Kronologi 20 Pendaki Ilegal Ditangkap Usai Terobos Gunung Merapi yang Sedang Status Siaga, Begini Nasibnya!
Widy Hastuti Chasanah April 15, 2025 11:34 AM

Grid.ID - Dua puluh pendaki ilegal ditangkap usai terobos Gunung Merapi yang sedang berstatus siaga. Para pendaki itu diamankan oleh petugas Balai Taman Nasional Gunung Merapi (TNGM) dan pihak Kepolisian pada Minggu (13/4/2025).

Petugas yang terdiri dari pemerintah desa, TNI, Polhut, BPPTKG, dan unsur masyarakat lain juga ikut serta dalam mengamankan pendaki ilegal tersebut. Seperti diketahui, pendakian Gunung Merapi ditutup sejak Mei 2018 silam sampai batas waktu yang belum bisa ditentukan.

Hal itu karena statusnya masih siaga (level III). Namun, para pendaki tersbeut tetap naik hingga aktivitas mereka dikategorikan ilegal tanpa izin resmi.

Kepala Seksi Pengelolaan Taman Nasional (SPTN) Wilayah II Klaten-Boyolali, Ruky Umaya, menjelaskan pengamanan ini berawal dari informasi yang diperoleh melalui media sosial TikTok dari akun AldoGracia. Akun itu memposting video di berbagai titik lokasi kawasan puncak Gunung Merapi serta menggunakan kata-kaya untuk memotivasi orang mendaki.

"Dari informasi sementara yang kami kumpulkan kemarin sore sampai tadi pagi, kurang lebih jam 4 baru selesai pendalaman informasi terhadap 20 pendaki ilegal" ujarnya saat ditemui di Kantor Balai Taman Nasional Gunung Merapi, Senin (14/04/2025).

"Itu diawali dari media sosial TikTok dengan akun AldoGracia," lanjut Ruky mengutip Kompas.com.

"Memposting beberapa video dan foto di Pasar Bubrah, puncak, dan juga di pos I dengan kata-kata yang memang memancing," ucapnya.

Awalnya, sejumlah netizen mengingatkan aktivitas pendakian gunung Merapi yang ditutup. Namun pemilik akun memberi jawaban yang memicu minat orang untuk mendaki di gunung tersebut.

Ruky menilai, postingan itu yang memancing para pendaki ilegal untuk mendaki di Gunung Merapi.

"Kita cek juga komen-komenya, ada juga yang bilang, 'lho mas Merapi kan ditutup.' Jawabnya juga memantik, 'ditutup ya ditutup, tapi munggah (naik), munggah aja,'" ucap Ruky, mengulang komentar yang muncul di akun tersebut.

"Itu memancing para pelaku pendaki ilegal lain yang kemarin naik, itu memang motifnya diawali dari akun yang memposting sebelumnya," tuturnya.

Cara 20 Pendaki Ilegal Naik

Dilansir dari Suryamalang.com, para pendaki itu sempat berkoordinasi melalui sebuah grup whatsapp. Dalam grup itu, para pendaki ilegal berjanji untuk bertemu di salah satu toko waralaba di Cepogo, Boyolali, Jawa Tengah, sebelum bersama-sama menuju New Selo.

"Sampai juga dibuat WA grupnya untuk persiapan pendakian yang dikoordinir oleh saudara yang memiliki akun," jelasnya.

"Mereka janjian jam 2 pagi di Alfamart Cepogo kemudian bersama-sama naik ke New Selo. Menjelang subuh mereka bersama-sama naik," kata Ruky.

Ruky menegaskan aktivitas pendakian ilegal ini terkoordinasi dengan baik, bahkan para pendaki juga dibagikan alat komunikasi. Balai Taman Nasional Gunung Merapi berencana memanggil kembali ke-20 pendaki ilegal tersebut untuk meminta keterangan lebih lanjut.

"Dari penggalian informasi ke 20 orang itu memang terkoordinir. Dari yang mengkoordinir pun membagikan alat komunikasi HT kecil. Jadi memang dipersiapkan dengan baik," tuturnya.

"Ini adalah informasi sementara, kita akan melakukan panggilan untuk melakukan pendalaman informasi 20 pendaki ilegal ini besok Selasa tanggal 15. Jadi masih kita gali lagi informasinya," pungkasnya.

Kronologi Pendaki Diamankan

Petugas yang terbentuk dalam tim awalnya melakukan monitor di titik-titik yang diduga menjadi jalur pendakian. Pada Minggu (13/4/2025) pukul 05.00 WIB, petugas BTN Gunung Merapi di Resor Pengelolaan TN Wilayah Selo mendapati 12 kendaraan roda dua di New Selo, Kecamatan Selo, Kabupaten Boyolali yang diduga milik pendaki ilegal.

Setelah ditunggu hingga pukul 12.30 WIB, pendaki ilegal mulai turun dan tiba di New Selo yang selanjutnya diamankan oleh tim gabungan. Hingga minggu malam, tim BTN Gunung Merapi bersama Kepolisian Sektor Selo dan Koramil Selo masih terus mengumpulkan keterangan dari para pendaki ilegal.

Seluruh pendaki ilegal yang diamankan BTN Gunung Merapi tersebut berasal dari berbagai daerah di Jawa Tengah, Yogyakarta, dan Jawa Timur. Mereka berusia 15-24 tahun, dari yang berstatus masih pelajar, mahasiswa, juga kalangan pekerja.

Dari keterangan resmi Balai TNGM yang diperoleh Kompas.com (grup suryamalang), Senin (14/4/2025), ternyata 20 orang yang diamankan tersebut dikoordinir oleh salah satu orang.

© Copyright @2025 LIDEA. All Rights Reserved.