Anggota Komisi II DPR, Indrajaya, merespons soal mundurnya sekira 700 CPNS Kemendiktisaintek secara serentak.
Dia pun mendorong evaluasi dari pemerintah soal peristiwa tersebut.
"Mundurnya 714 CPNS ini dapat menjadi evaluasi dan refleksi Menpan RB agar dalam perekrutan ASN perlu dilaksanakan dengan lebih adaptif dan transparan," ucap Indrajaya dalam keterangan yang diterima, Jumat (18/4/2025).
Legislator PKB itu mengatakan, mundurnya 714 CPNS dosen ini bisa disebabkan karena formasi yang ada tidak sesuai dengan ekspektasi penempatan yang mereka inginkan.
Namun, dia menilai bisa saja ada kemungkinan penyebab lainnya sehingga perlu dikaji lebih dalam.
Indrajaya pun meminta KemenPANRB untuk melakukan evaluasi terhadap rekrutmen CPNS, agar dapat diketahui secara pasti penyebab mundurnya 714 dosen ini dari proses CPNS.
"Persoalan itu nanti akan menjadi pembahasan dalam rapat Komisi II dengan KemenPANRB. (Kami) meminta agar MenPANRB tidak terlalu sering membuat 'blunder'," kata dia.
Indrajaya juga menyinggung persoalan pengangkatan PPPK dan PNS yang telah menuai banyak kritik.
Menurutnya, dari peristiwa itu KemenPANRB dapat sensitif dalam membuat kebijakan yang menyangkut nasib rakyat.
"Kesempatan menjadi ASN adalah hak setiap warga negara yang dijamin UUD. Perlu kajian yang komprehensif, melibatkan pakar dan dunia kampus, perlu konsultasi dengan DPR. Kebijakan tanpa kajian dan konsultasi selalu melahirkan kericuhan," tandas Indrajaya.
Diberitakan sebelumnya, Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi (PANRB) Rini Widyantini menyatakan pemerintah sedang mengecek jumlah calon dosen CPNS yang mundur usai dinyatakan lulus dalam seleksi.
Menurut laporan sementara yang ia terima, terdapat sekitar 700 calon dosen yang mengundurkan diri.
“Kami memang mendapat laporan ada sekitar 700 yang mundur, tapi kami masih akan melakukan pengecekan terlebih dahulu,” ucap Rini dalam konferensi pers bersama Kemendiktisaintek dan Kementerian Keuangan di kantor Kemendiktisaintek, Jakarta Selatan, Selasa (15/4/2025).