Sosok Pria Nyamar Jadi Wanita di Mataram: Gagal Politik dan Stres Jadi Motif Aksi Viral
Glery Lazuardi April 15, 2025 03:40 PM

TRIBUNNEWS.COM, MATARAM - Sosok pria yang menyamar jadi wanita di Masjid Hubbul Wathan, Mataram, viral setelah video aksinya beredar. 

Ternyata, aksi mengejutkan ini dipicu oleh kegagalan politik dan gangguan jiwa.

Pria berinisial F, yang pernah mencalonkan diri sebagai anggota dewan, mengaku terinspirasi oleh mimpi untuk beribadah di saf wanita.

Kini, dia diamankan pihak berwajib untuk pemeriksaan lebih lanjut. 

Apa yang mendorongnya melakukan tindakan ini? Simak kisah lengkapnya.

Video Aksi Viral yang Menarik Perhatian Netizen

Pada Senin (14/4/2025), video yang menampilkan pria mengenakan mukena dan menyelinap di barisan jemaah perempuan di Masjid Hubbul Wathan Islamic Center, Mataram, mendadak viral.

Dalam rekaman yang diunggah oleh akun Facebook @Atoel Rizki, tampak seorang petugas keamanan yang dengan sigap menghampiri pria tersebut, menarik dan membantingnya ke lantai. 

Kejadian ini menarik perhatian netizen, banyak yang merasa terkejut dengan aksi pria tersebut yang terjadi di tempat ibadah yang seharusnya menjadi tempat sakral untuk beribadah.

RUMAH SAKIT JIWA. Pria yang menyamar jadi wanita di Masjid Hubbul Wathan, Mataram, viral setelah aksinya yang dipicu kegagalan politik dan gangguan jiwa.
RUMAH SAKIT JIWA. Pria yang menyamar jadi wanita di Masjid Hubbul Wathan, Mataram, viral setelah aksinya yang dipicu kegagalan politik dan gangguan jiwa. (rsjlawang.com)

Farhan Rifqi Yulianta: Pria di Balik Aksi Viral

Setelah petugas berhasil membongkar penyamaran pria tersebut, terungkap bahwa ia bukanlah seorang wanita, melainkan seorang pria bernama Farhan Rifqi Yulianta (20), asal Desa Puyung, Lombok Tengah.

Farhan, yang merupakan mahasiswa Fakultas Pertanian di salah satu universitas negeri di Mataram, mengaku bahwa tindakannya menyamar sebagai wanita berawal dari mimpi yang ia alami.

"Jadi pria tersebut melakukan hal tersebut atas dasar petunjuk dari mimpinya, dari pagi yang bersangkutan inisial F meniatkan itu mengambil dari rumah dan membawanya, memasukan ke tas," jelas Kasat Reskrim Polresta Mataram, AKP Regi Halili, pada Senin (14/4/2025).

Menurut penjelasan Kasat Reskrim, pria tersebut merasa dipandu oleh mimpi untuk mengambil mukena dan ikut serta dalam salat berjamaah di saf perempuan.

Mimpi ini, yang dalam pandangannya terasa seperti suatu "perintah," membuat Farhan merasa terdorong untuk melaksanakan aksi yang akhirnya berujung pada kejadian viral ini.

Gangguan Jiwa dan Kegagalan Politik Sebagai Latar Belakang

Sayangnya, mimpi tersebut tidak hanya memicu kebingungannya, namun juga memperlihatkan dampak psikologis yang lebih dalam pada dirinya.

Berdasarkan penuturan kerabatnya, Joti Baskara, Farhan sudah lama mengalami gangguan kejiwaan sejak kegagalannya dalam pemilihan legislatif tahun 2019.

"Ya memang stress sejak dia nyalon dulu. Dulu bukan yang kemarin. Empat tahun yang lalu pada tahun 2019. Dia hanya dapat suara berapa ratus saja," kata Joti Baskara saat dikonfirmasi Tribun Lombok, Selasa (15/4/2025).

Meski telah menghabiskan banyak biaya untuk kampanye, Farhan hanya memperoleh ratusan suara, yang akhirnya berdampak pada kondisi mentalnya.

Sejak saat itu, Farhan menunjukkan perilaku yang tidak biasa, seperti berbicara seolah dirinya adalah anggota dewan yang sedang memimpin rapat.

Dalam kondisi stres dan depresi, ia juga sempat membuat dirinya merasa lebih nyaman dengan berperilaku sebagai perempuan.

Keluarga Farhan pun menyadari perubahan besar dalam dirinya, dan merasa sangat prihatin dengan kondisi yang dialami oleh pria muda ini.

PRIA NYAMAR JADI WANITA GARA-GARA STRESS GAGAL CALEG
PRIA NYAMAR JADI WANITA - Pria yang menyamar jadi wanita di Masjid Hubbul Wathan, Mataram, viral setelah aksinya yang dipicu kegagalan politik dan gangguan jiwa.

Pemeriksaan Psikologi dan Dampak Stigma Kesehatan Mental

Setelah kejadian tersebut, Farhan diamankan oleh pihak berwajib di Polsek Selaparang untuk dilakukan pemeriksaan lebih lanjut.

Pemeriksaan psikologi terhadap Farhan pun dijalankan untuk memastikan apakah gangguan jiwa yang dialaminya mempengaruhi tindakannya.

Kendati demikian, tindakan Farhan ini memunculkan banyak pertanyaan terkait stigma kesehatan mental, serta bagaimana tekanan sosial dan kegagalan politik dapat mempengaruhi kehidupan seseorang.

Kisah ini menyentuh banyak orang, tidak hanya dari segi kontroversialnya aksi penyamaran tersebut, tetapi juga dari segi manusiawi.

Gangguan jiwa yang disebabkan oleh kegagalan pribadi dan tekanan hidup nyata memengaruhi cara seseorang bertindak dan berpikir.

Dalam masyarakat yang semakin sibuk dengan tuntutan hidup, mungkin banyak yang merasa tertekan dan mencari cara untuk melepaskan diri dari rasa sakit tersebut, meskipun melalui jalan yang tidak biasa.

Kisah Farhan memberikan kita pelajaran tentang pentingnya perhatian terhadap kesehatan mental, terutama bagi mereka yang sedang menghadapi tekanan besar dalam hidup.

Gangguan jiwa bisa datang dari berbagai sumber, dan tanpa dukungan yang tepat, bisa berujung pada perilaku yang membingungkan dan merugikan diri sendiri.

Jika Anda merasa bahwa seseorang di sekitar Anda menunjukkan tanda-tanda gangguan mental, penting untuk memberikan dukungan dan bantuan yang tepat sebelum keadaan menjadi lebih buruk.

Apa pendapat Anda tentang kejadian ini?

Bagikan pandangan Anda di kolom komentar.

© Copyright @2025 LIDEA. All Rights Reserved.