Modus Dokter AY di Persada Hospital Malang Lecehkan Pasien Wanita, Sudah Ada 4 Korban
Tri Mulyono April 19, 2025 06:30 AM

SURYAMALANG.COM, MALANG - Terungkap modus oknum dokter berinisial AY di Persada Hospital Malang, Jawa Timur (Jatim) saat melakukan pelecehan terhadap pasien wanitanya.

Dari penelusuran awal, setidaknya ada empat pasien wanita yang menjadi korban dokter AY di Persada Hospital Malang.

Satria Marwan, pengacara yang mewakili QAR (31), salah satu korban, mengungkapkan para korban dokter AY mulai berani mengungkapkan peristiwa yang terjadi setelah QAR berani buka suara di media sosial (medsos).

QAR didampingi Satria Marwan secara resmi telah melaporkan dugaan pelecehan yang dilakukan dokter AY  di Persada Hospital Malang ke Polresta Malang, Jumat (18/4/2025).

"Kami telah mendapat informasi ada korban lainnya sebanyak tiga orang. Apabila dihitung dengan klien kami, maka totalnya ada empat korban dengan pelaku dokter yang sama," ujar Satria seusai mendampingi QAR melapor ke Polresta Malang, Jumat.

Bukti-bukti terkait perlakuan terduga pelaku melecehkan para korbannya sedang dikumpulkan.

Dalam waktu dekat, ia segera berkomunikasi dengan terduga korban lainnya terkait langkah yang akan diambil.

"Saya belum bisa menyebutkan siapa korban lainnya. Yang pasti, modusnya hampir sama dengan pelaku dokter yang sama dan di rumah sakit yang sama," terangnya.

Modus hampir sama. Mulai dari melakukan spam chat, menggoda hingga mengajak nonton.

"Kejadiannya di tahun berbeda-beda. Dengan modus yaitu spam chat, goda-goda, hingga ngajak nonton konser dan lain sebagainya," jelasnya.

Sementara itu, Satria menyesalkan tidak ada komunikasi maupun permintaan maaf dari rumah sakit tempat terduga pelaku bekerja.

Seharusnya, pihak manajemen rumah sakit langsung mengutarakan permintaan maaf dan bukan hanya sebatas menonaktifkan terduga pelaku.

"Saya pikir tidak ada ruginya rumah sakit mempertahankan nama baik dengan meminta maaf, tetapi nyatanya sampai sekarang tidak ada permintaan maaf. Oleh karenanya, kami sangat menyayangkan sekali," tandasnya.

Terpisah, Sub Komite Etika dan Disiplin Profesi Persada Hospital Malang, dr Galih Endradita SpFM FISQua menegaskan, dokter AY kini telah dinonaktifkan sampi menunggu keputusan lebih lanjut.

Dokter AY saat ini tidak diperbolehkan menerima pasien maupun menjalankan praktik di rumah sakit. 

Ia juga telah menjalani proses sidang kode etik dan disiplin internal rumah sakit. 

Dokter AY membantah lakukan pelecehan

Dalam sidang itu, dokter AY mengaku melakukan pemeriksaan terhadap pasien berinisial QAR  (31)sesuai dengan prosedur medis, meski penelusuran lebih lanjut masih dilakukan oleh rumah sakit. 

"Namun, keterangan tersebut masih akan kami pastikan dan kami lakukan pendetailan lagi," ujarnya. 

Dari penyelidikan internal, diketahui bahwa QAR sempat menjalani perawatan di Persada Hospital pada September 2022. 

Namun, tidak ada laporan resmi yang disampaikan pihak pasien hingga kasus ini mencuat di media sosial. 

"Kami baru tahunya di tahun ini dan itu pun diinformasikan dari media. Karena selama ini, kami tidak menerima laporan komplain atau keluhan apapun dari pasien tersebut," ujar Galih. 

Sylvia Kitty Simanungkalit, Supervisor Humas Persada Hospital, menegaskan bahwa pihak rumah sakit akan menindak tegas jika pelanggaran terbukti. 

"Bilamana memang terbukti, maka manajemen Persada Hospital akan mengambil tindakan tegas dengan memberhentikan secara tidak hormat dan menyerahkan masalah ini menurut aturan hukum yang berlaku maupun disiplin tenaga kesehatan," tegas Sylvia. 

Saat ini, pihak rumah sakit berencana menjalin komunikasi langsung dengan korban untuk mendalami kasus lebih lanjut sebelum mengambil sikap final. 

Berikut sederet fakta kasus pelecehan yang dilakukan oleh oknum dokter AY di Kota Malang. 

1. Pelecehan terjadi saat korban berlibur dan sakit 

Melalui penasihat hukumnya Satria Marwan, QAR mengungkapkan kronologi pelecehan seksual yang dilakukan dokter AY kepada dirinya yang sebenarnya sudah terjadi pada September 2022 silam. 

"Kejadian itu terjadi pada September 2022, dia ke Malang untuk berlibur lalu sakit dan datang ke rumah sakit swasta yang terbaik menurut Google," kata Satria dikutip dari Kompas.com, Kamis, (17/4/2025). 

