TRIBUN-MEDAN.com - Bocoran akhirnya terendus oleh media bahwa Honda tim yang paling getol ingin merekrut Pedro Acosta dari Red Bull KTM.
Bahkan Honda sudah siap dengan denda jika harus memangkas kontrak lebih cepat.
Kontrak Acosta dengan KTM yang baru berakhir pada akhir musim 2026 disinyalir menjadi hal yang akan menyulitkan dia untuk pergi lebih cepat dari pabrikan Austria.
Namun, baru-baru ini, di tengah bergulirnya MotoGP Qatar 2025, kabarnya sudsh ada tim yang siap untuk menanggung denda kontrak solid itu demi membawa Si Hiu dari Mazzaron keluar KTM.
Semula ada beberapa tim yang kabarnya tertarik dengan Acosta, nulai dari tim Valentino Rossi yaitu VR46, Pramac, dan paling santer ialah Honda.
Bahkan, isu Honda tertarik mendatangkan Acosta sampai merembet ke fakta bahwa dia mungkin akan menggusur adik Rossi, Luca Marini di Honda HRC Castrol.
Melansir dari Speedweek, sumber terpercaya telah membocorkan keseriusan Honda untuk memboyong pembalap berusia 20 tahun itu.
Bahkan, pabrikan Asaka, Jepang itu sudah siap dengan konsekuensi bessr yang harus ditanggung yaitu denda.
Tak tanggung-tanggung, Honda dikabarkan rela akan membayar 30 juta euro atau setara 572 miliar rupiah untuk membayarkan dendam Acosta pada KTM jika akan mengakhiri kontrak.
"Honda ingin melihat Pedro Acosta muda sebagai pemenang masa depan di RC213V," demikian Speedweek melaporkan.
"Sumber yang memiliki informasi terpercaya telah mengungkapkan bahwa manajemen puncak Honda siap berinvestasi hingga 30 juta euro untuk memikat Acosta ke kubu Honda."
Desas-desus ini jelas sudah sampai di telinga Direktur Motorsport KTM, Pit Beirer.
Beire sendiri enggan menanggapi soal itu dan memilih fokus untuk terus bekerja keras dalam tim mereka.
"Saat ini saya tidak berurusan dengan masalah kontrak," ujar Beirer.
"Kami memiliki kesepakatan yang solid dengan Pedro. Tidak ada yang berubah dalam hal niat kami untuk terus maju setelah 2026."
"Segala hal lainnya telah dikatakan, kami bekerja sama untuk kesuksesan KTM," ujarnya.
Satu-satunya jalan keluar bagi KTM untuk memagari Acosta memang hanya satu, yaitu membuat motor KTM RC16 mampu diajak untuk menang.
Satu target inilah yang sampai sekarag masih jadi hal paling dinanti bagi Acosta setelah musim debutnya tahun lalu hanya terus dihiasi podium dan atmosfer nyaris menang saja.
Sementara memasuki akhir musim lalu sampai saat ini, langkah motor KTM malah cenderung mundur dan membuat Acosta mulai gusar.
Acosta sendiri selalu menganggap KTM sudah seperti rumah keduanya, bagaimana pun dia bisa tumbuh dan besar menjadi seperti sekarang berkat akademi balap mereka.
"Saya tumbuh bersama KTM, saya tidak mengendarai motor lain selama 14 tahun," katanya.
Meski begitu, profesionalisme dan hasrat besar untuk mencicipo kemenangan perdana di kelas MotoGP adalah jal mutlak yang sekarang diperlukan Acosta.
Jika skenario di atas tidak bisa terwujud, Honda bisa jadi menyiapkan skenario lain dengan menunggu lebih sabar yang itu baru akan membawa Acosta pada musim 2027.
Sedangkan KTM, satu-satunya skenario yang bisa membuat pembalap aset emas mereka bertahan adalah kembali menciptakan motor kemenangan di tengah isu finansial.
(tribun-medan.com)