TRIBUNNEWS.COM - Ihwan Sahab, pemuda berusia 27 tahun asal Kebalen, Kecamatan Babelan, Kabupaten Bekasi, Jawa Barat, ditemukan meninggal dunia di Kamboja.
Keluarga, melalui adiknya Subyantoro (23), mendesak pemerintah Indonesia untuk bekerja sama dengan pemerintah Kamboja dalam mengusut tuntas kasus ini, termasuk sindikat yang memberangkatkan tenaga kerja migran secara ilegal.
Subyantoro menekankan pentingnya penyelidikan terhadap sindikat yang terlibat dalam pengiriman tenaga kerja ilegal.
"Diusut sindikat-sindikat yang ada di sana (Kamboja) yang ada di sini (Indonesia), agen-agen yang mau berangkatkan TKI (Tenaga Kerja Indonesia) secara ilegal," ujar Subyantoro saat dihubungi, dilansir Tribun Jakarta, Kamis (17/4/2025).
Ia juga mengingatkan masyarakat untuk tidak tergiur dengan iming-iming gaji besar.
"Supaya tidak terjadi seperti ini, jangan tergiur gaji besar, berangkat secara resmi, kan kakak saya ini infonya itu dia berangkat ilegal, izin orang tua itu penting, wajib jujur untuk berangkat," tegasnya.
Ihwan berangkat ke Kamboja pada Februari 2024 dengan alasan pindah kerja dari perusahaan lamanya.
Namun, Subyantoro merasa curiga dengan pernyataan tersebut.
"Enggak mungkin tiba-tiba pindah ke sana," ungkapnya.
Selama di Kamboja, Ihwan sempat berkomunikasi dengan keluarga dan melaporkan bahwa ia bekerja di sebuah perusahaan scam.
"Awal dijanjiin itu buat masuk perusahaan resmi lah. Tapi tahu-tahunya dia pas kemarin video call itu ngomong kalau dia itu ada di perusahaan scam," ujarnya. jelas Subyantoro.
Keluarga mendapatkan kabar duka bahwa Ihwan meninggal dunia pada Senin, 14 April 2025.
"Staf KBRI (Phnom Penh) namanya Pak Dadang, WA (WhatsApp) saya langsung ngirim foto KTP, foto jenazahnya, sama surat kematian dari rumah sakit. Ternyata itu bener kakak saya," ucap Subyantoro.
Sebelum meninggal, Ihwan dirawat di rumah sakit setelah ditemukan di jalan dalam kondisi terluka.
Ia sempat koma dan baru sadar setelah mendapatkan perawatan.
"Lukanya banyak, di muka mata lebam, terus di tangan banyak luka, di kaki di badan itu kayak luka dibakar," tutur Subyantoro.
Setelah mendapatkan kabar duka, keluarga tak bisa berbuat banyak, termasuk rencana memulangkan jenazah Ihwan.
"Iya, udah sepakat untuk dimakamkan di sana karena masalah biaya itu besar, terus prosesnya itu banyak. Prosesnya memakan waktu banyak," terang Subyantoro.
Konten ini disempurnakan menggunakan Kecerdasan Buatan (AI).