5 Fakta Macet Parah di Tanjung Priok: Biang Kerok, Kompensasi hingga Pramono Anung Tegur Pelindo
Tiara Shelavie April 19, 2025 02:14 PM

TRIBUNNEWS.COM - Antrean truk kontainer ke Pelabuhan Tanjung Priok, Jakarta Utara, membuat lalu lintas di sejumlah ruas jalan di Jakarta macet total.

Antrean truk kontainer ke Pelabuhan Tanjung Priok membuat kemacetan sejak Kamis (17/4/2025) dini hari.

Beberapa ruas jalan di kawasan Jakarta Utara yang mengalami kemacetan berjam-jam yakni di Jalan Yos Sudarso, Marunda, Enggano, Plumpang, dan kawasan Pelabuhan Tanjung Priok.

Bahkan, kemacetan tidak hanya terjadi di jalan arteri, tetapi juga di ruas jalan tol.

Lantas, apa penyebabnya dan bagaimana tanggapan dari pemerintah?

Dirangkum Tribunnews.com, berikut fakta-fakta macet parah di Pelabuhan Tanjung Priok:

1. Terungkap Biang Kerok Kemacetan

Direktur Eksekutif Regional 2 PT Pelabuhan Indonesia atau Pelindo, Drajat Sulistyo, menyampaikan terdapat tiga kapal yang bersandar tidak pada waktunya, sehingga menyebabkan kemacetan di Pelabuhan Tanjung Priok sejak Rabu (16/4/2025) malam hingga Jumat (18/4/2025) pagi.

Menurutnya, kemacetan ini terjadi lantaran adanya peningkatan aktivitas bongkar muat di terminal NPCT One akibat keterlambatan tiga kapal tersebut.

"Kedatangan kapal yang seharusnya kapal ini sudah datang satu minggu lalu. Ada tiga kapal yang sandar, itu nama kapalnya sebentar. Nama kapalnya MSC Adufi, Everwhelming, dan satu lagi Starship Venus," ujarnya, Jumat.

"Ini tiga kapal ini memang kapal yang seharusnya yang dua itu datang minggu lalu, yang satunya lagi seharusnya datang 24 jam sebelumnya," jelas Drajat.

Selain keterlambatan tiga kapal, juga terjadi peningkatan ekonomi pascalebaran 2025.

Drajat mencatat, pada Maret 2025 meningkat sebesar 4,2 persen dibandingkan tahun 2024.

"Ini memang ada peningkatan ekonomi sehingga sudah ada peningkatan plus tambahan lagi ada waktu kapal yang sandar tidak seharusnya, bukan di window-nya," paparnya.

Terlebih lagi, pada Jumat (18/4/2025) merupakan hari libur.

Sementara, Pelindo mendapat order kurang lebih 4.200 kontainer yang harus dirilis dari kapasitas utamanya sebesar 2.500 kontainer.

"Yang tadinya harusnya 2.500 kemampuannya, dirilis 4.200. Ini hampir 100 persen berarti kan. Kurang lebih sekitar 68 persen atau 70 persen itu adanya peningkatan kontainer."

"Untuk peningkatan volume trafik lalu lintas kontainer dengan jumlah sampai 68-70 persen ini sungguh luar biasa," imbuh Drajat.

2. Pelindo Beberkan Kompensasi

Drajat Sulistyo juga mengungkap sejumlah kompensasi yang diberikan imbas kemacetan parah yang terjadi di kawasan Tanjung Priok.

Beberapa kompensasi yang diberikan antara lain adalah penambahan waktu pembatalan Surat Penarikan Peti Kemas (SP2) atau Surat Penarikan Peti Kemas Impor (SP2/tila).

"Kami tidak menarik cost, sehingga akan sangat membantu teman-teman pengendara atau pemilik kargo," kata Drajat, Jumat.

Kompensasi berikutnya yang diberikan adalah melepas gate saat melakukan tapping dan kemudahan bagi sopir truk yang terjebak di jalan arteri.

Lewat kerja sama dengan Polri, truk-truk yang terjebak di jalan arteri dibantu masuk ke jalan tol dan biayanya dibantu.

"Teman-teman yang sudah stuck di jalan arteri kami masukkan ke tol itu juga biaya tol kami bantu. Kami bersama Pak Dirlantas dan Pak Kapolres bantu masukkan ke tol juga," terang Drajat.

Selanjutnya, kompensasi berupa konsumsi yang diberikan kepada sopir truk yang terjebak macet.

"Itu sementara yang kami berikan di lapangan," jelasnya.

