BANJARMASINPOST.CO.ID - TREN kenaikan harga emas diproyeksi terus berlanjut. Harga emas logam mulia Antam bahkan diprediksi bakal menembus level Rp 2 juta per gram.
Kemarin, harga emas batangan keluaran PT Aneka Tambang atau Antam tercatat Rp 1.896.000 per gram. Berdasarkan laman Logam Mulia, angka itu turun Rp 8.000 dari Rp 1.904.000 per gram pada Minggu (13/4).
Meskipun harga emas Antam mengalami penurunan sebesar Rp 8.000 dibandingkan harga pada hari sebelumnya, namun ini menjadi rekor tertinggi sepanjang masa (all time high/ATH).
Analis Emas, Ibrahim Assuaibi mengatakan, logam mulia memiliki peluang terus menguat seiring masih memanasnya geopolitik di Timur Tengah dan Eropa, serta meningkatnya eskalasi perang dagang antara Cina dan Amerika Serikat (AS).
Di beberapa wilayah, masyarakat malah memburu emas terutama emas batangan. Lonjakan harga emas yang terjadi belakangan ini, di satu sisi memang menimbulkan euforia di kalangan masyarakat.
Banyak yang menganggap ini sebagai peluang bagus untuk meraup keuntungan atau mengamankan nilai kekayaan, atau bahkan berinvestasi. Namun sebagian dinilai hanya karena FOMO, Fear Of Missing Out, alias takut ketinggalan momen.
Padahal di tengah situasi seperti ini, justru masyarakat harus lebih berhati-hati dan tidak gegabah dalam mengambil keputusan finansial. Emas memang salah satu instrumen yang paling sering digunakan untuk melindungi nilai kekayaan dari inflasi atau ketidakpastian global.
Namun, ketika harga emas naik terlalu cepat dalam waktu singkat, hal ini bisa menandakan adanya dorongan spekulatif yang bisa berbahaya, terutama bagi investor pemula atau masyarakat umum yang membeli emas tanpa strategi.
Bisa saja, saat ini adalah puncak harga emas. Ketika harga mengalami koreksi—yang sering terjadi pascalonjakan tajam—mereka malah bisa mengalami kerugian yang tidak kecil. Perencanaan keuangan dan pemahaman terhadap karakteristik emas sebagai aset sangat penting. Emas lebih cocok sebagai alat lindung nilai daripada sumber utama keuntungan jangka pendek.
Sejumlah pakar keuangan merekomendasikan beberapa langkah bijak, seperti membeli emas secara bertahap, tidak menaruh seluruh dana di satu aset, dan selalu mengevaluasi tujuan keuangan sebelum membeli.
Di sisi lain, masyarakat juga harus mewaspadai risiko non-finansial, seperti maraknya penipuan atau investasi bodong berkedok emas. Momen seperti ini bisa jadi dimanfaatkan oleh pihak-pihak tak bertanggung jawab yang menawarkan skema investasi palsu dengan janji keuntungan cepat dan tinggi.
Di tengah situasi seperti ini, langkah paling bijak adalah bersikap rasional, tidak emosional, dan tetap berpijak pada perencanaan keuangan yang matang. Kenaikan harga emas memang menarik, tapi tanpa pemahaman dan strategi yang tepat, masyarakat bisa lebih mudah tergelincir ke dalam jebakan kerugian karena tergesa-gesa meraih keuntungan. Sekali lagi, jangan FOMO! (*)