TRIBUN-MEDAN.com - Prabowo Subianto ingin evakuasi warga gaza dan Menteri Sosial siapkan tempatnya di Pangkalpinang, Bangka Belitung.
"Kalau kita siap. Menunggu arahan Presiden, kita tentu mendukung apa yang terjadi keputusan presiden dan kita persiapkan kita tentu siap," kata Menteri Sosial, Saifullah Yusuf atau disapa Gus Ipul di Gedung Konvensi Taman Makam Pahlawan (TMP) Kalibata, Jakarta, Kamis (17/4/2025).
Gus Ipul menjelaskan bahwa saat ini Kementerian Sosial tengah mengantisipasi berbagai kemungkinan, termasuk menyiapkan lokasi yang dapat dijadikan tempat evakuasi.
Tempat tersebut, kata Gus Ipul, akan berada di Pangkal Pinang, Bangka Belitung.
"Jika memang ada tugas dari Presiden Kita siap. Ada beberapa tempat yang bisa Jadi tempat untuk evakuasi ada beberapa tempat," kata Gus Ipul.
"Salah satunya nanti di Pangkal Pinang Tapi kita siap lah kita sudah persiapkan. Jika memang ada arahan dari Presiden," tambahnya.
Meski belum ada keputusan resmi, ia menegaskan bahwa Kementerian Sosial siap menjalankan tugas jika diminta Presiden.
"Instansi lain juga banyak yang siap. Tapi kalau Kementerian Sosial diberi tugas, tentu kita persiapkan,” katanya.
Meski begitu, Gus Ipul mengatakan saat ini belum ada pembicaraan lebih lanjut secara resmi terkait evakuasi tersebut.
"Tentu kita persiapkan. Belum ada obrolan. Nanti kalau ada. Nanti kita kabarin. Tapi belum, tapi kita persiapkan," pungkasnya.
Sebelumnya, Presiden Prabowo menyatakan Indonesia siap berperan lebih aktif untuk menyelesaikan konflik di Gaza dan kawasan Timur Tengah.
Prabowo juga menyampaikan kesiapan Indonesia untuk membantu korban luka, anak-anak, dan warga sipil Palestina yang terdampak konflik.
Dia juga menginstruksikan Menteri Luar Negeri untuk segera berdiskusi dengan pihak Palestina dan pihak-pihak terkait guna membahas mekanisme tersebut.
Pernyataan tersebut disampaikan Prabowo di Pangkalan TNI AU Halim Perdanakusuma, Jakarta, sebelum bertolak ke Abu Dhabi dalam rangkaian lawatan lima negara pada Rabu (9/4/2025) lalu.
"Kami siap mengevakuasi mereka yang luka-luka, mereka yang kena trauma, anak-anak yatim piatu, siapa pun yang oleh pemerintah Palestina dan pihak-pihak yang terkait di situ, mereka ingin dievakuasi ke Indonesia," jelas Presiden.
Namun, presiden menegaskan keberadaan para korban di Indonesia hanya bersifat sementara.
"Pada saat mereka pulih sehat kembali, kondisi di Gaza sudah memungkinkan, mereka harus kembali ke daerah mereka asal," tambah dia.
Untuk itu, Prabowo menekankan pentingnya konsultasi dan koordinasi dengan para pemimpin kawasan terkait hal tersebut.
Ia juga menegaskan peran aktif Indonesia bukan hanya bentuk solidaritas, melainkan wujud komitmen terhadap kemanusiaan dan kemerdekaan Palestina.
PP Muhammadiyah telah bersikap terkait wacana Presiden Prabowo Subianto mengevakuasi seribu warga Gaza yang menjadi korban konflik ke Indonesia.
Wakil Ketua Majelis Hukum dan HAM PP Muhammadiyah, Maneger Nasution mengingatkan, tiga organisasi Islam besar di Indonesia tidak setuju dengan wacana Prabowo mengevakuasi warga Gaza ke Indonesia.
Sikap tiga organisasi itu ialah Muhammadiyah, Nahdlatul Ulama (NU), dan Majelis Ulama Indonesia (MUI) dinilai telah mewakili pandangan masyarakat.
"Masyarakat Indonesia sebetulnya kalau diwakili tiga organisasi besar ini menilai evakuasi atau mungkin ada orang menyebut relokasi, justru sebuah tindakan yang nyata mendukung agenda pengosongan Gaza seperti yang dipromosikan Israel dan Amerika Serikat," ungkapnya dalam talkshow Overview Tribunnews, Rabu (16/4/2025).
"Kalau kita melakukan relokasi terhadap warga Gaza, nyata-nyata sebagai blunder dan sangat fatal," tegasnya.
Menurut Maneger, Indonesia semestinya mendukung warga Gaza untuk tetap berada di Gaza.
"Pemindahan warga Gaza justru sesuai misi Benjamin Netanyahu," ujarnya.
Lebih lanjut, Maneger menilai tidak ada jaminan Israel mau menerima kembalinya warga Gaza setelah dievakuasi di Indonesia.
"Jangan mimpi Israel akan menerima kembali warga Gaza yang sudah kita evakuasi," ujarnya.
Menurutnya, jika tujuan pemerintah adalah untuk melakukan bantuan pengobatan, perawatan, dan bantuan kemanusiaan lain bagi korban luka, maka dapat dilakukan saja di Gaza maupun sekitar Gaza.
"Perlu diingatkan kembali bahwa sejarah Yerusalem itu yang dulu dikuasai rakyat Palestina, tapi sekarang kan diduduki Israel. Itu sebagai cerminan yang akan terjadi jika Gaza dikosongkan."
"Oleh karena itu Indonesia mestinya harus cerdas menghadapi manuver Israel dan AS," ungkapnya.
"Muhammadiyah sekali lagi merekomendasikan Indonesia tidak mengambil langkah evakuasi atau relokasi, namun hadir sebagai negara yang bersaudara dan bersahabat, sangat menyatu dengan Palestina, memastikan warga Palestina terutama di Jalur Gaza tetap di tanah airnya, karena itu hak mereka," pungkas Maneger.
Diketahui, kesiapan Indonesia mengevakuasi 1.000 warga Gaza disampaikan Prabowo di Bandara Halim Perdana Kusuma jelang keberangkatannya melawat ke kawasan Timur Tengah, Rabu (9/4/2025).
Prabowo Subianto menegaskan, kesiapan Indonesia untuk berperan lebih aktif dalam mendorong penyelesaian konflik di Gaza dan kawasan Timur Tengah secara keseluruhan.
Meskipun Indonesia secara geografis berada jauh dari pusat konflik, Prabowo menekankan Indonesia memiliki posisi strategis sebagai negara dengan populasi Muslim terbesar di dunia.
Selain itu, sebagai negara nonblok yang bebas aktif, peran Indonesia sebagai pihak yang diterima semua pihak mendapatkan kepercayaan dari dunia internasional.
Sebagai bentuk komitmen kemanusiaan di Gaza, Prabowo mengatakan, pemerintah Indonesia telah mengirimkan bantuan medis dan tim kesehatan.
(*/ Tribun-medan.com)