Pura-pura Periksa Pakai Stetoskop, Terungkap Kelakuan Mesum Dokter AY Terhadap Pasien Wanita
Juang Naibaho April 19, 2025 06:07 PM

TRIBUN-MEDAN.com - Kelakuan tak senonoh dokter inisial AY di Malang yang melecehkan pasien wanita asal Bandung, Jawa Barat, berbuntut panjang.

Sosok QAR (31), yang mengaku menjadi korban pelecehan seksual dokter berinisial AY, akhirnya resmi membuat laporan ke Polresta Malang Kota, Jumat (18/4/2025).

Memakai pakaian warna hitam dan bertopi biru serta memakai masker, QAR langsung masuk ke ruangan Unit Perlindungan Perempuan dan Anak Polresta Malang Kota sekira pukul 16.20 WIB.

QAR tidak datang sendiri. Dia didampingi keluarga serta beberapa kerabatnya.

Tidak berselang lama, penasihat hukum QAR, Satria Marwan tiba sekira pukul 16.27 WIB dan langsung mendampingi korban.

Selang 15 menit kemudian, QAR pun keluar dari Unit PPA dan berjalan ke Sentra Pelayanan Kepolisian Terpadu (SPKT) untuk mengurus berkas laporan.

Satria Marwan mengatakan, langkah pelaporan tersebut diambil setelah terduga pelaku yaitu dokter berinisial AY serta pihak Persada Hospital Malang dirasa tidak memberikan respons atau jawaban yang positif.

"Kami pikir dokter ini merasa bersalah lalu menyerahkan diri, tetapi nyatanya tidak. Dengan terpaksa, kami mengambil langkah hukum dengan membuat laporan ke Polresta Malang Kota, laporan terkait pelanggaran UU RI Nomor 12 Tahun 2022 tentang Tindak Pidana Kekerasan Seksual," jelasnya, dikutip dari TribunJatim.com.

DOKTER CABUL: Kelakuan bejad Dokter AY terhadap pasien wanita telah terkuak. AY merupakan dokter di Persada Hospital Malang melakukan pelecehan terhadap pasien.
DOKTER CABUL: Kelakuan bejad Dokter AY terhadap pasien wanita telah terkuak. AY merupakan dokter di Persada Hospital Malang melakukan pelecehan terhadap pasien. (TANGKAPAN LAYAR INSTAGRAM)

Dalam pelaporan tersebut, pihaknya juga membawa beberapa bukti.

Yaitu dokumen surat ketika menjalani perawatan di Persada Hospital hingga bukti pembayaran saat menjalani rawat inap.

Saat disinggung terkait kondisi dari kliennya, pihaknya mengaku masih syok serta trauma.

"Jadi, klien kami ini mengalami kegelisahan dan merasa apakah yang dilakukan ini sudah benar dan sudah tepat. Dan kami sebagai kuasa hukumnya terus meyakinkan bahwa hal itu sudah tepat, karena yang namanya korban kekerasan seksual harus berani bicara dan melapor," tandasnya.

Diberitakan sebelumnya, postingan tentang dokter rumah sakit swasta di Kota Malang, Jawa Timur, berinisial AY yang diduga melakukan pelecehan seksual kepada pasiennya viral di media sosial (medsos).

Perempuan asal Bandung, Jawa Barat, berinisial QAR (31), mengaku menjadi korbannya.

QAR juga yang memposting sendiri pengalaman pahitnya.

Dia mengatakan, kejadian yang dialaminya itu terjadi beberapa tahun yang lalu atau tepatnya di bulan September 2022.

Saat menjalani rawat inap di kamar VIP Persada Hospital Malang pada 27 September 2022, QAR diminta melepas baju oleh AY dengan alasan hendak diperiksa memakai stetoskop.

Namun, permintaan AY ternyata berlanjut, di mana QAR disuruh melepas bra.

Lalu, AY melakukan pemeriksaan dengan cara menempelkan stetoskop ke bagian dada kiri dan kanan sekaligus terus menyenggol bagian sensitif QAR.

Tidak lama kemudian, AY mengeluarkan handphone dengan dalih membalas WA teman.