Peristiwa dimulai saat QAR menjalani pemeriksaan kondisi kesehatannya pada 26 September 2022 dini hari. 

Setelah mendapatkan pengobatan, korban lalu diizinkan pulang dari rumah sakit oleh dokter. 

Saat hendak meninggalkan rumah sakit, QAR diminta dokter AY agar memberikan nomor telepon guna memonitoring perkembangan kesehatannya. 

"Korban memberikan kontaknya ke bagian meja perawat, katanya, kalau ada perkembangan (hasil pemeriksaan kesehatan) bisa dikontak langsung oleh rumah sakit," terang Satria. 

2. Dokter AY melakukan spam chat 

Pada hari yang sama dokter AY mengirimkan pesan berisi hasil pemeriksaan. 

Namun anehnya, yang seharusnya hasil pemeriksaan tersebut dikirim dari nomor telepon rumah sakit, justru dikirim dari nomor pribadi pelaku. 

"AY juga mengirimkan pesan beruntun (spam chat), dan pada saat itu korban tidak menanggapi," papar Satria. 

Ia menjelaskan, dugaan pelecehan seksual terjadi pada tanggal 26 September 2022. 

Bermula ketika kondisi kesehatan korban yang belum membaik dan di hari yang sama kembali ke rumah sakit. 

Akhirnya QAR pun menjalani rawat inap selama 3 hari, yaitu 27-28 September 2022. 

"Kejadian dugaan pelecehan itu terjadi 27 September, dia di ruang VIP sendirian dan dokternya datang pakai pakaian kasual karena mungkin sedang tidak bertugas," katanya. 

3. Korban diminta lepas baju 

Saat QAR menjalani rawat inap di rumah sakit tersebut, AY diduga meminta korban agar melepaskan baju perawatannya. 

Permintaan AY yang dinilai tidak pantas itu membuat korban terkejut dan tidak mengerti harus berbuat apa. 

"Korban merasa terkejut dan tidak mengerti harus berbuat apa. Oknum dokter melakukan pemeriksaan dan anehnya stetoskop cukup lama diarahkan di bagian dada," ucapnya. 

Tak hanya itu, berdasarkan pengakuan QAR, oknum dokter AY juga mengeluarkan ponselnya di tengah-tengah pemeriksaan. 

Saat itu, dokter AY beralasan mengeluarkan ponsel karena hendak membalas pesan, tapi QAR curiga ia mengambil gambar di area dadanya. 

"Korban meyakini saat itu pelaku sedang mengambil gambar di daerah dada, klien saya langsung menutup bajunya dan bilang ke dokter akan istirahat karena lelah," ucapnya. 

4. Korban mengalami trauma selama 3 tahun 

Pasca kejadian itu, QAR mengalami trauma dan rasa takut.  Itulah mengapa menurut Satria, korban tidak langsung melaporkan apa yang sudah dialami hampir 3 tahun lalu. 

Sementara itu, korban semakin mantap menempuh jalur hukum ketika ada sejumlah kejadian serupa belakangan ini mencuat ke permukaan. 

"Kesimpulannya korban ini sebelumnya takut dan tersiksa secara batin karena memendam ini hampir tiga tahunan, Nah, kebetulan belum lama ini juga ada kasus pelecehan seksual lainnya di Malang, sehingga korban mengetahui ada informasi tersebut yang memotivasi dirinya untuk speak up," ungkapnya. 

Namun, sejauh ini pihaknya belum tahu kapan akan melaporkan terduga pelaku. 

Sebab korban bukan orang Malang dan masih berada di tempat asalnya, yaitu Bandung. 

Menurutnya, korban juga mengalami trauma psikis selama tiga tahun terakhir karena merasa persoalan yang dialaminya belum usai. 

"Beliau kan bukan orang Malang, jadi masih menunggu, masih akan berkoordinasi lagi untuk bertemu langsung datang ke Malang, jadi kami masih melengkapi materi hukumnya, tapi sesegera mungkin kami laporkan," kata Satria dikutip dari Kompas.com, Rabu (16/4/2025). 

Sebelum melaporkan kasus tersebut, Satria juga akan terlebih dahulu berkoordinasi secara intensif dengan korban untuk mengumpulkan bukti-bukti yang ada.  

5. Pihak rumah sakit memberhentikan dokter AY 

Supervisor Humas Persada Hospital, Sylvia Kitty membenarkan dugaan pelecehan seksual yang dilakukan dokter AY kepada pasien yang terjadi pada September 2022 lalu. 

"Terkait pemberitaan yang beredar kami mengonfirmasi bahwa yang bersangkutan (oknum dokter AY) adalah dokter di Persada Hospital," kata dia.

Sylvia menyatakan bahwa pihak rumah sakit telah mengambil langkah tegas dengan memberhentikan dokter AY untuk sementara waktu. 

"Yang bersangkutan telah dinonaktifkan sementara sambil menunggu proses investigasi yang sedang berjalan," tandasnya. (*)

 

© Copyright @2025 LIDEA. All Rights Reserved.