5 Alasan Muhammadiyah Tak Setuju Wacana Prabowo Evakuasi Warga Gaza ke Indonesia
Pravitri Retno W April 17, 2025 09:37 PM

TRIBUNNEWS.COM - Setidaknya ada lima alasan PP Muhammadiyah tidak setuju terkait wacana Presiden Prabowo Subianto mengevakuasi seribu warga Gaza yang menjadi korban konflik ke Indonesia.

Wakil Ketua Majelis Hukum dan HAM PP Muhammadiyah, Maneger Nasution, menilai wacana Prabowo mengevakuasi warga Gaza ke Indonesia dapat menjadi blunder.

"Pertama, kalau kita melakukan evakuasi atau relokasi terhadap warga Gaza, nyata-nyata sebagai blunder dan sangat fatal," ungkap Maneger dalam talkshow Overview Tribunnews, Rabu (16/4/2025).

Maneger mengapresiasi Prabowo telah bersikap secara jelas terkait posisi Indonesia mendukung Palestina.

Tetapi, terkait wacana evakuasi warga Gaza ke Indonesia, menurutnya perlu dipertimbangkan.

"Pemindahan warga Gaza justru sesuai misi (Perdana Menteri Israel) Benjamin Netanyahu," ujarnya.

"Saya meyakini justru (Gaza) kosong akan memudahkan misi Trump misalnya untuk menjadikan Gaza sebagai kawasan wisata baru bagi mereka," timpalnya.

Alasan kedua menurut Maneger, tidak ada jaminan warga Gaza yang dievakuasi dapat diterima kembali di tanah asalnya.

"Kita mengingatkan sejarah bahwa tidak ada jaminan. Jangan mimpi Israel akan menerima kembali warga Gaza yang sudah kita evakuasi," ujarnya.

Ketiga, pemberian bantuan dinilai dapat dilakukan di Gaza dan sekitarnya.

"Kalau misalnya idenya untuk melakukan bantuan pengobatan, perawatan, dan bantuan kemanusiaan lain bagi korban luka, yang kita lakukan seharusnya dilakukan di Gaza atau sekitar Gaza dengan melibatkan banyak negara," ujar Maneger.

Keempat, Indonesia dinilai perlu cerdas menghadapi manuver Israel dan Amerika Serikat.

"Perlu diingatkan kembali bahwa sejarah Yerusalem itu yang dulu dikuasai rakyat Palestina, tapi sekarang kan diduduki Israel. Itu sebagai cerminan yang akan terjadi jika Gaza dikosongkan," ungkapnya.

Kelima, Maneger mengatakan Indonesia jangan sampai menjadi alat permainan geopolitik.

"Sebagai bangsa yang sudah kenyang dijajah oleh banyak negara, kita punya pengalaman dijajah 350 tahun oleh Belanda dan beberapa negara yang lain, kita harus tahu bahwa yang namanya penjajah itu punya seribu cara seribu tipu daya untuk kita bisa ikut permainan mereka."

"Untuk itu sebagai bangsa jangan sampai tertipu oleh mulut manis dari para penjajah," ungkapnya.

Maneger kembali menegaskan Muhammadiyah merekomendasikan Indonesia tidak mengambil langkah evakuasi atau relokasi warga Gaza.

"Namun, hadir sebagai negara yang bersaudara dan bersahabat, sangat menyatu dengan Palestina, memastikan warga Palestina terutama di Jalur Gaza tetap di tanah airnya, karena itu hak mereka," pungkasnya.

Mensos Siap Jika Ada Arahan Prabowo

Menanggapi rencana Presiden Prabowo, Menteri Sosial, Saifullah Yusuf atau Gus Ipul, mengaku siap jika mendapatkan arahan untuk evakuasi warga Gaza.

"Kalau kita siap. Menunggu arahan Presiden, kita tentu mendukung apa yang terjadi keputusan presiden dan kita persiapkan kita tentu siap," kata Gus Ipul di Gedung Konvensi Taman Makam Pahlawan (TMP) Kalibata, Jakarta, Kamis (17/4/2025).

Gus Ipul menjelaskan, saat ini Kementerian Sosial tengah mengantisipasi berbagai kemungkinan, termasuk menyiapkan lokasi yang dapat dijadikan tempat evakuasi.

Tempat tersebut, kata Gus Ipul, akan berada di Pangkal Pinang, Bangka Belitung.

"Jika memang ada tugas dari Presiden Kita siap. Ada beberapa tempat yang bisa Jadi tempat untuk evakuasi ada beberapa tempat," kata Gus Ipul.

"Salah satunya nanti di Pangkal Pinang Tapi kita siap lah kita sudah persiapkan. Jika memang ada arahan dari Presiden," tambahnya.

Meski belum ada keputusan resmi, ia menegaskan bahwa Kementerian Sosial siap menjalankan tugas jika diminta Presiden.

"Instansi lain juga banyak yang siap. Tapi kalau Kementerian Sosial diberi tugas, tentu kita persiapkan,” katanya.

Meski begitu, Gus Ipul mengatakan saat ini belum ada pembicaraan lebih lanjut secara resmi terkait evakuasi tersebut.

"Tentu kita persiapkan. Belum ada obrolan. Nanti kalau ada. Nanti kita kabarin. Tapi belum, tapi kita persiapkan," pungkasnya.

Sebelumnya, Presiden Prabowo menyatakan Indonesia siap berperan lebih aktif untuk menyelesaikan konflik di Gaza dan kawasan Timur Tengah.

Prabowo juga menyampaikan kesiapan Indonesia untuk membantu korban luka, anak-anak, dan warga sipil Palestina yang terdampak konflik.

Dia juga menginstruksikan Menteri Luar Negeri untuk segera berdiskusi dengan pihak Palestina dan pihak-pihak terkait guna membahas mekanisme tersebut.

Pernyataan tersebut disampaikan Prabowo di Pangkalan TNI AU Halim Perdanakusuma, Jakarta, sebelum bertolak ke Abu Dhabi dalam rangkaian lawatan lima negara pada Rabu (9/4/2025) lalu.

"Kami siap mengevakuasi mereka yang luka-luka, mereka yang kena trauma, anak-anak yatim piatu, siapa pun yang oleh pemerintah Palestina dan pihak-pihak yang terkait di situ, mereka ingin dievakuasi ke Indonesia," jelas Presiden.

Namun, Presiden menegaskan keberadaan para korban di Indonesia hanya bersifat sementara.

"Pada saat mereka pulih sehat kembali, kondisi di Gaza sudah memungkinkan, mereka harus kembali ke daerah mereka asal," tambah dia.

Untuk itu, Prabowo menekankan pentingnya konsultasi dan koordinasi dengan para pemimpin kawasan terkait hal tersebut. 

Ia juga menegaskan peran aktif Indonesia bukan hanya bentuk solidaritas, melainkan wujud komitmen terhadap kemanusiaan dan kemerdekaan Palestina.

(Gilang Putranto, Fahdi Fahlevi)

© Copyright @2025 LIDEA. All Rights Reserved.