Giwo Rubianto: Perempuan Harus Menjawab Tantangan Zaman, Bukan Sekadar Menginspirasi
Wahyu Aji April 18, 2025 04:12 PM

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Dalam semangat memperingati Hari Kartini, Ketua Umum Gerakan Wanita Sejahtera (GWS) dan Pita Putih Indonesia (PPI), sekaligus Vice President International Council of Women (ICW), Giwo Rubianto Wiyogo, menyerukan refleksi mendalam tentang peran dan perjuangan perempuan Indonesia lintas generasi.

Menurut Giwo, Hari Kartini bukan sekadar seremoni mengenang sosok R.A. Kartini, tetapi juga momen untuk merefleksikan kontribusi kolektif perempuan dalam perjalanan bangsa.

“Perempuan pejuang tidak hanya Kartini. Kita punya Cut Nyak Dien, Dewi Sartika, Fatmawati, dan 13 pahlawan nasional perempuan lainnya. Namun, Kartini menjadi simbol karena pemikiran visionernya yang tertuang dalam surat-suratnya, yang kini abadi dalam Habis Gelap Terbitlah Terang,” ujar Giwo, dalam keterangannya Jumat (18/4/2025).

Ia menyebut, surat-surat Kartini yang kini tersimpan di museum Belanda menjadi warisan intelektual luar biasa. 

“Kartini berbicara soal pendidikan dan kesetaraan jauh sebelum itu menjadi isu global. Ia visioner, dan itulah yang menggerakkan gelombang perjuangan perempuan dari masa ke masa,” ucapnya.

Perempuan masa kini, menurut Giwo, telah menunjukkan kemajuan yang signifikan.

Mengutip data Statistik 2024, ia menyoroti bahwa di beberapa provinsi seperti Sulawesi Utara dan Sumatra Barat, rata-rata lama sekolah perempuan bahkan melampaui laki-laki.

Di ranah ekonomi, kiprah perempuan tidak bisa dipandang sebelah mata. 

"Sekitar 60 persen dari total 64 juta usaha mikro di Indonesia digerakkan oleh perempuan. Mereka adalah tulang punggung ekonomi keluarga sekaligus penggerak UMKM nasional,” ujarnya.

Tak hanya itu, Giwo juga menyoroti kontribusi besar perempuan di dunia pendidikan. 

“Sekitar 70 persen guru di Indonesia adalah perempuan. Mereka membentuk karakter bangsa sejak dari ruang kelas,” ujarnya.

Meski pencapaian perempuan cukup menggembirakan, tantangan tetap ada. Ia menegaskan bahwa stereotip dan hambatan struktural masih membayangi, baik di ruang publik, dunia kerja, maupun ranah politik.

“Perempuan memiliki modal penting: empati, komunikasi, dan kemampuan multitugas. Sayangnya, banyak yang belum mendapat ruang optimal. Inilah PR kita bersama,” ujar Giwo.

Giwo menambahkan, seruan penuh semangat kepada seluruh perempuan Indonesia.

“Beranilah bermimpi dan ambil peran nyata. Jangan hanya jadi inspirasi, tapi jadilah jawaban atas tantangan zaman. Karena masa depan bangsa tak lepas dari keberanian perempuan hari ini,” pungkasnya.

© Copyright @2025 LIDEA. All Rights Reserved.