukum adat lama dengan hukum bersumber pada ajaran Islam.
3. Kerajaan Tanjungpura
Kerajaan Tanjungpura merupakan kerajaan tertua di Kalimantan Barat, diperkirakan berdiri sejak abad ke-8. Hingga saat ini belum ditemukan sumber-sumber sejarah yang mengisahkahn awal berdirinya kerajaan ini.
Kerajaan Tanjungpura memiliki banyak nama, yang disebabkan kerajaan kerap berpindah ibu kota. Perpindahan ibu kota terjadi sekitar abad ke-15. Nama-nama Kerajaan Tanjungpura di antaranya Bakulapura sebagai daerah taklukan Singasari.
Awalnya, Kerajaan Tanjungpura bercorak Hindu. Pengaruh Islam mulai terjadi saat ibu kota kerajaan dipindahkan ke Sukadana. Sultan Muhammad Syaifuddin yang memerintah sekitar tahun 1622-1665 adalah raja pertama yang bergelar sultan.
4. Kerajaan Landak
Kerajaan Landak atau Kerajaan Ismahayana Landak merupakan kerajaan yang pernah berdiri di Kabupaten Landak, Kalimantan Barat. Sejarah kerajaan ini hanya memiliki sedikit sumber-sumber tertulis, namun bukti arkeologi masih dapat dijumpai.
Salah satunya adalah bangunan istana kerajaan. Pendiri Kerajaan Landak merupakan bangsawan Singasari yang dipindahkan ke Kelimantan, namun nama aslinya tidak diketahui. Raja pertama bergelar Sang Nata Pulang Pali.
Hingga raja ketujuh, nama Raja Kerajaan Landak tidak diketahui namanya. Pada masa pemerintahan Raden Ismahayana, agama Islam masuk serta berkembang di Kerajaan Landak. Raden Ismahayana bergelar Raja Dipati Karang Tanjung Tua yang memerintah pada tahun 1472 hingga 1542. Ia merupakan raja kedelapan.
5. Kerajaan Tayan
Kerajaan Tayan merupakan Kerajaan Islam yang pernah berdiri di wilayah Kecamatan Tayan Hilir, Kabupaten Tayan, Kalimantan Barat. Pendiri Kerajaan Tayan adalah Gusti Lekar dari Kerajaan Matan, diyakini masih keturunan Raja Majapahit.
Kerajaan Matan merupakan pecahan dari Kerajaan Tanjungpura. Meskipun berbentuk kerajaan, Kerajaan Tayan tidak menggunakan gelar raja atau sultan, melainkan panembahan atau pangeran. Keputusan itu untuk menghormati Kerajaan Matan, Tanjungpura, dan Majapahit.
6. Kerajaan Paser
Kerajaan Paser berdiri pada sekitar tahun 1575 dengan pemimpinan pertama seorang ratu, yaitu Putri Betung. Semasa pemerintahan Putri Betung, Kerajaan Paser masih menganut ajaran animisme dengan menyembah roh-roh halus. Kemudian setelah Ratu Betung menikah dengan Abu Mansyur Indra Jaya, Kerajaan Panser mulai memeluk Islam.
7. Kerajaan Sukadana
Dalam buku Islamisasi dan Perkembangan Kerajaan Islam di Indonesia (2012) karya Daliman, kerajaan Sukadana berdiri pada sekitar awal abad 17 Masehi oleh Muhammad Safiudin. Kerajaan ini terletak di bagian Barat Daya pulau Kalimantan.
Islamisasi kerajaan Sukadana dilakukan oleh ulama-ulama dari kerajaan Demak. Selain dari Jawa, Islamisasi di kerajaan ini juga dilakukan oleh pedagang-pedagang Islam dari luar negeri. Kerajaan Sukadana bercorak ekonomi maritim dan pertambangan.
Kerajaan ini terkenal dengan hasil tambang emas, perak dan intan. Masyarakat kerajan Sukadana telah mampu mengolah logam mulia dan batu mulia menjadi perhiasan-perhiasan dengan nilai jual yang tinggi. Ibu Kota kerajaan Sukadana memiliki reputasi sebagai pusat kerajinan intan terbaik di kawasan laut Nusantara.
8. Kerajaan Banjar
Kerajaan Banjar telah berdiri sebelum Islam masuk di Indonesia. Dalam buku Islam di Indonesia (1974) karya Harry J Benda, disebutkan bahwa kerajaan ini dulunya merupakan kerajaan Hindu yang berada di bawah kekuasaan Majapahit.
Setelah Majapahit runtuh,Banjar menjalin perjanjian dengan kerajaan Demak untuk menaklukan kerajaan Negara Dana. Sebagai balasannya, Kerajaan Demak meminta Raden Samudra untuk memeluk Islam dan Kerajaan Banjar menjadi daerah vassal (bawahan) dari Demak.
Pada masa Sultan Tahmidillah, terdapat seorang ulama besar dalam masyarakat Islam Banjar. Dia mampu menyiarkan agama Islam hingga pedalaman Kalimantan. Kerajaan Banjar terletak di pesisir Kalimantan Selatan. Ibu Kota dari kerajaan Banjar adalah Banjarmasin. Kota ini terletak di muara Sungai Barito, sehingga memungkinkan kapal-kapal besar untuk berlabuh atau transit di sana.
Kerajaan ini memiliki corak ekonomi perdagangan maritim dan pertambangan. Komoditas utama dari kerajaan Banjar adalah intan, emas dan perak. Baca juga: Kerajaan Islam di Sumatera Letak kerajaan Banjar yang strategis menjadi keuntungan bagi sektor perekonomian mereka.
Kerajaan Banjar memiliki pelabuhan internasional yang dijadikan sebagai tempat transit kapal-kapal dagang dari Asia Timur dan Asia Selatan.
Secara tidak langsung berubahnya corak kerajaan-kerajaan di Kalimantan dari Hindu ke Islam juga berdampak pada proses islamisasi di pulau yang kaya dengan sumber daya alam itu. Karena bagaimanapun juga pengislaman raja akan diikuti oleh rakyatnya.
Selain tentu saja peran dari para ulama dan pendakwah terkenal. Beberapa di antara ulama besar yangberperan dalam penyebaran Islam di Kalimantan adalah Syekh Husein, Datuk ri Bandang, dan Tuan Tunggang Parangan. Ada jugaSyekh Arsyad al-Banjari, Syekh Muhammad Nafis bin Idris al-Banjari, juga Syekh Abdul Hamid Abulung, yang berperan dalam islamisasi di Kesultanan Banjar.
Begitulahkiprah kerajaan-kerajaan Islam di Kalimantan ini dalam menyebarkan Islam, semoga bermanfaat.