TRIBUNNEWS.COM - Sidang pertama terkait tuduhan monopoli terhadap perusahaannya digelar di pengadilan federal pada Senin (14/4/2025).
CEO Meta, Mark Zuckerberg, muncul untuk memberikan kesaksian.
Dalam kasus ini, Zuckerberg dan para pimpinan senior Meta lainnya dituduh membeli aplikasi-aplikasi kecil seperti Instagram dan WhatsApp secara ilegal untuk menciptakan monopoli di pasar media sosial.
Dalam pernyataan pembukaannya, pengacara Komisi Perdagangan Federal (FTC) menyebutkan Meta menggunakan strategi "beli atau kubur" dengan tujuan mengeliminasi persaingan, CBS News melaporkan.
FTC berusaha membuktikan bahwa dengan mengakuisisi Instagram pada 2012 dan WhatsApp pada 2014, Meta menciptakan "penghalang masuk" yang melindungi dominasi mereka di pasar "jejaring sosial pribadi."
"Mereka memutuskan bahwa persaingan terlalu ketat dan akan lebih mudah membeli pesaing daripada bersaing dengan mereka," ujar pengacara FTC, Daniel Matheson, yang dikutip dari Fox Business.
Jika FTC berhasil, pengadilan bisa memerintahkan Meta untuk merestrukturisasi perusahaannya atau bahkan melepaskan sahamnya di Instagram dan WhatsApp.
Kemenangan ini akan menjadi kemenangan penting bagi pemerintah AS, terutama dalam upaya mereka menantang perusahaan teknologi besar seperti Meta, yang kini bernilai sekitar $1,4 triliun.
Sidang ini dihadiri oleh hakim AS James Boasberg dan diperkirakan akan berlangsung selama beberapa minggu.
Zuckerberg menjadi saksi pertama yang dipanggil, dengan fokus pada email yang dikirimnya terkait pembelian Instagram dan WhatsApp.
Dalam email 2012, Zuckerberg menyatakan bahwa Instagram berkembang pesat sehingga Meta "harus" membeli aplikasi tersebut.
"Itu adalah email yang ditulis oleh seseorang yang menyadari Instagram sebagai ancaman dan terpaksa mengorbankan satu miliar dolar karena Meta tidak dapat menghadapi ancaman itu melalui persaingan," kata Matheson dalam sidang.
Zuckerberg juga menjelaskan transformasi Facebook yang kini lebih berfokus pada konten pihak ketiga, seperti berita dan aktivitas grup, daripada sekedar menghubungkan teman.
Sementara itu, pengacara Meta, Mark Hansen, berupaya membantah tuduhan FTC dan mengatakan kalau Meta tidak melakukan kesalahan dalam akuisisi Instagram dan WhatsApp.
Hansen berpendapat bahwa keduanya berkembang pesat di bawah kepemilikan Meta dan tidak ada bukti bahwa perusahaan tersebut memiliki kekuatan monopoli.
Sidang ini penting karena jika FTC menang, Meta bisa dipaksa untuk memisahkan Instagram dan WhatsApp.
Instagram, yang telah dimiliki oleh Meta selama lebih dari satu dekade, menyumbang setengah dari pendapatan iklan perusahaan.
Meta, yang berkantor pusat di Menlo Park, California, memperoleh pendapatan lebih dari $164 miliar pada tahun 2024.
Jika gugatan FTC berhasil, ini bisa menjadi pembubaran perusahaan terbesar di AS sejak pembubaran AT&T pada 1980-an.
Kasus ini sudah berlangsung beberapa tahun, dimulai dengan gugatan FTC pada 2020, saat pemerintahan Presiden Trump masih berkuasa, The Washington Post melaporkan.
Persidangan ini menjadi ujian besar bagi kesediaan FTC untuk menantang dominasi perusahaan-perusahaan teknologi besar.
(Tribunnews.com, Andari Wulan Nugrahani)