Akan tetapi, posisi handphone tersebut tepat mengarah ke bagian dada QAR.

Menanggapi kejadian tersebut, Persada Hospital telah mengambil sikap dengan menonaktifkan sementara dokter AY sambil menunggu proses investigasi internal.

Pihak rumah sakit telah membentuk tim investigasi untuk menelusuri kasus ini secara menyeluruh. 

Korban Bertambah, Total 4 Orang

Tidak hanya QAR, korban dugaan pelecehan seksual yang dilakukan dokter AY diperkirakan bertambah jumlahnya.

Menurut penasihat hukum QAR, Satria Marwan, setidaknya ada tiga orang korban lain dengan terduga pelaku yang sama.

"Pada hari ini, kami mendapat informasi ada korban lainnya sebanyak tiga orang. Dan apabila dihitung dengan klien kami, maka totalnya ada empat korban dengan pelaku dokter yang sama," ujarnya.

Ia menjelaskan, bukti-bukti terkait perlakuan terduga pelaku melecehkan para korbannya sedang dikumpulkan.

Dalam waktu dekat, ia akan segera berkomunikasi dengan terduga korban lainnya terkait langkah yang akan diambil.

"Saya tidak menyebutkan siapa korban lainnya. Yang pasti, modusnya hampir sama dengan pelaku dokter yang sama dan di rumah sakit yang sama," terangnya.

Diketahui, ketiga korban lainnya mulai memberi tahu dan bercerita kepada QAR saat mengetahui QAR speak-up di media sosial.

Untuk modus yang dilakukan terduga pelaku AY kepada korban lainnya itu hampir-hampir sama. Mulai dari melakukan spam chat, menggoda hingga mengajak nonton konser.

"Jadi ini tahunnya berbeda-beda. Dengan modus yaitu spam chat, goda-goda, hingga ngajak nonton konser dan lain sebagainya," jelasnya.

Sementara itu, terkait pendampingan hukum kepada terduga korban QAR, Satria menyesalkan tidak ada komunikasi maupun permintaan maaf dari rumah sakit tempat terduga pelaku bekerja.

Dia menambahkan, seharusnya, pihak manajemen rumah sakit langsung mengutarakan permintaan maaf dan bukan hanya menonaktifkan terduga pelaku.

"Saya pikir tidak ada ruginya rumah sakit mempertahankan nama baik dengan meminta maaf, tetapi nyatanya sampai sekarang tidak ada permintaan maaf. Oleh karenanya, kami sangat menyayangkan sekali," tandasnya. 

Respons Rumah Sakit

Terpisah, pihak Persada Hospital Malang mengungkapkan, selama ini perilaku dokter AY tidak menunjukkan adanya kenaehan ataupun penyimpangan.

Dokter Forensik dan Medikolegal, dr Galih Endradita, Sp.FM, FISQua yang juga sekaligus Sub Komite Etika dan Disiplin Profesi Persada Hospital Malang mengatakan, dokter AY telah bekerja di Persada Hospital sejak tahun 2019.

"Jadi yang bersangkutan (AY) ini masuk sebagai dokter di Persada Hospital sejak tahun 2019. Tetapi sebelumnya, ia sudah bekerja di beberapa rumah sakit," jelasnya dalam konferensi pers, Jumat (18/4/2025).

Sebelum diterima bekerja di Persada Hospital, AY diharuskan menjalani beberapa tahapan tes, sama seperti penerimaan pegawai pada umumnya

"Tentunya, ada beberapa tahapan tes. Seperti psikotes maupun tahapan tes wawancara sesuai dengan standar kelaikan yang diberlakukan rumah sakit," tambahnya.

Dan selama itu pula mulai sejak diterima bekerja hingga akhirnya mencuat kasus ini, Persada Hospital Malang mengatakan, perilaku dokter AY tidak menunjukkan adanya keanehan ataupun penyimpangan.

"Menurut kami, perilakunya wajar (tidak menunjukkan adanya keanehan ataupun adanya penyimpangan)," terangnya. (*)

© Copyright @2025 LIDEA. All Rights Reserved.