Laporan Wartawan Grid.ID, Christine Tesalonika
Grid.ID - Kabar duka kembali menyelimuti industri hiburan Tanah Air. Ibunda dari dua penyanyi dangdut Siti KDI dan Cici Paramida meninggal dunia pada Rabu 17 April 2025.
Ibunda tercinta, Hj. Roesnaeni binti Abdul Halim meninggal dunia di Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo (RSCM), Jakarta pada pukul 10.00 WIB. Almarhumah meninggal dunia di usia 70 tahun.
Kabar duka ini datang dari pihak keluarga melalui pesan singkat yang menyebar di kalangan kerabat dan rekan terdekat.
"Innalillahi wa innailaihi raji’un. Telah berpulang ke Rahmatullah istri/ibu/tante/nenek kami Hj. Roesnaeni binti Abdul Halim,” demikian bunyi pesan duka yang dikirim ayah Siti KDI dan Cici Paramida, H. M. Idham.
Kabarnya, jenazah akan disemayamkan di rumah duka di Swasembada Barat VI No. 25, RT 011/09, Kelurahan Kebon Bawang, Kecamatan Tanjung Priok, Jakarta Utara.
Hingga berita ini diterbitkan, belum ada informasi resmi terkait jadwal pemakaman.
Sementara itu, ibunda Cici Paramida sendiri sempat mendapatkan perawatan intensif di rumah sakit satu bulan yang lalu. Dalam sebuah tayang di stasiun TV swasta, Cici Paramida menceritakan kronologi sang bunda hingga dirawat di rumah sakit.
Awalnya sang ibu hanya sekadar berobat dan kontrol ke dokter yang biasa menanganinya. Sang bunda sempat menolak untuk dirawat di rumah sakit, sampai akhirnya, ibunda Cici dijanjikan hanya 3 hari berada di sana. Namun Sang Khalik berkehendak lain, ibunda Cici dan Siti harus mendapatkan perawatan lebih lama.
Sempat Masuk ICU
Ibunda pendangdut Cici Paramida, Rosnaeni, ternyata dalam kondisi sakit dan sampai saat ini mendapatkan perawatan intensif di rumah sakit.
Saat menjadi bintang tamu acara Rumpi No Secret TransTV, Cici Paramida bersama adiknya, pendangdut Siti Rahmawati alias Siti KDI, membagikan kisah pilunya. Baik Cici dan Siti sama-sama tak bisa membentung tangis.
“Iya (sampai saat ini masih di ICU),” kata Cici sambil menangis, Minggu (16/3/2025).
Tangis Cici dan Siti sama-sama pecah, ketika Cici dimimta oleh sang pembawa acara, Feni Rose, untuk mendekat ke mystery box. Cici diminta untuk merogoh benda yang ada di dalamnya, dan ternyata terdapat sebuah kain berwarna merah jambu.
Rupanya, kain itu adalah benda yang diberikan sang bunda untuk Cici, demi bisa menemani saat putrinya tidur. Beawal dari kain merah jambu itulah, air mata Cici dan Siti tumpah, pun cerita tentang kondisi sang bunda akhirnya mengalir.
“Ini kain pemberian ibu, aku tidur kan suka pakai kain kemana-mana, kainku itu udah jelek, akhirnya aku dikasih sama ibu kain ini,” kata Cici.
“Karena aku suka pakai kain yang bekas karena sudah lembut kan kalau yang baru itu masih kaku ya,” kata Cici.
Dari situ Cici dan Siti bergantian menceritakan kronologi sang bunda sampai akhirnya harus dirawat di rumah sakit. Padahal menurut Cici, awalnya sang ibu hanya sekadar berobat dan kontrol ke dokter yang biasa menanganinya.
“Awalnya gak sangka ibu separah itu, awalnya berobat biasa karena ada batuk, sudah biasa berobat sama dokter yang biasa ibu berobat, setelah dicek katanya ada infeksi paru-paru, akhirnya dirawat,” kata Cici.
Pada awalnya, sang bunda menolak untuk dirawat di rumah sakit, sampai akhirnya, ibunda Cici dijanjikan hanya 3 hari berada di sana. Namun Sang Khalik berkehendak lain, ibunda Cici dan Siti harus mendapatkan perawatan lebih lama.
“Tadinya ibu enggak mau (dirawat di rumah sakit), maunya pulang aja. Terus kata dokter paling 3 hari, ya sudah masuk ke ruang rawat inap,” beber Cici.
“Tiba-tiba ibu ngedrop, batuk, gak sadar, nadinya sempat berhenti, tapi diusahakan sama dokter Alhamdulillah bisa, sampai saat ini belum sadar akhirnya dibawa ke ICU,” kata Cici sambil menangis.
Sampai saat ini, ibunda Cici dan Siti sudah dua minggu berada di rumah sakit. Artinya, selama dua pekan di bulan Ramadan, Cici, Siti dan keluarganya banyak menghabiskan waktu di sana.
“Selama 2 minggu itu buka puasa di depan ICU,” kata Siti sambil berurai air mata.
Nyatanya, hal yang membuat kakak beradik itu sedih bukan main adalah tak hanya kondisi ibunda yang menurun, namun juga kondisi ayah mereka, Idris Makmun. Sang ayah yang juga sudah tua, membuat Cici dan Siti khawatir dengan kondisinya.
“Bapak kita kasi semangat, bapak sudah sakit-sakitan juga,” kata Siti.
“Kita kasih pengertian untuk nerima bahwa ibu sudah dirawat, bapak kan selalu sama ibu terus, ke pasar, masak, ke mana-mana, buat masakan kesukaan bapak, ibu tau kesukaan masing-masing,” katanya.
“Tapi Ramadan ini Allah kasih ujian ke keluarga kami,” kata Siti dengan suara bergetar.