KEMACETAN TANJUNG PRIOK - Kemacetan di Jalan Yos Sudarso menuju kawasan Pelabuhan Tanjung Priok, terpantau macet, Jumat (18/4/2025) pagi. Kemacetan didominasi oleh truk-truk trailer.
KEMACETAN TANJUNG PRIOK - Kemacetan di Jalan Yos Sudarso menuju kawasan Pelabuhan Tanjung Priok, terpantau macet, Jumat (18/4/2025) pagi. Kemacetan didominasi oleh truk-truk trailer. (Alfarizy AF)

3. Pramono Anung Tegur Pelindo

Gubernur Jakarta Pramono Anung meminta maaf ke masyarakat atas terjadinya kemacetan yang didominasi mobil kontainer dan membuat warga sekitar terkena imbasnya.

"Peristiwa ini sungguh membuat saya resah," kata Pramono Anung kepada wartawan di Balai Kota DKI Jakarta, Gambir, Jakarta Pusat, Sabtu (19/4/2025), dilansir Wartakotalive.com.

"Saya ingin menyampaikan permohonan maaf sebesar-besarnya," imbuhnya.

Pramono meminta Kepala Dishub Jakarta Syafrin Liputo untuk memberikan teguran keras ke PT Pelabuhan Indonesia (Pelindo) sebagai pengelola Pelabuhan Tanjung Priok.

"Kemacetan ini tidak boleh terjadi kembali, Pelindo secara terbuka sudah meminta maaf baik ke pemerintah Jakarta yang terkena akses dari hal tersebut, maupun ke masyarakat," jelas Pramono Anung.

4. Respons Ahmad Sahroni

Wakil Ketua Komisi III DPR RI, Ahmad Sahroni, juga menyoroti persoalan macet parah di kawasan Tanjung Priok.

“Kondisi ini sangat disayangkan karena kemacetan di Priok ini sudah terlalu parah. Hal ini disebabkan oleh banyaknya alat angkut kontainer yang rusak di pelabuhan, ditambah juga penumpukan di terminal yang menyebabkan kemacetan di mana-mana," kata Sahroni, Jumat.

"Saya lihat juga Polres Metro Jakarta Utara sudah berupaya maksimal untuk mengurai kemacetan, hanya saja memang benar-benar tersendat di alat berat yang rusak tadi, hingga sulit untuk lalu lintas bisa terurai,” jelasnya.

Sahroni pun meminta BUMN sebagai pihak pengelola pelabuhan melakukan evaluasi serta koordinasi.

Mengingat kejadian seperti ini dapat melumpuhkan ekonomi.

“Kondisi ini harus menjadi perhatian BUMN, karena kalau alat beratnya banyak yang rusak, maka putaran roda jalan export-import bisa lumpuh. Ekonomi juga bisa terdampak karena pelabuhan ini merupakan salah satu akses sentral barang," katanya.

"Yang rugi tentunya kita semua. Karenanya saya minta perusahaan-perusahaan yang memiliki alat berat tadi agar berkoordinasi dengan lembaga terkait untuk tidak menyebabkan kemacetan seperti ini lagi,” terang Sahroni.

5. Kata Sopir Truk

Sopir truk bernama Ade Rahmat (26) membagikan ceritanya setelah dua hari terjebak macet di kawasan Tanjung Priok, menuju New Port Container Terminal One (NPCT1).

“Sudah dua hari saya di sini. Mau angkut barang impor, harusnya diantar ke Garut, tapi truk belum bisa jalan,” ungkapnya, Jumat.

Ade mengatakan jika ini adalah kemacetan paling parah yang pernah ia alami selama melayani jasa angkutan.

"Wah (kemacetan) ini paling parah, sejarah ini tahun 2025," papar Ade sambil menggelengkan kepala.

Kemacetan seperti ini tentu tidak hanya menghambat logistik, tapi juga menguras tenaga dan kesabaran para sopir.

Sehingga, Ade berharap ada perbaikan sistem agar sopir-sopir tak terus jadi korban macet berkepanjangan.

"Ya untuk tidur, makan, ya itu  (jadi kendala- red). Kalau kaya di sini (NPCT1) ada toilet (portable), mungkin kami bisa izin ke sekuriti, buat numpang ke kamar mandi. Ya nyempet-nyempetin," imbuh Ade.

(Nuryanti/Nitis Hawaroh/Endrapta Ibrahim Pramudhiaz) (Wartakotalive.com/Yolanda Putri Dewanti)

© Copyright @2025 LIDEA. All Rights Reserved.